part 34

2.6K 139 11
                                    

Dody tersenyum senang mendapati Rika dan Deny yang berkunjung ke rumahnya.

"Silahkan masuk Den," ucapnya antusias, setelah membukakan pintu untuk mereka berdua.

Cindy segera menghidangkan beberapa cangkir teh beserta kudapan di atas meja, sebelum duduk di sebelah Dody yang masih asyik berbincang dengan tamunya.

Mereka berempat tanpak akrab, sesekali perbincangan di antara mereka di selingi gelak tawa, terlebih saat membicarakan masa putih abu-abu mereka dulu.

"Tidak terasa sudah tiga jam lebih kita mengobrol, kalau begitu kami pamit dulu Do," ucap Deny dengan tawa renyahnya.

Cindy dan Dody mengantar kedua calon pengantin itu hingga ke teras depan. Sebelum pamit Deny sempat menyerahkan kartu undangan pernikahan yang langsung di sambut Cindy dan Dody penuh suka cita. Tanpa mereka sadari, seseorang memperhatikan tingkah laku mereka dengan sorot tajam dan penuh kemarahan, dari balik kaca mobil yang terparkir tepat di sebrang rumah Dody.

"Sayang aku mau pergi nge-gym sebentar yah," pamit Dody tidak lama setelah kedua tamunya pergi.

"Iya sayang," jawab Cindy santai, sambil sibuk membereskan cangkir dan piring kotor ke nampam yang di pegangnya.

Tidak lama setelah Dody pergi, wanita yang sejak tadi mengintai di balik kaca mobil sedannya, bergegas menghampiri rumah tersebut.

Memperhatikan sejenak keadaan di luar, sebelum membuka perlahan pintu yang kebetulan tak terkunci itu dengan hati-hati. Mata wanita muda itu nampak waspada mengintai keadaan sambil mencari sesuatu, hingga pandangannya jatuh pada selelembar kartu undangan berwarna silver yang tergeletak di atas meja tamu. Dengan gerakan tergesa ia membukanya, ekspresi kemarahan langsung terpancar di sana. Tanpa membuang waktu, dia
segera memotret isi kartu tersebut melalui kamera ponsel miliknya. Merapikan-nya kembali dengan cepat, sebelum beranjak pergi dari ruang tamu tersebut.

Cindy yang saat ini berada di dapur, nampak sedang mencuci cangkir dan piring kotor bekas tamunya tadi, tidak menyadari seorang penyusup yang mendatangi ruang tamunya beberapa saat lalu, wanita itu bahkan terlihat santai sambil bersenandung kecil di dapur mininya tersebut.

+++

Menjelang hari H:

Acara ijab kabul di lakukan secara sederhana di kantor KUA, sebelum resepsi pernikahan yang akan di laksanakan di sebuah gedung, yang sudah di pesan Deny sejak dua bulan lalu.

Di gedung KUA sudah nampak kedua orang tua Rika, Dody beserta sang istri, juga kedua sepupunya yang lain.

Deny memeluk pinggang wanita yang sudah menjadi istrinya dengan mesra, ketika menuruni anak tangga menuju ke salah satu mobil sedan, yang sudah di hias dengan pita putih dan rangkaian bunga di bagian depan dan belakang mobil.

Dengan sigap Deny membukakan pintu mobil untuk istrinya, baru saja Deny hendak membuka pintu mobil untuk dirinya, seorang pengendara sepeda motor langsung memukul tengkuknya dengan gagang pistol hingga pingsan, salah satu rekannya langsung  mendorong tubuh Deny ke dalam mobil, kendaraan itu melaju dengan kecepatan tinggi setelah mengusir paksa sang supir yang ketakutan. Dody beserta yang lainnya  tidak dapat berbuat apa-apa, karna todongan pistol dari kedua rekan mereka, yang juga ikut pergi setelah berhasil membajak mobil.

Jangan pergi (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang