Dua orang remaja pria berseragam putih abu-abu tampak sedang menikmati semangkok bakso di sudut kantin yang mulai terlihat sepi, hanya terdapat dua tiga anak seusianya yang masih asyik nongkrong juga, tidak jauh dari posisi mereka berada.
"Den, setelah lulus elo mau ngelanjutin kuliah kemana?" Tanya Dody santai, sambil menuangkan dua sendok sambal ke mangkuk bakso miliknya.
"Aku sendiri masih bingung Do, mau ngelanjutin ke universitas mana." Jawab Deny jujur.
Dody terdiam sesaat, sampai dia menjentikkan jarinya ke udara dengan penuh semangat.
"Gimana kalau elo ikut gue aja ke rumah Om gue yang tinggal di Bandung. Kita ngelanjutin kuliah di sana, dengan begitu lo sama gue gak perlu pusing mikirin tempat buat ngekos, yang pasti juga menghemat pengeluaran elo ama gue tentunya." Usul Dody santai, sambil meminum es tehnya.
"Tapi Do, aku kan cuma orang luar. Kalo kamu sih jelas masih ada hubungan keluarga dengan mereka," ucap Deny lagi merasa tak enak.
"Tenang aja Den, Tante ama Om gue baek kok, mereka juga sangat terbuka. Gue berani jamin, elo gak bakalan di kucilin deh selama tinggal di sana," ucap Dody lagi meyakinkan Deny.
"Gimana lo mau ikut gue nggak, seenggaknya gue ada temen di sana." Bujuk Dody lagi.
"Akan aku usahakan Do, yang pasti aku mesti ijin dulu dengan ibu," jawab Deny sedikit ragu.
"Yups, gue tunggu kabar dari elo secepatnya." Jawab Dody senang, sambil meneruskan kembali acara makannya.
+++++
"Bu Deny berangkat dulu ya bareng Dody," pamitnya dengan nada sopan, pada wanita setengah baya yang di panggilnya ibu.
"Hati-hati membawa diri di tempat orang nak, ibu akan selalu mendoakanmu." Ucap Rizmah lembut, sambil mengusap bahu anak lelakinya pelan.
"Iya bu, Deny akan selalu mengingat hal itu, Assalamualaikum." Ucap Deny. Pemuda itu lalu mencium punggung tangan ibunya.
"Walaikum salam," balas ibunya kemudian.
Rizmah, wanita sederhana yang telah lama hidup sendiri dari hasil membuka toko pakaian dan usaha laundry, yang mulai di jalaninya setelah kematian suaminya 2 tahun lalu, akibat penyakit jantung yang telah lama di deritanya, hanya dapat menatap sedih putra semata wayangnya yang melangkah menuju ke arah Dody yang sudah bersiap di dalam mobil beserta sang supir yang akan mengantar mereka menuju Bandung.
Mobil pun mulai melaju meninggalkan Rizmah yang terus berdiri terpaku di depan pagar rumahnya. hingga bayangan mobil tersebut perlahan menghilang dari pandangan mata Rizmah.
TBC
Cerita ini kupublish ulang dengan sedikit perubahan di beberapa part, terutama part akhir.
Selasa 19/06/2018
Pkl. 02.01 WIB
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan pergi (End)
RomanceSebagian alur ceritanya gue rombak, nggak jadi sad ending. Ternyata gue nggak bakat bikin cerita model begituan.