#39 Choice

34 5 1
                                    

"Andwe!"

Bagian samping mobil itu hancur tidak berbentuk. Dua penumpang dikursi depan tidak sadarkan diri dengan darah yang membanjiri kepala mereka sementara penumpang di kursi belakang terjepit kaki dan tangannya. Pelipisnya mengeluarkan banyak darah karena pecahan kaca. Supir truk yang menabrak mobil tersebut bergegas kabur dari perbuatannya.

Bau darah menguar di sekitar lokasi tersebut hingga menusuk tiga orang yang berdiri tidak jauh dari sana. Ketiganya langsung mematung di tempat akibat bau yang menggoda penciuman mereka. Yeoja diantara mereka yang lebih dulu mengendalikan diri dan menghampiri tempat kejadian.

"Dia masih hidup," ujarnya pada kedua namja yang masih belum beranjak di tempatnya. "Tapi tidak kedua orang tuanya."

Dia memang masih hidup. Masih bernapas setidaknya saat ini. Daehyun tahu itu, dia dapat mendengar detak jantung yang sangat lemah dari dalam kendaraan tersebut. Dalam kecepatan kilat Daehyun sendiri telah berdiri disamping Hwayeon.

"Kita selamatkan Hae Joo sekarang!"

Hwayeon melihat banyak kerusakan dalam tubuh Hae Joo. Kaki yeoja itu patah dan tulang lengannya retak. Jika Hae Joo sembuh maka Hwayeon yakin yeoja ini tidak akan bisa berjalan lagi. Dia juga menderita pendarahan di bagian lambung yang cukup parah. Bahkan beberapa pecahan kaca masih menempel dikulitnya yang mulus. Luka di pelipisnya tidak terlalu fatal tetapi mengalami benturan cukup keras. Dari keseluruhan Hwayeon menyimpulkan yeoja itu tidak akan selamat. Kemampuan Hwayeon sebagai Healer tidak diragukan lagi. Matanya dapat melihat hingga ke rongga dalam tubuh orang lain. Tetapi dia ragu dapat menyelamatkan gadis itu saat ini.

Kekuatan Daehyun menghancurkan bagian mobil yang menjepit Hae Joo. Tubuh lemah gadis itu dalam sekejap telah ada dalam dekapan Daehyun. Gelap dan hening. Daehyun tidak dapat membaca apa yang ada dalam pikiran Hae Joo. Hanya detak jantungnya yang lemah yang terdengar oleh Daehyun hingga saat ini.

"Kita bawa dia ke rumah sakit sekarang," seru Hwayeon. "Daehyun." Panggil Hwayeon yang menemukan namja itu tidak bergerak seinchi pun dari tempatnya.

"Dia akan baik-baik saja?" pandangan Daehyun lekat pada Hae Joo. Hwayeon berbalik dan meraih pundak Daehyun. Dia tahu apapun yang akan dilakukan mereka tidak akan ada gunanya tapi Hwayeon tidak sanggup mengatakan hal itu.

"Hyung," panggil Jongup yang terduduk di bawah sebuah pohon. Hwayeon menghampirinya dan sadar bahwa maknae itu melihat visi yang lain. "Bawa dia ke rumah."

"Kemampuanku tidak berlaku pada manusia," jelas Hwayeon yang hanya Healer satu-satunya diantara mereka.

Tubuh lemah itu terbaring di tengah ruangan dalam sebuah tempat tidur kecil. Kakinya membiru begitupun dengan lengannya sementara kepalanya mengalir deras darah merah yang kental. Sembilan orang mengelilingi tubuh tersebut.

"Apa yang harus dilakukan?" tanya Rin Na yang sudah diam sejak yeoja itu di bawa kerumahnya.

"Dia tidak akan selamat," jawab Hwayeon. "Meski kita membawanya ke rumah sakit, dia tak akan bertahan lama. Tak ada cara untuk menyembuhkannya." Daehyun terlihat menderita. "Kecuali..."

Baru kali ini Daehyun mengangkat wajahnya dan menatap Hwayeon. "Kau merubahnya."

Youngjae dan Yoorin ada di sudut ruangan. Namja itu memeluk Yoorin yang gemetar menahan rasa hausnya. Kedua maknae juga tak tahu apa yang harus dilakukannya. Mereka semua menunggu, menunggu sebuah keputusan.

"Aku tidak tahan, mianhae Daehyun-ah." Himchan melenggang pergi dengan Rin Na. Bau darah memang pertama kalinya menguar sepekat itu di rumah mereka.

"Kita pergi?" tawar Yoorin pada Youngjae. Dia mengangguk dan mengikuti Himchan serta Rin Na keluar ruangan.

"Tak ada cara lain untuk menyelamatkannya Daehyun, cepat ubah dia sebelum terlambat." Bujuk Hwayeon dengan lembut.

"Bukankah kau ingin menyelamatkannya? Ini satu-satunya cara untuk menyelamatkannya, sekarang lakukanlah." Yongguk ikut membujuknya.

"Hyung, kondisinya semakin lemah."

Setiap orang membujuknya namun Daehyun tidak dapat melakukan apapun. Peralatan Yongguk di ruangan itu yang menopang kehidupan Hae Joo. Daehyun berdilema antara prinsip dan cintanya. Mereka semua benar tapi Daehyun butuh waktu untuk memikirkannya. Hanya saja apakah jantung lemah itu akan memberinya waktu.

"Daehyun, dia adalah dongsaeng yang aku sayangi juga. Apa yang kau tunggu?" Hwayeon kali ini benar-benar memohon.

"Jika ada cara lain, aku ingin sekali menghindari ini Nunna."

Youngjae dan Yoorin kembali ke ruangan tersebut. Segera menahan napas begitu bau darah itu semakin menggodanya. Youngjae mendekat pada Daehyun, "Mungkin kau harus bertanya pada orang yang lebih tahu."

Suara langkah yang ringan dan anggun mendekati ruangan tersebut layaknya sebuah tarian yang menawan. Seorang namja bermata silver memasuki ruangan tersebut diikuti seorang yeoja bersurai panjang.

"Hyung." Daehyun terkejut melihat Yunho ada di sini.

"Apa kabar Daehyun?"

"Aku memanggil Yunho kemari untuk membujukmu kembali ke Matto, tanpa tahu ada kejadian seperti ini."

[Book 1] EverlasthingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang