Hae Joo memasuki lingkungan sekolahnya. Gayeon menyapanya di pintu gerbang dan mereka berjalan beriringan. Sebuah klakson membuat beberapa siswa menepi, sekelompok siswa turun dari SUV silver dan hitam metalik. Seorang namja diantara mereka beradu pandangan dengan Hae Joo.
"Ya! Kajja." Gayeon kembali merangkul Hae Joo dan menariknya.
Daehyun dan Youngjae datang diwaktu yang bersamaan. Hae Joo sempat melihat keduanya turun dari mobl yang sama. Daehyun hanya menyimpan tasnya di kelas lantas kembali keluar bersama Youngjae.
Sesuatu menggelitik rasa penasaran Hae Joo. Siswa yang turun bersama Daehyun dari SUV itu orang yang sama dengan yang duduk dengannya di kantin tempo hari. Hae Joo memadang lapangan dari jendela kelasnya.
Daehyun dan Youngjae serta dua namja lainnya tengah bermain sepak bola. Sementara dua orang yeoja duduk dipinggir lapangan memperhatikan mereka. Hae Joo memperhatikan kelompok siswa tersebut cukup lama dan menyadari mereka orang yang sama dari SUV itu.
Entah secara kebetulan atau apa Daehyun memandang ke arahnya. Hae Joo berbalik dan kembali ke bangkunya, menghindari pandangan Daehyun. Dibawah sana Daehyun tersenyum menatap jendela kelasnya yang terbuka.
Mata pelajaran Kimia mengharuskan mereka membentuk kelompok sebelum pergi ke laboratorium. Hae Joo mengambil undian teman kelompoknya, sebuah angka empat tertulis pada kertasnya. Seorang namja di pojok sana mengangkat kertas nomor empat yang sama.
Hae Joo menatap teman kelompoknya, Daehyun. Namja itu tersenyum padanya, sebuah kebetulan yang menarik. Setelah semua membagi kelompok mereka pergi ke laboratorium bersama-sama.
"Hari ini kita akan membedakan senyawa asam dan basa menggunakan kertas lakmus." Ujar Wobin sonsaengnim. "Seorang dari tiap kelompok silahkan mengambil alat dan sampel yang akan diamatinya."
Daehyun memberi isyarat agar Hae Joo mengambilnya. Hae Joo membawa beberapa sampel yang akan diuji dan lakmusnya. Dia kembali dengan empat sampel berbeda. Hae Joo meletakan semuanya di meja lab. Secara tidak sengaja Hae Joo menyenggol vial paling ujung dan vial kaca itu terjatuh.
Hae Joo tidak dapat mempercayai apa yang dilihatnya. Dalam hitungan detik vial itu sudah ada ditangan Daehyun. Hae Joo yakin Daehyun sedang menyiapkan plat kaca disebelahnya. Terlalu kaget dengan yang dilihatnya Hae Joo tidak dapat mengatakan apapun.
"Senyawa ini basa." Daehyun menyadarkan Hae Joo dari fantasinya barusan dengan menunjukan kertas lakmus yang berubah biru.
Percoban mereka berakhir, "Berikan padaku laporannya minggu depan dengan rincian dan alasan yang lengkap." Perintah Wonbin sonsaengnim.
Kelas Kimia itu berakhir. Semua kembali ke kelas namun ada beberapa yang langsung pergi beristirahat. Daehyun menyusul Hae Joo dan menghentikannya di ambang pintu kelas mereka.
"Kau ada waktu akhir minggu ini?"
"Uhm, wae?"
"Kita selesaikan laporan tadi di rumahku, hari sabtu." Gayeon menatap Hae Joo dan sama menunggu jawaban.
"Baiklah."
"Aku akan menjemputmu sorenya." Hae Joo menyetujui.
Daehyun menghampiri Youngjae yang telah menunggunya dan mereka berlalu. Gayeon menatap Hae Joo tidak yakin. Hae Joo menepuk pipi Gayeon dan melenggang pergi. Selama satu tahun lebih Daehyun menjadi siswa di sekolah ini namun tidak pernah sekalipun namja itu mengajak bicara orang lain selain Youngjae dan saudaranya yang lain.
Gayeon tersedak makanannya dan cepat-cepat mencari minuman. Hae Joo menyodorkan es jeruk yang segera dia tegak. Wajahnya terlihat lega setelah meloloskan makanan itu dari tenggorokannya. "Rumah Daehyun?"
Aku mengangguk mantap. Gayeon menatap sekelompok siswa yang baru saja melewati meja mereka. Hae Joo ikut memandang kelompok tersebut. Mereka terlihat bercanda satu sama lain.
"Tidak ada yang tahu dimana rumah namja itu, bahkan guru sekalipun. Sebaiknya kau jauhi Daehyun." Hae Joo menatap sekelompok namja itu dan pandangannya kembali beremu dengan Daehyun. "Mereka yang duduk disana orang yang aneh, terutama Daehyun."
Hae Joo tidak menunjukan tanda-tanda tertarik atau menyangkal pendapat Gayeon barusan. "Mereka tidak pernah berinteraksi dengan orang lain. Bahkan dengan guru. Tapi boleh diakui mereka memiliki penampilan yang luar biasa. Mereka semua bersaudara."
"Mereka bersaudara?" Gayeon mengangkat bahunya kemudian melanjutkan.
"Aku tidak tahu pastinya, kabar mengatakan mereka tinggal satu rumah. Diantara mereka Daehyun saudara paling tua."
Mau tidak mau Hae Joo jadi mengamati sekelompok siswa itu. Diantara mereka tidak ada satupun yang mirip dengan Daehyun. Terutama kedua yeoja yang menempel pada Youngjae dan satunya duduk di dekat Daehyun.
"Mereka punya dua saudara lain yang bekerja sebagai dokter dan pengusaha. Kau melihatnya tadi pagi."
Hae Joo memutar ingatannya tadi pagi yang bertemu Daehyun di gerbang sekolah. Dua SUV yang mengatar ke enam siswa yang duduk dipojok itu dikendarai dua namja yang lebih tua. Hae Joo mengangguk, setelah mengingat dua namja yang mengantar mereka.
"Kau pasti sudah tahu Youngjae. Dua namja yang lainnya adalah Jongup dan Zelo. Mereka yang paling muda dari yang lainnya, Zelo adalah namja yang paling tinggi itu. Sementara yeoja yang di sampingnya adalah kekasih Youngjae, Yoorin. Dia di kelas yang sama dengan Zelo."
Gayeon menghabiskan sisa jus strawberry nya. Sementara Hae Joo belum menyentuh makanannya sama sekali. Mata Hae Joo tertuju pada kelompok itu. Gayeon belum menyebutkan gadis yang ada di samping Daehyun.
"Yeoja itu saudara mereka juga?"
"Ne, dia adalah Rin Na. Ada yang mengatakan dia adalah kekasih Himchan, kakak kedua." Hae Joo masih tidak mengerti dengan ikatan saudara mereka. Gayeon mengatakan mereka bersaudara lantas kenapa kedua yeoja itu tinggal satu rumah dengan mereka.
Hae Joo baru saja menyadari Daehyun menatapnya. Serta merta Hae Joo mengalihkan pandangannya dengan muka yang merah, seolah tertangkap basah akan sesuatu yang memalukan.
"Mereka di sebut Best Absolute Prefect, BAP."
"Mereka bersaudara tapi tak ada satupun yang mirip dan juga yang mana saudara Daehyun dan mana yang bukan?"
"Semua namja itu adalah saudara Daehyun. Tapi para yeoja, aku tidak mengerti tapi mereka tinggal bersama dan banyak yang mengatakan mereka juga bersaudara. Entahlah, sepertinya mereka hanya saudara angkat saja."
Aku mengangguk mengerti. Kenapa aku sampai tidak berpikir bahwa mereka saudara angkat. BAP, Best Absolute Perfect. Daehyun kembali menatapku kali ini lebih lama dan aku baru saja menyaksikan bahwa matanya berubah menjadi emas. Tapi tiba-tiba kembali menjadi hitam.
Aku kembali berhalusinasi. Setelah menemukannya di kamarku kemudian gerakan cepatnya di laboratorium dan perubahan matanya tempo hari, terlalu banyak halusinasiku akan namja itu. Mereka semua memiliki kulit yang lebih pucat dari kebanyakan orang di sini tapi hanya Daehyun yang memiliki warna kulit yang sedikit lebih cokelat. Aku mengerjapkan mata beberapa kali saat mereka semua memandangku.
sblF|5F
KAMU SEDANG MEMBACA
[Book 1] Everlasthing
FanfictionSejujurnya aku tidak tahu apa yang kulakukan pada sebagian besar waktu selama eksistensiku. Tetapi kau memberiku satu alasan yang pasti tentang eksistensiku. Kini kutahu waktu selamanya tak akan cukup bersamamu. Even so, Lets Start With FOREVER