part 7

2.3K 117 15
                                    

Rika termenung sendirian di dalam rumah. Hari ini semua orang pergi keluar, membuat rasa bosannya semakin bertambah. Papa Mamanya sedang mengikuti reuni di puncak selama tiga hari, Kak Deny dan kak Dody pergi ke kampus sejak pagi tadi, dan entah kenapa sampai sore ini belum juga pulang.

Apa mereka berdua sedang mampir ke tempat lain ya?

Sebenarnya Rika juga ingin pergi, setidaknya bertandang ke rumah teman akan menghapus rasa bosannya. Tapi saat ini motornya sedang di pinjam kak Deny. Untuk naik taksi rasanya tidak leluasa, Rika lebih nyaman mengendarai motornya sendiri.

Suara deru motor membuat Rika tersenyum senang. Dari kejauhan tampak Deny yang mengendarai motornya.
Tapi rasa senangnya berganti tidak suka ketika melihat seorang wanita berada di belakang Deny, dengan memeluk pinggang pemuda itu erat.

Tuh kan bener, kak Deny sering di peluk cewek.
Aku nggak rela kalau motorku di pakai buat pacaran.

"Eh Rika, kamu sendirian?  Kok nggak ngumpul-ngumpul seperti biasanya bareng temen-temen," ucap Deny setelah membuka helmnya, di susul oleh teman wanitanya yang berwajah manis, dengan rambut ikal sebahu yang  di ikat dengan pita hitam.

"Gimana Rika mau pergi,  motor Rika aja di pake kak Deny." Jawab Rika ketus, membuat Deny tidak enak hati.

"Tunggu sebentar ya La, aku ambil dulu proposal-nya," ucap Deny sambil melangkah ke dalam.

Wanita berparas manis  itu tersenyum ramah pada Rika, setelah hanya tinggal mereka berdua, yang di balas Rika dengan setengah hati.

Tidak lama Deny kembali sambil membawa proposal acara untuk kegiatan bhakti sosial di kampusnya besok.

"Deny aku langsung balik lagi ke kampus ya," ucap Lala ramah.

"Iya La, hati-hati di jalan. Sorry ya, aku nggak bisa nganter kamu." Balas Deny dengan nada rendah.

"Iya nggak pa pa, nanti malam kamu balik ke kampus lagi nggak Den?" Tanya Lala ingin tahu.

"Kayaknya enggak deh La, aku nggak mungkin ninggalin Rika sendirian di rumah, apalagi Dody malam ini rencananya juga menginap di kampus."
Jawab Deny lagi.

"Kalau kak Deny mau pergi, pergi aja. Nggak usah pake alasan kasihan ninggalin Rika sendirian di rumah." Ucap gadis itu ketus sambil melangkah masuk.

Deny yang menyadari kesinisan dalam suara Rika hanya tersenyum canggung pada sahabatnya.

"Maafkan atas sikap Rika ya La, Dia nggak biasanya seketus ini sama orang yang baru di kenal, mungkin Rika sedang ada masalah sama temannya." Ucap Deny canggung.

"Iya nggak apa-apa Den, aku balik yah." Ucap Lala lagi sedikit kaku.

"Iya La, kirim salam buat anak-anak ya, pagi-pagi banget aku bakal langsung kesana." Jawab Deny sambil tersenyum.

Pemuda itu lalu masuk ke dalam rumah, di ruang tengah nampak Rika yang sedang duduk bersila di atas sofa panjang sambil memeluk bantal, dia tampak serius menonton tayangan film.

"Mengapa masih di sini?" Tanya Rika ketus.

"Aku memang niat nggak mau pergi kok tadi," ucap Deny sambil tersenyum lembut, pemuda itu lalu duduk di sebelah Rika. Punggung tangannya yang sempat bersentuhan dengan Deny memberikan efek luar biasa pada debaran jantungnya.

"Cewek tadi siapa, pacar kak Deny yah?" Tanya Rika, ia menekan suaranya agar terdengar biasa.

"Oh itu, dia Lala. Panitia konsumsi buat acara besok." Jawab Deny datar, sambil tetap fokus pada layar kaca didepannya.

Jangan pergi (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang