#9 Vampire

48 5 0
                                    


Hae Joo berjalan dengan cepat melewati koridor demi koridor. Dia sampai di tempat yang di tujunya – kelasnya sendiri. Matanya langsung menangkap sosok yang di carinya kemudian langsung menghampiri orang tersebut.

Daehyun mendongak memandang Hae Joo wajahnya tersenyum ceria tapi kemudian ekspresinya berubah kelam. Rahangnya mengeras. Bukan hanya itu, sekarang ini Daehyun bahkan membatu di tempatnya dengan terus memandang Hae Joo.

Namja itu menarik lengan Hae Joo dan membawanya keluar dari kelas. Daehyun tidak mempedulikan semua mata yang sekarang tengah memandang mereka berdua terutama tatapan sepasang mata yang sejak awal memperhatikan Hae Joo. Seperti halnya Daehyun tadi orang itupun mematung di tempatnya.

Hae Joo menarik dengan keras tangannya saat mereka sampai di atap sekolah yang sepi. Bel masuk telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Daehyun masih membelakanginya. Hae Joo mengelus pergelangan tangannya yang tadi di tarik Daehyun.

"What are you?" tanya Hae Joo hampir menyerupai bisikan.

Daehyun membalikkan badannya dan menatap Hae Joo. Yeoja itu membulatkan matanya karena terkejut. Iris mata Daehyun berwarna emas saat ini. Daehyun mendekat ke arah Hae Joo dan yeoja itu mengambil langkah mundur.

"Apa maksudmu?"

"Kau tahu apa maksudku." Ada getaran dalam suara Hae Joo saat menjawabnya membuat Daehyun menyeringai.

"Kau takut?"

Hae Joo berhenti dan menatap Daehyun yang terus mendekat. Jantungnya berdetak dengan sangat keras. Adrenalin di tubuhnya berpacu sangat cepat. Tanpa melepaskan pandangannya dari Daehyun, Hae Joo diam-diam menelan ludahnya.

"Anio." Hae Joo mengambil langkah maju mendekat pada Daehyun. "Katakan siapa kau sebenarnya?"

"You know me. Kenapa kau tidak katakan apa aku ini?"

Tanpa gentar Hae Joo menatap mata Daehyun, "Something immortal?" Daehyun merasa bibirnya tidak dapat menahan senyuman lebih lebar. "Aku ingin mendengarnya dari mulutmu." Daehyun memandang Hae Joo dalam dan sangat lama.

"I'm a Vampire."

Sebagian dari dirinya menolak untuk mendekat dan sebagian yang lain menuntutnya untuk mendekat pada namja itu. Hae Joo menuruti hatinya dan berjalan mendekat hingga dia benar-benar tepat ada di hadapan Daehyun.

"Katakan sejujurnya, delapan tahun yang lalu kau yang menolongku dari kecelakaan itu?"

Daehyun bisa merasakan deru napas Hae Joo di dadanya. Jarak diantara mereka hanya beberapa centi saja saat ini.

***

Pertanyaanku masih menggantung. Daehyun sama sekali tidak bergerak dari tempatnya. Napasnya meniup puncak kepalaku. Aku dapat merasakan detak jantungnya saat ini yang tak kalah cepat dengan detak jatungku.

"Ya."

Aku menghembuskan napas lega. Mengetahui fakta itu membuatku sedikit senang aku tidak tahu kenapa. Kami sama-sama tidak bergerak, tetap diam dalam posisi kami saat ini. Banyak sekali pertanyaan yang ingin aku ajukan padanya tapi aku bingung harus memulainya dari mana.

"Dari sesuatu yang ingin kau ketahui, itu hal pertama kau tanyakan."

Aku mendongak dan menatapnya yang juga sedang menatapku dengan iris emasnya. Dia bisa membaca pikiranku. Sejak awal dia bisa membaca pikiranku. Seolah menjawab hal tersebut Daehyun mengangguk dan tersenyum.

"Berapa tahun usiamu?"

Daehyun terkekeh. "Dari banyaknya pertanyaan dan kau penasaran dengan usiaku?"

[Book 1] EverlasthingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang