Krystal merasakan dadanya terhantam sesuatu. Kemudian memandang cincin putih yang membalut jari manisnya dengan cantik. Dia menerka dengan sangat hati-hati tapi menolak untuk percaya. Kegelisahan Krystal tertangkap oleh Seohyun.
"Ada apa, sweety?" Seohyun bergabung dengan Krystal di sofa.
"Nothing, eonni." Krystal memasang senyumnya. Tetapi masih membuat Seohyun terlihat khawatir. "Dimana Oppa?"
"Dia pergi mengawasi orang itu."
Krystal mengangguk, "Apa yang akan kita lakukan padanya?"
Seohyun menatap Krystal dengan teliti. "Menyingkirkannya tentu saja, sweety. As always. Kita hanya perlu benda yang ada padanya." Seohyun tersenyum innocent seolah apa yang baru saja dikatakannya adalah hal biasa.
Jongin menemui Krystal di sekolah. Dia mendorong yeoja itu ke dinding dan menghimpitnya. Kedua pasanga iris merah itu saling bertatapan. Menyelidik satu sama lain, pembawaan Krystal yang selalu tenang tidak ayal membuat Jongin kesulitan untuk membacanya.
"Apa yang saudaramu lakukan?" Krystal masih bungkam. "Apa yang kau inginkan dariku?"
"Kita menginginkan hal yang sama," ujar Krystal. "Daehyun."
"Selain itu?"
"Kau menginginkan Hae Joo," jawab Krystal dengan santai yang semakin membuat Jongin kesal.
"Bukan yang kuinginkan, tapi kau." Tegas Jongin sekali lagi.
Mata Krystal menelusuri leher Jongin dan menatap sebuah benda berkilau dibalik kemeja namja itu. Kemudian kembali menatap Jongin, dia tersenyum dingin khas ala Krystal. Jongin cukup terguncang karenanya.
"Jika aku menginginkanmu?"
"You're kidding me." Jongin melepaskan Krystal dan pergi begitu saja tanpa mendapat jawaban berarti akan pertanyaannya sendiri. Pure blood selalu dapat berakting sempurna layaknya pertunjukan teater besar.
Krystal menyadari keberadaan Youngjae yang mengawasinya. Dia tersenyum pada salah satu warrior Daehyun itu. Sementara Younjae menatapnya dengan dingin. Youngjae tidak menghampiri Krystal begitupun sebaliknya.
Raut wajah Youngjae tidak menyenangkan bergitu dia bergabung di meja BAP. Dia tersenyum pada Yoorin yang menatapnya sedih. Seorang warrior tidak akan bisa menyembunyikan apapun dari pure bloodnya. Daehyun memandangnya datar yang dibalas pandangan yang sama.
"Hyung, kau tidak memakainya lagi." Celetuk Zelo.
"Huh? Oh...Ne." semuanya beralih memandang Daehyun.
"Chukkae," ungkap Zelo senang dan memberi wink pada Hae Joo.
Daehyun menelan kembali kalimatnya karena Hae Joo sudah lebih dulu mencubit Zelo meski berbalik menyakiti dirinya sendiri. Zelo berpura-pura tersakiti dan mengundang tawa semuanya. "Mereka benar-benar cocok." Ungkap Zelo.
"Dalam hal kekerasan." Lanjut Jongup yang kembali mengundang tawa. "Sepertinya akan lebih merepotkan dibanding Himchan hyung dan Rin Na noona."
Jongup mendapat satu pukulan dari Rin Na, yang satu ini benar-benar sakit. Zelo lebih beruntung, tentu saja Hae Joo kan lebih rapuh dari padanya. Zelo tidak mau ikut campur melawan wanita terkuat dalam keluarganya itu.
Daehyun dan Hae Joo berpapasan dengan Krystal. Tatapan yeoja itu sarat dengan kebencian. Hae Joo merengut bukan karena takut tapi perasaan bersalah. Krystal mengeratkan kepalan tangannya dan mengintimidasi Hae Joo dengan auranya.
"Aku perlu bicara," Daehyun menghadang pandangan Krystal.
"Aku tidak mau mendengarnya." Krystal melenggang pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Book 1] Everlasthing
FanfictionSejujurnya aku tidak tahu apa yang kulakukan pada sebagian besar waktu selama eksistensiku. Tetapi kau memberiku satu alasan yang pasti tentang eksistensiku. Kini kutahu waktu selamanya tak akan cukup bersamamu. Even so, Lets Start With FOREVER