"Minum dulu Ka," ucap Deny lembut, pemuda itu menyerahkan satu cup berbahan karton berisi coklat panas, langsung ke tangan Rika."Terimakasih," jawab Rika datar, ia mencecapnya sedikit melalui sedotan tipis berwarna coklat gelap, sebelum meletakkannya di
tempat khusus untuk menaruh gelas yang menyatu dengan dashboard.Deny sedikit heran memandang wanita yang tengah duduk di sampingnya ini, tidak ada emosi sedikitpun di garis wajahnya, Rika terlihat biasa-biasa saja, walau beberapa menit lalu ia telah menyaksikan perselingku-han suaminya dengan perempuan lain.
Atau mungkin Rika hanya berpura-pura terlihat tegar, untuk menutupi perasaan dia yang sebenernya.
"Kamu mau langsung kuantar pulang Ka?" tanya Deny hati-hati. Saat ini mereka masih berada di dalam mobil yang terparkir di depan minimarket 24 jam.
"Kak Deny, boleh aku menginap di rumahmu malam ini?" ucap Rika balik bertanya.
"Kamu mau menginap di rumahku?!" ulang Deny kaget.
"Kenapa? Kak Deny keberatan," tanya Rika dengan nada datar, wanita itu bahkan dengan berani menatap langsung mata Deny.
Rika menghela napas, saat menyaksikan Deny yang tak merespon, lelaki itu hanya diam menatap kemudi.
"Baiklah, Rika mengerti. Rika akan mencari penginapan. Terimakasih sudah menemani Rika hari ini, selamat malam," ucap Rika sambil membuka handle pintu mobil Deny.
Deny yang tersadar kembali menatap Rika, sontak Deny menahan pergelangan tangan wanita di sampingnya.
"Kau boleh menginap di rumahku, maaf jika kelambatan responku tadi telah membuatmu tersinggung," putus Deny sedikit tidak enak, yang hanya di balas senyuman tipis oleh Rika. Lelaki itu kembali menjalankan laju kendaraaannya, meninggalkan area parkir yang hanya menyisakan mobil miliknya, dan satu lagi kendaraan roda dua yang masih terparkir di sudut kiri pintu masuk.
"Kamu istirahat dulu Ka, ini sudah larut," ucap Deny yang terlihat mulai mengantuk. Pemuda itu bahkan sempat menahan kuap beberapa kali.
"Kak Deny istirahat saja, aku masih ingin di sini." jawab Rika masih dengan nada suara yang sama.
"Kamu nggak pa pa ku tinggal sendirian?"
"Nggak pa pa," jawab Rika sambil tersenyum geli, sedikit lucu mendengar pertanyaan Deny tadi, seolah dirinya adalah anak berusia 4 tahun yang bisa terkena bahaya jika di tinggal sendirian.
"Kenapa Ka?" tanya Deny heran, "ada yang aneh dengan pertanyaan ku tadi." Ucapnya lagi.
"Enggak, ish Kak Deny orangnya terlalu perasa banget deh," jawab Rika pura-pura kesal.
Deny menggaruk tengkuknya yang tak gatal, sedikit malu akan reaksi dirinya yang agak berlebihan.
"Baiklah kalau begitu, selamat malam Ka." pamit Deny pelan.
"Malam," jawab Rika singkat, tanpa mengalihkan pandangan matanya dari layar kaca.
Cukup lama Rika bersantai di ruang tamu sambil menonton tayangan film, sampai rasa kantuk perlahan mulai datang menjemputnya, wanita itu akhirnya memutuskan untuk beristirahat di kamar tamu yang telah di siapkan Deny untuknya, setelah mematikan televisi terlebih dahulu.
+++
Dody terduduk di sudut lantai kamarnya yang tampak gelap, beberapa benda nampak tergeletak dengan rupa yang sudah tidak berbentuk. Lelaki itupun meremas rambutnya Frustasi, terlebih saat mengetahui Rika tidak pulang ke rumah mereka.
"Aaaarrrgh ... Apa yang harus kulakukan, Rika pastinya akan semakin membenciku!" Teriaknya penuh rasa Frustasi.
Lelaki itu bangkit dari duduknya saat terfikirkan sesuatu, praduga yang memenuhi kepalanya saat ini jelas semakin menambah kadar keresahan Dody, terlebih lagi saat membayangkan wanita yang di cintainya kini tengah berada dalam rumah lelaki yang sejak dulu menjadi pengisi ruang kosong di hati wanitanya, hal itu jelas menimbulkan amarah dan rasa cemburu di benak Dody, dan Dody yakin sekali kalau Rika malam ini benar berada di kediaman Deny, sahabatnya. Hal itu sontak memberi rasa kejut dalam hati Dody, membuatnya langsung bangkit dan bergegas menuju kediaman Deny yang hanya berjarak beberapa langkah dari rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan pergi (End)
RomanceSebagian alur ceritanya gue rombak, nggak jadi sad ending. Ternyata gue nggak bakat bikin cerita model begituan.