#16 She Is Mine

51 4 0
                                    

Kelas Hae Joo mengadakan sebuah perjalanan ke Busan. Sayangnya Daehyun tidak ikut dalam perjalanan tersebut. Namja itu beralasan pergi berburu dengan keluarganya. Gayeon merangkul Hae Joo yang terlihat kurang bersemangat.

"Apa kau sedang bertengkar dengan namjachingumu?" goda Gayeon.

"Jangan sembarangan!" Hae Joo menghempaskan tangan Gayeon dan masuk ke dalam bis dengan kesal.

Jongup berpatroli di bagian barat wilayah mereka sementara Youngjae dan Yoorin pergi ke timur. Tepat disiang hari semua BAP telah berkumpul di ruang keluarga kecuali Daehyun. Hwayeon memeluk Yongguk penuh kekhawatiran dan namja itu tersenyum serta menenangkan.

"Apa kau melihat yang akan dilakukan namja itu?"

Jongup menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan Youngjae itu. Ini sudah hampir seminggu sejak Jongup melihat visi pure blood seorang namja. Namun mereka tidak melihat pure blood lain di daerah ini kecuali Krystal. Jongup memastikan Krystal tidak terlibat dengan pure blood yang satu ini.

"Dia menginginkan darahku."

Kehadiran Daehyun secara tiba-tiba cukup mengejutkan mereka semua. Daehyun datang terlalu diam sehingga tidak disadari kedatangannya. Namja itu berdiri menatap halaman belakang rumah mereka.

"Darahmu?"

"A half blood prince. Dia dilahirkan dari seorang ibu manusia namun ayahnya immortal. Namja itu dari kerajaan XOXO." Daehyun mengingatkan Yongguk kerajaan yang pernah mereka kunjungi satu abad yang lalu. "Darahku akan menyempurnakan eksistensinya."

"Apa dia sangat kuat Hyung? Kuat siapa dengan Yongguk Hyung dan Kau?" Zelo mengajukan kekhawatirannya.

"I'm not sure. But he is really strong." Daehyun menerawang.

"Jika dia memang menginginkan darahmu maka jangan temui dia." Zelo kembali bersuara sementara yang lain masih diam dalam posisi masing-masing.

Hae Joo mengambil beberapa foto di pantai, namun dia menolak ajakan Gayeon untuk berenang. Dia membiarkan Gayeon bersenang-senang dengan Minsuk dan pergi berjalan disepanjang pantai. Beberapa kali dia mengangkat kameranya dan membidik objek yang menarik.

Hae Joo terlalu jatuh cinta pada pemandangan yang luar biasa itu. Entah sudah berapa banyak foto yang diabadikannya. Tanpa disengaja dia bertabrakan dengan seseorang yang juga memegang kamera.

"Maaf, saya tidak sengaja. Sungguh saya minta maaf." Hae Joo berulang kali mengatakan kalimat itu.

Orang itu seorang namja, perawakannya lebih tinggi dari Hae Joo. Rambutnya pendek dan kecokelatan ditutupi sebuah topi hitam. Kulitnya pucat namun masih sedikit berwarna – mirip Daehyun, batin Hae Joo. Mantel hitamnya menarik perhatian Hae Joo karena dia mengenakannya di cuaca yang cukup terik meski sudah memasuki musim gugur.

Kamera namja itu terjatuh dan Hae Joo membantu mengambilkannya. Beruntung kamera itu tidak mengalami kerusakan ataupun cedera. Jari Hae Joo sempat bersentuhan dengan namja itu, Hae Joo seperti menyentuh balok es yang sangat dingin.

"Gwenchana." Ujarnya dengan sebuah suara yang khas. Mata mereka sempat bertemu, hal itu mengejutkan Hae Joo. "Sweet," gumam namja itu.

"Ye?" Hae Joo kembali pada kesadarannya.

"Bukan apa-apa. Maaf ya, permisi." Diapun berlalu. Dari kejauhan Gayeon memanggil Hae Joo, pikirannya pun teralihkan.

Hae Joo menyimpan semua barangnya disofa, membuka pakaiannya dan bersiap untuk membersihkan diri. Tangan Hae Joo berhenti di kancing ke tiga pakaiannya. Dia berbalik, dengan senyum mengembang Daehyun bersender di tempat tidurnya.

[Book 1] EverlasthingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang