part 19

1.8K 104 2
                                    

Mereka berangkat dengan menggunakan tiga mobil. Deny dengan yaris putihnya, Elmira dengan sedan audy merahnya, sedang Dody dan Rika mengendarai innova grey milik Dody.

Mereka berangkat saat siang menjelang sore dengan cuaca yang cukup cerah, untungnya jalanan tidak terlalu padat,  hanya sedikit tersendat di dekat ruas pintu tol akibat perbaikan jalan.

Sebelum berangkat tadi Deny sempat berbincang berdua dengan om Hendri, dia sempat meminta tolong pada Deny untuk menjaga Rika jika sewaktu-waktu Dody di tugaskan keluar kota oleh bosnya.

"Deny boleh Om minta tolong padamu?"

"Minta tolong apa Om."

"Begini, Dody biasanya selalu mendapat tugas kantor keluar daerah, waktunya memang tidak terlalu lama, sekitar 5 hari sampai 1 mingguan. Tapi kau tahu sendirikan kalau Rika tidak terbiasa di tinggal sendiri. Selama ini ada kami yang selalu menjaganya, tapi jika di Jakarta nanti, siapa yang akan menemani puteri kami selama Dody pergi. Kami juga khawatir jika Rika sendirian di rumah. Karna alasan itu aku meminta tolong padamu untuk menemani dan menjaga putriku selama Dody tidak ada di rumah."

"Tapi Om saya... "

"Kenapa?  Kau tidak mau menjaga putriku... "

"Bukan begitu Om, tapi saya... Saya..."

"Aku percaya padamu Den, tolong jaga Rika ya."

Beberapa jam lalu sebelum berangkat ke Jakarta.

"Rika, ayo kita ke kamar untuk berkemas," ucap Dody pada istrinya  yang di angguki samar oleh Rika.

"Deny bisa kau pesankan hotel yang dekat dengan tempat kerjaku, sementara aku membantu Rika untuk berkemas," pinta Dody sopan,  sedang Rika sudah terlebih dulu menghilang menuju kamarnya.

"Untuk berapa lama?" tanya Deny sambil mulai membuka aplikasi di layar hand phone miliknya.

"Dua minggu, ku rasa itu waktu yang  cukup sebelum kami mencari tempat tinggal tetap," jawab Dody lagi.

"Kak Deny, bukankah di sebelah rumahmu masih ada hunian kosong, ku rasa kak Dody dan istrinys bisa menempati rumah itu," ucap Mira mengemukakan pendapatnya.

"Kau benar Mira, untung kau mengingatkanku. Dody kau bisa menempati rumah tersebut, aku akan membicarakan hal itu dengan pengembangnya," balas Deny antusias sambil tersenyum penuh rasa terimakasih  pada Mira.

"Kurasa kalian bisa tinggal untuk  sementara waktu di rumah kak Deny sambil menunggu kau bicara dengan pengembangnya sayang," ucap Mira manja sambil menggamit lengan Deny,  ketika di lihatnya Rika keluar dari kamar.

"Eh iya, kau benar Ra...  Dody untuk sementara kau bisa tinggal di rumahku, kalian bisa tidur di kamar tamu," tawar Deny sedikit gugup, sesekali pandangan Deny tertuju pada Rika yang berdiri di samping Dody dengan kepala yang masih tertunduk.

"Baiklah, aku terima tawaranmu... Thanks Den, " balas Dody antusias.

Flashback off

Deny melirik jam digital yang terdapat di samping tempat tidurnya, sudah hampir pukul dua pagi tapi matanya  tidak juga dapat terpejam.

Lelaki muda itu terlihat sangat gelisah di atas pembaringannya,  Pikirannya terus tertuju pada Rika yang di sadarinya kini berada tidak jauh darinya, bahkan mereka kini tinggal dalam satu rumah yang sama.

Mengapa kini aku tidak dapat mengontrol perasaanku pada nya, aku yang biasanya dapat menekan semua rasa ini, kini berbalik oleh hasrat menggebu untuk memiliki-nya. Apakah ini efek dari ciuman kami waktu itu. Kalau benar adanya, kau telah membuat kesalahan yang sangat fatal Deny.... !

Jangan pergi (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang