Setelah cukup lama mencari akhirnya Daehyun menemukan rumah rahasianya. Rumah itu jauh dari ibu kota. Beberapa bagian telah runtuh karena kejadian malam itu namun Daehyun masih dapat menggunakan bagian lain dari rumah itu. Rumah itu dapat dijadikan persembunyian sebelum mereka kembali ke Seoul.
Daehyun bertemu dengan Yunho setelah kembali dari rumah itu. Sepertinya Yunho telah membuat sebuah rencana untuk membantunya keluar dari Matto. Daehyun mengajak Yunho bertemu dengan BAP kembali.
"Dia yang akan membantu kita untuk pulang." Ujar Daehyun.
Dia telah menjelaskan bahwa baik Raja maupun Ratu tidak akan membiarkannya hidup. Mereka pun pastinya tidak akan melepaskan BAP. Daehyun memberi tahu bahwa mereka ingin menarik BAP menjadi pasukan mereka jika saja BAP dapat dibujuk setelah dia tidak ada. Hal itu membuat semuanya bergidik ketakutan. Lebih baik mereka menghukumnya dibanding ikut bergabung menjadi pasukan, pikir BAP serentak.
"Daehyun," Yunho memanggilnya namun tidak mengatakan apa yang ingin dikatakannya. Mereka hanya saling bertukar pandangan beberapa saat. "Akan ada bulan purnama tiga hari lagi, Matto mengadakan pesta pada hari itu untuk menyambut bulan purnama. Kalian akan pergi pada hari itu. Krystal akan membawa kalian pergi."
Sepertinya tidak ada yang menyangka nama itu akan disebut dalam rencana mereka. Krystal tidak pernah bersatu dengan BAP maupun Hae Joo dan saudari-saudarinya. Yunho menyadari perubahan ekspresi tamunya.
"Aku mengerti ke khawatiran kalian, tapi aku tidak mungkin hanya menyelamatkan satu keponakanku saja kan?" Yunho kembali tersenyum tenang. "Perlu kalian ketahui, kepulangan kalian ini akan dirahasiakan. Mereka tidak akan tahu tentang ini."
Hae Joo mulai merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Daehyun berusaha tampak setenang mungkin di hadapan Hae Joo. Yunho menatap Hae Joo tepat di maniknya, "She has bright eyes. Well, maybe Daehyun didn't tell you about this to keep all of you save."
Yunho menatap Daehyun yang tidak berkata-kata, "I think it's better you know about this so you can protect your self."
"Daehyun?" Yongguk menatap Daehyun, begitu pun dengan BAP.
"Mereka telah menjatuhi Daehyun hukuman atas kesalahan-kesalahannya. Mereka mencoba untuk menggertak Daehyun agar menyetujui kesepakatan itu. Tentu saja mereka tidak akan melepaskan saksi dari semua kekacauan yang di sebabkan Daehyun," Yunho menatap Hae Joo. "Karena itu kalian harus segera pergi dari Matto atau tidak ada seorangpun dari kalian yang dapat pergi dari Matto."
Jemari Hae Joo mencengkram tangan Daehyun. Dia terlalu takut untuk membayangkan hukuman yang akan ditanggung Daehyun. Daehyun menyadari ke khawatiran itu, dia hanya dapat tersenyum untuk menenangkan Hae Joo.
"Aku kan mencoba mengalihkan perhatian Queen dan King sementara kalian menyusup keluar. Waspadai Jung's Guardian. Kalian tahu kan?"
Yongguk serta yang lain mengangguk. Posisinya tidak akan menguntungkan mereka jika harus melawan Yonghwa dan Seohyun sekarang ini. Terlebih mereka berada di Matto yang pastinya memiliki penjaga yang sangat kuat atau sama kuatnya dengan kedua Jung bersaudara itu.
Ketukan pintu membuat Daehyun geram setelah akhirnya dia dapat berduaan dengan Hae Joo setelah seharian ini mereka hanya menghabiskan waktu berdua sangat singkat. Pintu terbuka dan masuk sosok yeoja yang tidak asing lagi bagi Daehyun.
"Krystal?"
"I need to talk with her." Daehyun menatap Hae Joo ragu, terakhir kali Krystal dekat dengan Hae Joo membuatnya ada di Matto saat ini. "You don't mind?"
"Ya, tentu. Kau bisa keluar sebentar?" Hae Joo memandang Daehyun, mengutarakan katanya dalam pikiran – tahu bahwa Daehyun dapat mendengarnya. 'Kau bisa ada diluar sana, jika terjadi sesuatu kau dapat mendengar pikiranku. Kau setuju?'. Daehyun mengangguk setuju. Hae Joo mendorong Daehyun untuk pergi dan mempersilahkan Krystal untuk duduk. "Apa yang ingin kau bicarakan?"
"Soal Daehyun."
Krystal memperhatikan reaksi Hae Joo setelah mendengar nama itu. Mereka duduk dan saling bertatapan cukup lama tanpa ada yang bicara. Krystal menjulurkan tangan kanannya kemudian menyentuh dahi Hae Joo dengan telunjuk dan jari tengahnya.
"Aku harus menyegel ingatan ini jika tidak Daehyun akan tahu apa yang kita bicarakan."
Hae Joo terkejut, Krystal tahu jika Daehyun dapat membaca pikirannya. Tidak banyak yang tahu hal ini kecuali BAP. Krystal kembali duduk dengan angkuh. "Apa kau benar-benar mencintai Daehyun?"
Hae Joo menautkan kedua alisnya, "Kau pikir aku akan bersedia datang kemari?"
"Ku akui nyalimu besar" Krystal menimpali.
"Sudah sering kudengar," Hae Joo tersenyum. Ini pertama kalinya dia merasa Krystal tidak berbahaya.
Krystal menunduk dan megusap jari manisnya yang dulu sempat tersemat cincin. Hae Joo mengikuti arah pandangan Krystal. Dia merasa sedih dengan yang terjadi pada yeoja itu tapi Hae Joo tidak ingin menyesalinya.
"Ikatan kami mungkin sudah hilang," Krystal kembali menatap Hae Joo. "Tapi fakta bahwa Daehyun adalah pure blood tidak dapat diingkari, dia tidak dapat berikatan dengan siapapun."
"Daehyun membuatku menjadi Soulmate nya."
"Mungkin itu benar, namun Daehyun perlu membuatmu menjadi immortal. Ikatan itu sempurna jika kau menjadi immortal."
Hae Joo memflashback penjelasan Daehyun tentang ikatannya. Karena itu Hae Joo sedikit ragu dengan yang dijelaskan Krystal. "Kurasa Daehyun telah menjelaskan jenis ikatan kalian. Tapi dia melupakan sesuatu," Krystal menggantung kalimatnya.
"Apa?"
"Daehyun perlu membuatmu immortal, jika tidak saat kau tiada sebagai manusia maka Daehyun akan menghilang. Like a dust."
"Aku tidak mengerti."
"Singkatnya, kau mati maka Daehyun mati. Kau menjadi immortal maka Daehyun hidup."
Hae Joo masih kosong. Rasanya kalimat Krystal sangat sulit di cernanya. Dirinya perlu menjadi immortal jika ingin Daehyun tetap hidup atau dia akan menghilang seperti debu. Krystal memperhatikan Hae Joo yang berusaha mengulangi perkataannya dibenaknya.
"Saat kau menjadi immortal, kau akan seperti pure blood. Layaknya Daehyun yang memiliki denyut jantung dan aliran darah. Itu adalah bukti kalian memiliki ikatan soulmate bound." Krystal kembali melanjutkan. "Darahmu adalah kehidupan Daehyun."
"Kenapa kau memberitahuku semua itu?"
Krystal termenung, dia terlihat memilih jawaban. "Setidaknya itu yang dapat aku lakukan sebagai saudaranya padamu. I love him and I don't wanna lose him. Aku lebih baik melihatnya hidup dengan orang lain dari pada melihatnya pergi selamanya."
Sejak berbicara dengan Krystal dia menjadi pendiam. Daehyun perlu mengulangi perkataannya setiap kali dia berucap. Dia tahu Krystal mengunci ingatan Hae Joo tentang hal itu karenanya Daehyun merasa frustasi tidak dapat melihat apa yang ada dalam benak yeojanya ini.
"Mianhae, aku sedikit lelah hari ini."
"Arasseo, tidurlah." Daehyun memberi kecupan selamat malamnya dan mengantar Hae Joo tidur.
Dia menatap wajah itu yang mulai memejamkan matanya. Bagaimanapun caranya dia harus berhasil keluar dari matto. Dia harus mengeluarkan yeoja itu dari negeri berbahaya ini. Tidak ada jaminan jika Daehyun menerima hukuman maka Hae Joo akan baik-baik saja.
"Aku tahu kau disana." Suara Daehyun membuat sosok itu tersenyum.

KAMU SEDANG MEMBACA
[Book 1] Everlasthing
Fiksi PenggemarSejujurnya aku tidak tahu apa yang kulakukan pada sebagian besar waktu selama eksistensiku. Tetapi kau memberiku satu alasan yang pasti tentang eksistensiku. Kini kutahu waktu selamanya tak akan cukup bersamamu. Even so, Lets Start With FOREVER