Mereka diperhatikan oleh orang-orang sekitar sejak mereka melangkahkan kaki masuk ke negeri Matto. Hae Joo pertama kali melihat negeri seperti ini. Bangunan didominasi oleh gaya Eropa dalam abad pertengahan. Sejak awal Daehyun tidak pernah melepaskan tangan Hae Joo. Yeoja itu pun lebih merapat pada Daehyun.
Mata merah mendominasi pada hampir semua penduduknya. Tentu mereka tertarik pada manusia yang dengan berani memasuki kawasan mereka. Entah bagaimana Daehyun melindunginya dengan auranya sendiri. Hae Joo juga merasakan kekuatan Himchan yang sedikit membuatnya rileks. Dia berterima kasih untuk hal itu.
"Kau takut?"
"Bagaimana denganmu?" Daehyun membalasnya dengan kekehan kecil. "Yah, sedikit. Terlalu banyak mata merah disini."
"Sudah seharusnya kau takut, little girl."
BAP berjalan mengelilingi mereka berdua. Himchan dan Rin Na disisi kiri dan Yongguk serta Hwayeon di kanan mereka. Yongjae dan Yoorin di hadapan mereka sementara Jongup dan Zelo di belakang mereka. Dengan hal itu Hae Joo merasa semakin aman.
"Mereka semua vampire?" Daehyun menggeleng. "Bagaimana bisa?"
"Banyak makhluk lainnya di Matto, bukan hanya vampire. Beberapa diantaranya werewolf dan pemakan darah lainnya tapi bukan dari jenis vampire."
"Mereka tahu aku manusia?" kali ini Daehyun tersenyum lebar.
"Baumu sudah tercium bermil-mil, baby."
"Mereka tidak akan menggigitmu sebelum melangkahi kami," Rin Na berujar.
"Well, thanks."
Mereka sampai di sebuah kastil tua. Hae Joo pernah melihat hal yang sejenis dalam film atau cerita dongeng. Kali ini dia melihat secara langsung bentuk kastil yang sering dia bayangkan saat kecil dulu. Dulu hanya sebuah cerita kali ini castle yang selalu dibayangkannya adalah rumah dari namjachingunya sendiri.
"Kalian bisa beristirahat lebih dulu sebelum bertemu King dan Queen. Para pelayan ini akan mengantar kalian ke kamar masing-masing," Krystal menjelaskan tapi tidak ada yang mengambil langkah lebih dulu sebelum Daehyun menyetujui hal tersebut. "Kau tahu letak kamarmu sendiri kan Brother?"
Mereka pergi ke kamar masing-masing setelah Daehyun mengiyakan. Raut wajah Krystal sedikit kesal karena Daehyun tidak mau berpisah dengan Hae Joo. Namja itu membawa Hae Joo ke kamarnya sendiri.
"Kau terlihat tidak begitu senang dapat kembali pulang."
"Satu-satunya hal yang membuatku senang itu adalah kau," Daehyun memeluk Hae Joo setelah mereka tiba di kamarnya. "Besok, jangan mempercayai apapun perkataan orang lain selain perkataanku."
"Wae? Orang yang akan kita temui adalah orang tuamu."
Daehyun menggeleng dalam lekukan leher Hae Joo. "Paman dan bibiku. Orang tuaku sudah meninggal berabad-abad yang lalu. Mereka orang tua Yonghwa hyung dan Seohyun nunna."
"Mereka bukan orang tuamu?"
"No, definitely not."
Ketukan pintu membuat mereka menghentikan pembicaraan. Daehyun yang membuka pintu untuk tamu yang menurutnya mengganggu itu. Krystal. Tentu saja. Siapa lagi di dunia ini yang mempunyai insting mengganggu yang lebih menyebalkan dari pada adik semata wayangnya ini.
"Oppa ingin menemuimu." Ucapnya, menengok sedikit ke dalam kamar dan menemukan Hae Joo yang memandangnya dengan tatapan ingin tahu.
"Arasseo," Daehyun menutup kembali pintu kamarnya dan kembali pada Hae Joo.

KAMU SEDANG MEMBACA
[Book 1] Everlasthing
FanfictionSejujurnya aku tidak tahu apa yang kulakukan pada sebagian besar waktu selama eksistensiku. Tetapi kau memberiku satu alasan yang pasti tentang eksistensiku. Kini kutahu waktu selamanya tak akan cukup bersamamu. Even so, Lets Start With FOREVER