Hae Joo menggeliat di balik selimutnya. Sinar matahari sedikit mengganggu tidurnya pagi ini. Perlahan Hae Joo membuka matanya. Jam di meja nakas menampilkan waktu pagi ini dan kedua mata itu melebar secepat dia melompat dari tempat tidurnya.
"Oh my god."
Sampai dengan napas yang memburu. Hae Joo mengambil udara untuk menenangkan paru-parunya. Masih ada satu menit lagi menjelang bel pertama. Hae Joo mengelus dadanya, dia harus berlari marathon dari rumah.
Dari gerbang Hae Joo dapat melihat BAP tengah berkumpul disudut lain lapangan. Di bawah sebuah pohon yang menghalangi lintasan sinar matahari. Daehyun berdiri sambil bersender pada batang pohon. Kedua tangannya ada dibalik saku celananya.
Sudut bibir Daehyun tertarik, Hae Joo membalasnya dengan senyuman singkat. Tenggorokannya terasa kering entah karena efek dari lari marathonnya atau karena dua belas pasang mata itu mengarah padanya. Hae Joo lantas mempercepat langkah menuju kelasnya.
Di pintu masuk gedung Hae Joo kembali bertemu Daehyun, tapi pandangannya pada kelompok BAP lain yang masih ada di bawah pohon itu. Daehyun menaikan kedua alisnya hingga saling berpaut satu sama lain.
"Kau tidak akan masuk kelas?" Daehyun menunjuk jam tangannya. Hae Joo pun kembali berjalan menuju kelasnya. Bersama Daehyun – garis bawahi, bersama Daehyun.
Mereka masuk kelas bersama dan itu cukup menarik perhatian. Pasalnya Daehyun dan saudara-saudaranya yang lain tidak bergaul dengan siswa manapun di sekolah ini. Bukan hanya itu masing-masing dari mereka memiliki fangirl di sekolah ini. Sepertinya Daehyun tidak menanggapi tatapan di sekeliling mereka.
"Err...bisakah kau berhenti menatapku dengan senyum anehmu itu terlebih semua orang memperhatikan kita."
Namja itu malah tertawa mendengar perkataan Hae Joo. Aura di sekitar sana menjadi tidak begitu menyenangkan. Hae Joo memutar kedua matanya mendapat respon dari Daehyun.
"Jung Daehyun!" desis Hae Joo.
"Wae?" Hae Joo membuang napas kesal. "Just ignore them, okay?"
"Good morning student~" Suara Mrs. Jo menyudahi percakapan mereka dan mengalihkan semua tatapan yang mengarah padanya. Tapi tetap saja Hae Joo masih dapat merasakan aura tidak menyenangkan di sekitarnya.
Hae Joo dan Gaeyon tiba di kantin lebih awal. Pandangan mata Hae Joo tertuju pada sebuah bangku kosong di pojok kantin. Biasanya jam seperti ini mereka sudah mengisi bangku itu. Tapi hari ini bangku itu terlihat kosong.
"Kau sedang apa?"
"Eoh? Ah, mencari tempat kosong."
"Disana saja." Gayeon menunjuk arah yang berlawanan dengan bangku di pojok itu.
Hae Joo hanya mengekor Gayeon tanpa sepatah katapun. Mereka mulai menyantap makan siangnya. Gayeon mengikuti arah pandang Hae Joo kemudian meletakan sumpit dan sendoknya dengan sedikit gertakan.
"Apa yang kau lihat?"
"Bukan apa-apa." Hae Joo melanjutkan makan siangnya.
Teriakan beberapa gadis mau tidak mau membuat Hae Joo menoleh pula. Empat orang namja dan dua yeoja berjalan memasuki kantin. Masing-masing membawa nampan makanan ke sudut ruangan itu.
Daehyun duduk menghadap Hae Joo dari situ Hae Joo menyadari manik mata namja itu kembali berubah. Kedua bola jenaka itu berwarna gold. Sesaat Hae Joo memalingkan matanya, berpikir dia salah lihat. Tapi untuk memastikan Hae Joo kembali menatap Daehyun. Kali ini mata itu berwarna cokelat kehitaman. Hae Joo merasa dirinya aneh dengan bayangan-bayangan yang dilihatnya.
Suasana kelas setelah makan siang masih sibuk dengan berbagai obrolan dan tidak jarang berupa gossip. Hingga guru astronomi mereka Sinwoo sonsaengnim masuk di pelajaran berikutnya. Semua anak bersorak sorai setelah mendengar rencana yang diutarakan Sinwoo sonsaengnim bahwa kelas mereka akan mengunjungi planetarium di minggu berikutnya.
"Kau tidak menyukai planetarium?" Daehyun mengejutkan Hae Joo yang asyik dengan pikirannya sendiri.
"Huh? Uh...anio, bukan itu."
"Kenapa kau tidak senang?" Tanya Daehyun lagi, suka dengan reaksi gugup Hae Joo.
"Choa, neomu choa." Daehyun terkekeh dengan jawaban spontan yang diberikan Hae Joo. Wajah yeoja itu bak kepiting rebus.
Planetarium yang mereka kunjungi untuk hari ini tidak begitu ramai karenanya mereka bisa lebih leluasa. Sinwoo sonsaengnim membagi kelasnya menjadi dua kelompok dan mereka mulai melihat berbagai macam bintang yang ada di planetarium tersebut. Masing-masing siswa di wajibkan membuat laporan setelah kunjungan ini selesai karenanya mereka semua focus akan apa yang di jelaskan pemandu masing-masing kelompok. Hae Joo bahkan mencatat sambil terus berjalan.
Kelompoknya sudah selesai lebih dulu sementara kelompok Daehyun masih di lantai atas melihat museum bintang. Hae Joo terlalu focus akan catatannya hingga tidak memperhatikan jalan yang dia lalui. Hae Joo tidak menyadari tangga yang di pijaknya dan dia terpeleset.
Seseorang memegang pinggangnya dan menahan Hae Joo yang jatuh ke pelukannya. Catatan Hae Joo terjatuh sementara dirinya sendiri terkejut akan apa yang baru saja terjadi. Tangannya tanpa sadar berpegangan dengan erat pada tangan penyelamatnya.
Setelah berhasil berdiri tegak Hae Joo mendongak memandang penyelamatnya. Matanya melebar menemukan siapa orang tersebut. Daehyun. Hae Joo melepaskan genggaman tangannya dan melihat kelompok Daehyun jauh dari tangga yang dia lalui.
"Kau disini?"
"Hati-hati dengan jalanmu. Kau bisa mencatat setelah kau ada di tempat yang aman bukan melakukannya di saat berjalan seperti tadi."
"Bagaimana kau bisa disini?"
"Sejak awal aku dekat denganmu."
Hae Joo menggeleng tidak percaya dengan yang dikatakan Daehyun, "Kau harusnya berterima kasih karena aku menyelamatkanmu bukannya bertanya kenapa aku ada disampingmu."
"Gomawo," sergah Hae Joo dengan cepat tapi pikirannya tetap tidak bisa mempercayai kecepatan Daehyun saat menolongnya. Daehyun melepaskan Hae Joo dan kembali pada kelompoknya. Hae Joo kembali pada kelompoknya dan menemukan Youngjae tengah menatapnya dengan tatapan tajam.
'Aneh.'
Pikir Hae Joo. Ada sesuatu yang mengganggunya tentang keluarga itu. Tentang BAP yang terlihat sempurna tapi menyimpan banyak misteri. Bagaimana bisa kulit seseorang sedingin es dan bagaimana bisa mereka begitu cepat. Tentang makanan mereka yang tidak mereka sentuh dan masalah tempat tidur di kamar Daehyun waktu itu kemudian bagaimana Daehyun selalu muncul di depannya tiba-tiba. Dan warna mata namja itu yang terkadang berubah tiba-tiba menjadi gold.
emlistMv4F
KAMU SEDANG MEMBACA
[Book 1] Everlasthing
FanfictionSejujurnya aku tidak tahu apa yang kulakukan pada sebagian besar waktu selama eksistensiku. Tetapi kau memberiku satu alasan yang pasti tentang eksistensiku. Kini kutahu waktu selamanya tak akan cukup bersamamu. Even so, Lets Start With FOREVER