Deny memasuki kembali kamarnya setelah menyuruh Elmira untuk menunggu di ruang tamu. Pemuda itu mendesah lega saat tidak mendapati sosok Rika di sana. Deny segera menuju ke kamar mandi untuk segera menyegarkan tubuhnya yang terasa panas dan lengket.
Tanpa sepengetahuan Deny, diam-diam Elmira menyelinap masuk ke dalam kamarnya yang tak terkunci.
Elmira tersenyum samar kearah Deny yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk, benda berwarna putih itu melilit tubuh atletisnya yang tegap sekaligus kokoh, membuatnya terlihat menggoda dan jantan di mata Elmira, terlebih dengan beberapa bulir tetes air yang masih menempel di sana, membuat Elmira makin bernafsu untuk menyentuhnya.
Dengan penuh rasa percaya diri, Elmira mulai menghampiri Deny yang sedang membuka lemari pakaian untuk mengambi baju, dan masih belum menyadari kehadiran Elmira di belakangnya.
Tubuh Deny menegang seketika saat merasakan lilitan tangan seseorang yang melingkari pinggang dan perutnya. Dengan cepat Deny berbalik, parasnya langsung mengeras saat mendapati sosok Elmira di sana."Apa yang kau lakukan di sini Elmira," ucap Deny dingin, sambil melepaskan lilitan tangan gadis itu di tubuhnya, dengan gerakan sedikit kasar.
"Tentu saja aku ingin menemui dirimu sayang," jawab Elmira bernada menggoda.
"Tidak pantas seorang wanita memasuki kamar seorang lelaki yang bukan suaminya," balas Deny tajam.
"Jangan berpikir sekolot itu sayang, tingkahmu sudah seperti pria-pria membosankan di awal tahun 60-an saja," jawab Elmira sedikit kesal.
"Aku memang pria berpikiran kuno, dan wanita modern sepertimu, kurasa tidaklah pantas bersanding dengan lelaki kolot dan membosankan seperti diriku ini," sindir Deny datar.
"Aku jadi ingin merasakan, bagaimana rasanya bercumbu dengan pria kuno sesempurna dirimu honey," goda Mira bernada nakal, gadis itu bahkan mulai merambatkan jemari lentiknya di dada bidang Deny yang tak tertutupi.
Deny terkejut dan bermaksud menghindar. Tapi sebelum itu terjadi, dengan cepat Elmira menyambar bibir Deny dan mencumbunya dengan rakus, membuat sekujur tubuh Deny meremang seketika.
Sebelum Elmira berindak semakin jauh, Deny kembali mendorongnya, membuat sang gadis mengeram kesal.
Pelukan gadis itu tak mau lepas, melekat erat layaknya lintah. ciumannyapun semakin liar tak terkendali.Deny hanya dapat mengumpat dalam hati, lelaki muda itu berusaha mati-matian menjaga akal sehatnya agar tetap waras, dan tidak berakhir dengan menerjang gadis itu dengan hasrat primitif sialannya ini.
"Hentikan Mira!" desis Deny kesal,
Sialan! Wanita ini benar-benar ingin menguji kesabaranku.
Deny memejamkan matanya rapat dengan tangan terkepal kuat, berusaha meredam gairahnya yang mulai terpancing karna ulah gadis itu. Saat sudah berhasil mengontrol dirinya lelaki itu membuka matanya, dan pemandangan sosok di depan sana benar-benar membuat Deny terpaku. Pemuda itu tertegun sesaat, saat bertemu pandang dengan manik coklat Rika yang menatapnya penuh luka di sudut pintu kamar Deny yang terbuka lebar.
Repleks Deny mendorong Mira kencang, hingga tersuruk kebelakang dan nyaris jatuh.
Gadis itu hendak protes atas sikap Deny barusan, tapi perhatiannya segera teralihkan pada sosok Rika yang masih berdiri kaku di sudut pintu.
"Apa yang kau lakukan di rumah kekasihku?" tanya Elmira kesal. Kekesalan gadis itu berubah jadi amarah, saat melihat penampilan Rika yang masih terlihat berantakan, dengan atasan miliknya yang belum terkancing sempurna.
"Apa yang telah kau lakukan dengan kekasihku sialan!" jerit Elmira sambil melangkah cepat menghampiri Rika yang
masih terlihat sedih.Amarah Mira makin membara saat melihat tanda merah di leher dan bahu Rika yang terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan pergi (End)
RomanceSebagian alur ceritanya gue rombak, nggak jadi sad ending. Ternyata gue nggak bakat bikin cerita model begituan.