Pertama-tama Nieky mau minta maaf telah menghilang cukup lama. No Excuse! But I'm really sorry J
Nieky baru bisa update sekarang. So, siapa yang udah nunggu Daehyun dan Hae Joo? Let's check them out....
Pesta perpisahan mungkin akan berlangsung sebentar lagi tapi tidak ada satupun dari mereka yang telah bersiap. Masing-masing hanya sibuk dengan kegiatan mereka. Meski begitu suasana rumah terasa sepi dan tidak menyenangkan. Bahkan kekuatan Himchan untuk mengubahnya tidak cukup menaklukan suasana hati sang pemilik rumah.
Para maknae tengah bermain game diruang keluarga. Suara mereka yang saling berseru sesekali mengagetkan saudaranya yang lain. Youngjae dan Yoorin menyibukkan diri dengan berbagai buku di perpustakaan pribadi mereka. Yongguk dan Hwayeon menghabiskan waktu mereka di studio. Kakak sulung itu tengah asyik dengan berbagai music yang dia buat sementara Hwayeon hanya menemaninya. Rin Na bermain catur dengan Himchan. Namja itu beberapa kali kalah dan mengeluh tetapi Rin Na selalu tahu cara mengatasi kekasihnya.
Dan dimana Daehyun?
Balkon rumahnya menjadi tempat favoritnya belakangan ini. Hampir setiap hari Daehyun tidak keluar rumah dan hanya berdiam diri dikamarnya menatap keluar sana. Setiap orang disana mengerti suasana Daehyun – setidaknya begitulah kata mereka. Tapi mimik di wajah Daehyun tidak pernah berubah – keras dan dingin.
Sesuatu terjadi pada Jongup. Dia menjatuhkan stik gamenya dan mengerjap kaget. Wajahnya yang memang pucat bertambah pucat. Zelo yang tengah bermain dengannya menatap heran. Detik berikutnya Youngjae dan Yoorin telah bergabung dengan mereka. Kemudian diikuti oleh saudaranya yang lain. Daehyun berdiri di tengah tangga.
"Tenanglah, apa yang kau lihat?" suara Yongguk menyapa Jongup lebih dulu. Disampingnya Youngjae terlihat sama kagetnya dengan Jongup.
"Sesuatu terjadi," kata Jongup pada akhirnya dengan napas yang tertahan. "Ini berkaitan dengan Hae Joo nunna."
Mendadak topik ini menjadi menarik bagi Daehyun. Matanya membelalak begitu mendengar nama Hae Joo diucapkan Jongup. Youngjae menatap Daehyun yang terserang gusar tapi dia menolak berbagi pikiran yang dilihatnya pada Jongup. Daehyun mendengus kesal.
"Kenapa dengan Hae Joo?" Yongguk sekali lagi berkata dan mengelus pundak Jongup yang tegang sejak beberapa saat lalu.
Akhirnya Jongup dapat rileks kembali. Dia menatap satu per satu saudaranya yang merasa khawatir. Paling lama Jongup menatap Daehyun dia mendesah.
"Aku melihat jalanan, mobil dan," Jongup berhenti. "Darah."
Yoorin, Hwayeon dan Rin Na terkesiap. "Hae Joo nunna kehilangan kedua orang tuanya hari ini. Keselamatannya juga dipertaruhkan," Jongup menyampaikan visinya dengan kata-kata yang dipilihnya. Berusaha tidak menyampaikan apa yang ada dalam visinya terlalu gamblang.
Semuanya seketika menoleh pada Daehyun. Ekspresi keras lagi-lagi yang ditunjukkan Daehyun. Rin Na menilai saudaranya yang satu ini pandai menyembunyikan perasaannya. Tanpa mengatakan apapun Daehyun berbalik dan melangkah pergi.
"Daehyun." Panggil Yongguk dan Daehyun berhenti pada anak tangga ketiga.
"Itu buka urusanku." Daehyun berujar, "lagi." Tambahnya, terlalu pelan untuk didengar yang lain.
Kemudian Daehyun melanjutkan langkahnya tapi terhenti karena seruan Zelo. "Kau yakin? Kau yakin akan membiarkannya? Untuk seseorang yang pertama kalinya dalam hidupmu memiliki arti penting lebih dari pada keluargamu dan lebih daripada kami. Untuk seseorang yang pertama kalinya dalam hidupmu kau cintai."
Dalam sekejap waktu Hwayeon telah berdiri disamping Daehyun. Mengambil sebelah tangan Daehyun dan menatapnya dengan lekat.
"Jauh didalam hatimu kau peduli padanya. Aku yakin kau juga tak bisa melepasnya. Kau ingin meninggalkannya karena berpikir dia akan bahagia dengan begitu tapi kau menyiksa dirimu sendiri. Jangan sampai hanya karena sebuah keinginannya untuk selalu bersamamu selamanya menjadi beban bagimu. Dia melakukan itu karena dia mencintaimu, kau hanya telalu takut untuk kehilangannya."
"Tidak lagi mendekat diam-diam," tambah Himchan.
Perkataan Hwayeon dan Himchan disetujui oleh yang lainnya. Daehyun memang tidak pernah terlihat oleh Hae Joo tapi namja itu selalu melihat Hae Joo. Jauh tanpa memperlihatkan dirinya. Pada waktu itu dia pikir hal ini cukup dan merencanakan akan tetap begitu untuk selamanya hingga yeoja yang dicintainya menua dan hilang ditelan usia. Tidak sekalipun dia berpikir Hae Joo akan mengalami hal buruk ini.
"Zelo, Yoorin dan Youngjae kalian pergilah ke rumah Hae Joo. Periksa apakah dia masih disana, jika ya cegah dia untuk pergi." Ketiganya mengangguk menerima perintah Daehyun. Dia melanjutkan, "Himchan hyung dan Yongguk hyung pergilah ke bandara. Rin Na nunna juga."
Kedua pasangan itu mengangguk dan tersenyum. "Jongup tunjukan padaku tempat yang ada dalam visimu itu. Nunna kau ikut kami," Hwayeon mengangguk. "Hyung boleh aku pinjam nunna?"
Yongguk tersenyum, dia mengangguk mengerti. Mereka yang pergi ke rumah Hae Joo dan bandara memiliki tugas menghentikan Hae Joo dari perjalanannya kemanapun itu. Dalam hitungan detik mereka telah pergi. Bahkan mereka enggan menggunakan mobil yang dinilai justru akan memperlambat perjalanan mereka untuk segera sampai di tempat yang mereka tuju.
Pemadangan luar jendela menjadi objek penglihatannya selama perjalanan ini. Beberapa kali pertanyaan kedua orang tuanya hanya di jawab dengan singkat oleh Hae Joo. Tuan Yoon dan istrinya mendesah bingung akan keadaan putri mereka.
"Aku baik-baik saja, appa."
"Kau yakin? Sejak berpisah dengan namja bernama Daehyun itu kau berubah."
"Ini tidak ada hubungannya dengan Daehyun," Hae Joo menyangkal. "Lagipula aku yang memutuskan untuk berpisah." Dia berbohong.
"Oh, kenapa?" kedua orang tuanya terkejut.
Hae Joo mendesah, "Hanya bosan."
Keduanya tahu bukan itu alasan puterinya tapi tidak bertanya lebih lanjut. Ada kalanya orang tua membiarkan putri mereka mengatasi masalahnya sendiri. Hae Joo kembali menatap keluar jendela, melihat jajaran pohon yang dilaluinya dia teringat pohon besar yang ada di dekat kompleks rumahnya. Dimana dia bertemu Daehyun delapan tahun yang lalu. Matanya yang jenaka yang terus diingatnya hingga pertemuannya kembali.
"Aku akan mengunjungimu di New York sesekali," Ujar tuan Yoon.
"Ne," jawab Hae Joo dengan singkat.
Lampu merah di depan membuat mobil mereka berhenti. Tidak banyak mobil yang melintas di persimpangan tersebut. Begitu lampu jalan berubah kembali menjadi hijau tuan Yoon memacunya kembali. Dari arah sampingnya melaju truk dengan cukup cepat dan menabrak bagian samping mobil hingga menyeret mobil tersebut beberapa meter ke samping.
Dalam perjalanan Daehyun merasa tubuhnya semakin melemah. Diantara keluarganya dalam hal ini BAP, Daehyun adalah vampire tercepat. Kecepatan Daehyun menurun drastis hingga dia mencari benda untuk menopangnya. Melihat hal itu Jongup dan Hwayeon menoleh heran dan kembali ke tempat Daehyun.
"Wae?"
"Aku rasa kita semakin dekat dengan Hae Joo," gumam Daehyun. "Tapi..."
"Kita harus sampai lebih dulu." Hwayeon memotong perkataan Daehyun. Tidak membiarkan Daehyun mengutarakan apa yang dirasakannya saat ini. "Jika kita lebih dulu sampai kita dapat mencegahnya. Ayo."
Jongup membantu Daehyun untuk berdiri. Dia terkejut tubuh Daehyun bergetar begitu hebat. Jongup sendiri pernah beberapa kali salah dalam penglihatan visinya. Maka karena itu dia berharap visi yang dilihatnya tadi juga salah.
Mereka sampai di tempat yang menurut Jongup ada dalam visinya. Tapi sesampainya mereka bertepatan dengan lampu jalan yang kembali menjadi hijau. Hal itu berlangsung cepat, cukup cepat. Hwayeon terkejut amat sangat. Daehyun ingin sekali menghentikan waktu. Sayangnya, dia tidak bisa menghentikan apa yang terjadi di hadapannya.
"Andwe!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Book 1] Everlasthing
FanfictionSejujurnya aku tidak tahu apa yang kulakukan pada sebagian besar waktu selama eksistensiku. Tetapi kau memberiku satu alasan yang pasti tentang eksistensiku. Kini kutahu waktu selamanya tak akan cukup bersamamu. Even so, Lets Start With FOREVER