Beberapa kali belakangan Hae Joo hanya menemui Zelo dan Yoorin. Tepatnya mereka berdua yang datang mencarinya. Beberapa kali juga mereka makan malam di rumah Hae Joo meskipun Hae Joo tahu mereka tidak menyentuh makanannya sama sekali dan hanya mengaduknya seolah mereka makan.
Keberadaan mereka kembali membuat Hae Joo merasa lebih baik. Tapi teringat akan kepergian mereka Hae Joo merasa kosong.
Suatu malam dikamarnya Hae Joo ditemani Yoorin. Dia duduk di sofa dan memandang Hae Joo yang gelisah dalam tidurnya. Hingga Hae Joo terbangun dengan tiba-tiba. Yoorin menghampiri dan duduk di tepi ranjang Hae Joo.
"Gwenchana?"
"Mimpi buruk," jawab Hae Joo dengan sedikit senyum yang dipaksakan. Beberapa malam Hae Joo memang diserang mimpi buruk.
"Tak apa, itu hanya mimpi. Tidurlah kembali."
Hae Joo mengangguk tapi tak bisa kembali terlelap. Yoorin bangun dan memandang keluar jendela Hae Joo, sudah biasa dibiarkan terbuka. Seseorang berdiri di bawah sana. Dibawah bayang-bayang malam. Yoorin bertatapan dengan makhluk itu. Yoorin tahu dia dapat mendengar pikirannya saat ini.
Pengumuman hasil ujian telah tiba. Masing-masing siswa menerima hasil ujian mereka. Gayeon melihat miliknya dan tersenyum senang sekaligus puas. Dia mendapatkan hasil sesuai keinginannya. Kemudian mencoba melihat hasil milik Hae Joo.
"Yoon Hae Joo kau memang jenius!" seru gadis itu usai melihat hasil milik Hae Joo. Keduanya dinyatakan naik tingkat.
Hae Joo melihat tempat duduk Daehyun yang kosong begitupun dengan tempat duduk Youngjae. Tidak heran dengan hal itu karena belakang kedua bersudara itu memang sering absen dari sekolah. Dengan alasan yang beragam. Tetapi Hae Joo mengerti mungkin mereka tengah menyiapkan kepergian itu.
Halaman sekolahnya diubah menjadi tempat pesta perpisahan yang meriah. Beberapa petugas menghias panggung dan jalan-jalan masuk dengan berbagai dekorasi dan bunga. Pesta itu akan bernuansa putih dan kuning. Meja-meja dan kursi-kursi ditata dengan sangat rapi di bawah tenda yang menaungi halaman. Pesta yang diusung pada tahun ini adalah pesta kebun yang diadakan di halaman sekolah.
Hanya tinggal beberapa hari lagi mereka berada di sekolah setelah itu akan melangkah pergi dari sekolah ini. Seperti halnya Rin Na. Mengingatnya Hae Joo sadar belum mengucapkan selamat atas kelulusannya.
Tepat saat itu dia menemukan BAP diantara para siswa kelas tiga yang saling berpisah. Hae Joo menghampiri mereka dan melambaikan tangan ketika Rin Na menoleh padanya. Yeoja itu langsung menghampiri Hae Joo begitu melihatnya. Diikuti dengan teman-temannya yang lain.
"Chukkae Eonnie."
"Gomawo," Rin Na memeluk Hae Joo. "Kami akan sangat merindukanmu."
"Aku juga," Hae Joo membalas pelukan Rin Na.
"Kau akan datang ke pesta perpisahan kan?" BAP mengadakan pesta perpisahan terpisah di rumah mereka. Tidak bisa benar-benar dikatakan pesta memang jika didalamnya terdapat agenda berburu singa liar atau rusa di lepas hutan sana.
Hae Joo tidak yakin. Dia takut itu pesta perpisahan terakhir dengan mereka. Rin Na menunggu jawaban Hae Joo atas pertanyaannya. "Aku tak tahu, eomma mengajakku kembali ke New York hari itu."
"Kau pergi?" Zelo jelas sangat terkejut dengan hal ini.
Hae Joo mengangguk. Dia belum pernah mengatakan hal ini pada siapapun. Tapi jika Daehyun mendengar pikirannya dia yakin namja itu telah mengetahuinya sejak jauh hari. Hari ini Hae Joo mendapat kesempatan berpamitan dengan mereka tapi tidak pernah bertemu dengan Daehyun.
"Kalian melihat Daehyun?"
Masing-masing dari mereka menghindari tatapan Hae Joo. "Dia sudah pergi lebih dulu saat kami kembali ke rumah. Mungkin dia tengah pergi berburu sebelum perjalanan." Yoorin menjawabnya dengan senyum yang sedikit dipaksakan.
"Aku tidak bisa menghubunginya, katakan padanya untuk menemuiku sebelum kalian pergi. Ada yang ingin aku bicarakan dengannya."
Mereka hanya mengangguk ringan. Tidak mereka katakan pun Daehyun pastinya sudah mendengar pesan tersebut. Masing-masing dari mereka tahu bahwa Daehyun tidak akan pernah bisa pergi. Dia pastinya mengawasi dari tempat persembunyiannya.
Daehyun menemui Hae Joo ke esokan harinya di waktu petang. Hae Joo terkejut sekaligus senang melihat Daehyun di kamarnya setelah beberapa hari ini namja itu tidak muncul dan dirinya dilanda mimpi buruk.
"Aku mendengar dari Zelo, apa yang ingin kau katakan?" ujarnya berbohong.
"Kau pastinya tidak ingin mendengar permohonanku untuk tetap tinggal. Eomma memintaku untuk kembali ke Manhattan."
"Lalu?" kata Daehyun dingin.
"Apa kau tidak bisa membawaku bersamamu?"
Hae Joo memohon dalam pikirannya. Berkali-kali hingga dirinya yakin Daehyun mendengar itu. Hal ini menjadi harapan terakhirnya mempertahankan Daehyun dengannya. Dia tidak ingin hubungan ini berakhir begitu saja. Hae Joo akui dirinya cukup egois namun dia tidak ingin kehilangan Daehyun.
"Aku tidak bisa." Perlahan Hae Joo membuka matanya dan menatap mata Daehyun. "Kau tidak bisa ikut bersama kami."
"Wae? Kau membawaku ke Matto, lalu mengapa?"
"Karena kau begitu merepotkan." Daehyun diam sejenak, memastikan Hae Joo mengerti dengan pesannya. "Kau hanya memperlambat kami. Kau membuat pekerjaan kami semakin rumit. Kau harus selalu membutuhkan perlindungan kami dan itu artinya kami mempertaruhkan eksistensi kami lagi."
"Tapi aku...."
"Apa kau belum mengerti juga?" Daehyun menghentikan kalimat Hae Joo dengan keras. "Aku sudah tidak menginginkanmu. Karena kau begitu merepotkan."
Hae Joo menunduk, mencoba mencerna kata demi kata yang diucapkan Daehyun. Tidak satupun perkataan Daehyun menjadi keraguan baginya. Selama ini dirinya memang menjadi penyebab bahaya bagi BAP hingga Daehyun harus mempertaruhkan nyawanya dan melawan keluarganya sendiri.
"Aku pergi." Daehyun mengambil satu langkah lebih dekat dengan Hae Joo kemudian mengelus puncak kepalanya. "Good Bye."
Hae Joo masih tertunduk saat Daehyun meninggalkannya sendirian. Tangisnya kembali datang meski sebelumnya Hae Joo mengira telah menghabiskan air matanya. Hatinya tercabik tanpa menyisakan sedikit ruang untuknya berdamai dengan keadaan ini. Tidak ada yang tersisa dari Daehyun. Namja itu membawa semua pergi bersamanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/86363865-288-k591404.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[Book 1] Everlasthing
FanfictionSejujurnya aku tidak tahu apa yang kulakukan pada sebagian besar waktu selama eksistensiku. Tetapi kau memberiku satu alasan yang pasti tentang eksistensiku. Kini kutahu waktu selamanya tak akan cukup bersamamu. Even so, Lets Start With FOREVER