Rumah itu bagaikan bangunan tua tanpa penghuni. Jelas sekali nampak menyeramkan setelah ditinggalkan bertahun-tahun lamanya. Bagian kanan bangunan itu sudah hancur dan menyisakan sedikit bagian kiri yang masih utuh. Jongup dan Youngjae telah mengangkat kain-kain putih yang menyelimuti seluruh perabotan dalam rumah tersebut.
Debu tebal melapisi lantai dan tangga. Dengan sengaja mereka tidak menyalakan pencahayaan agar tidak menarik perhatian. Youngjae tidak beranjak dari tempatnya didekat jendela. Mengawasi jalanan kecil dibalik hutan yang lebat. Menunggu anggota BAP lain yang masih belum bergabung dengan mereka.
Hae Joo terjatuh dan memecahkan sebuah vas kaca. Hwayeon lekas menghampirinya dan memeriksa Hae Joo apakah dirinya terluka. Mata Hae Joo terlihat tidak tenang meski tidak ada yang luka dari tubuhnya.
"Daehyun," ujarnya lirih. "Eonni kurasa terjadi sesuatu dengan Daehyun."
Yoorin membantu Hae Joo duduk disofa. Dia menenangkan Hae Joo dengan memeluknya. Youngjae tertarik dengan yang dikatakan Hae Joo. Bagaimanapun dia tahu Hae Joo dan Daehyun dapat berbagi sesuatu karena ikatan mereka.
"Daehyun akan baik-baik saja. Kita semua akan baik-baik saja." Hwayeon menenangkan semuanya.
"Benar, mereka akan kembali." Kali ini Rin Na bersuara meski nampak jelas dirinya kurang yakin dengan ucapannya sendiri. Dia hanya mencoba menenangkan diri bahwa Himchan baik-baik saja.
Pandangan Youngjae kembali ke luar jendela. Dia mendekat dan lebih mengamati jalanan itu. Kemudian dia menyadari ada kelompok orang yang datang. Youngjae dan Jongup bersiap di depan jendela.
Zelo dan Himchan muncul lebih dulu dari balik pepohonan. Jongup mendesah lega, dua saudaranya kembali dengan selamat. Namun dia tidak menemukan Yongguk dan Daehyun bersama mereka.
"Dimana Yongguk?" Hwayeon bertanya resah.
"Dia dibelakang kami." Ujar Himchan yang kemudian memeluk Rin Na.
"Kyaa!" Hae Joo tercekat saat melihat Yongguk menggendong Daehyun yang bersimbah darah.
Semua BAP lantas menahan napas dari aroma segar darah Daehyun. Pertama hanya Hwayeon yang berani menghampiri Yongguk. Kemudian mereka membaringkan Daehyun di sofa.
Napas Daehyun terdengar berat, kecil dan cepat. Hwayeon memeriksa luka di dadanya yang terbuka. Youngjae bertanya perihal yang terjadi pada Zelo dan Himchan. Mereka menceritakan semua yang dilihat mereka saat tiba disana.
"Aku tidak bisa menutup lukanya." Kemampuan Hwayeon tidak bekerja pada luka Daehyun. Luka itu tidak menunjukan adanya perubahan meski Hwayeon telah mencoba seluruh kemampuannya menyembuhkan luka.
Youngjae mendekat, "Luka yang disebabkan Artemis tidak dapat disembuhkan." Hae Joo mengernyit. Tidak mempercayai perkataan Youngjae. "Daehyun yang mengatakannya."
"Lalu apa yang harus kita lakukan, Daehyun?" Hwayeon mengutarakannya pada Daehyun namun pandangannya pada Youngjae.
"Tidak ada."
Hae Joo berlutut disamping Hwayeon dan menggenggam tangan Daehyun. "No, please. Daehyun please."
"Pasti ada yang bisa kita lakukan. Aku akan mencari tahu." Yongguk pergi dari ruangan itu.
Hwayeon masih menekan luka Daehyun dengan kain putih yang kini sudah berubah merah. Daehyun masih belum dapat membuka matanya. Yoorin memeluk Rin Na ketakutan. Sementara Jongup dan Zelo mengikuti Yongguk.
Kedatangan seseorang yang tidak diduga di rumah tersebut mengejutkan mereka semua. Krystal masuk dan menghampiri Daehyun yang masih terbaring. Air matanya kembali mengalir melihat keadaan Daehyun. Tidak satupun anggota BAP yang menghalangi atau pun menegurnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
[Book 1] Everlasthing
FanfictionSejujurnya aku tidak tahu apa yang kulakukan pada sebagian besar waktu selama eksistensiku. Tetapi kau memberiku satu alasan yang pasti tentang eksistensiku. Kini kutahu waktu selamanya tak akan cukup bersamamu. Even so, Lets Start With FOREVER