part 15

2K 108 5
                                    

"Terimakasih tunpangannya Mira," ucap Deny setelah menutup pintu mobil. Pemuda itu bermaksud akan pergi, tapi di urungkannya ketika melihat Elmira ikut  keluar juga dari kendaraan-nya lewat sisi pintu yang berbeda.

"Ada apa Mira?" Tanya Deny heran.

Mira tersenyum lembut sambil menghampiri Deny, ia segera mengalungkan tangannya di sekelilng leher pemuda itu.

"Aku masih ingin bersama denganmu sayang." Ucap Mira sambil menatap manik coklat pemuda di hadapannya, perlahan gadis itu mengeratkan rengkuhan jemari lentiknya di tengkuk Deny, dan mulai mendekatkan wajahnya ke paras lelaki yang beberapa bulan ini selalu mengisi mimpi-mimpi indahnya.

"Aku harus kembali ke ruanganku sekarang," ucap Deny sambil melepaskan rangkulan telapak tangan Mira di lehernya. Pemuda itu segera melangkah pergi meninggalkan Mira yang menatapnya tak percaya.

+++

Deny segera mengalihkan keresahan hatinya dengan kembali sibuk pada pekerjaan, mencoba kembali focus pada tugas-tugasnya, sebagai seorang pegawai.

Deny yang sedang berkutat dengan pekerjaannya di kejutkan oleh suara ketukan pintu.

"Permisi Pak Deny, tadi ada pesan dari sekretaris Pak Brata. Beliau memanggil anda untuk segera datang ke ruangannya." Ucap Letiana sopan, setelah di persilahkan masuk oleh Deny.

"Baik aku akan segera ke sana, terimakasih Ana." Ucap Deny sambil tersenyum ramah pada sekretarisnya.

"Iya Pak Deny, permisi." Ucapnya sopan sebelum pergi meninggalkan ruang kerja Deny.

Ada apa Pak Brata ingin menemuiku?

Tidak mau terus bertanya-tanya dalam hati, Deny segera membereskan beberapa berkas penting di atas meja kerjanya, sebelum beranjak pergi untuk menemui Pak Brata. Atasannya sekaligus pemilik perusahaan tempat Deny bekerja.

"Silahkan masuk Pak Deny, Pak Brata sudah menunggu anda di ruangannya," ucap Farah, sekretaris Pak Brata. Wanita itu segera berdiri dari meja kerjanya dan melangkah lebih dulu ke ruangan atasannya, di ikuti oleh Deny yang melangkah di belakangnya.

Wanita itu mengetuk pintu ruangan Pak Brata sejenak,  sebelum masuk untuk menemui atasannya.

"Silahkan Pak Deny," ucapnya sopan sebelum beranjak pergi.

"Terimakasih," jawab Deny singkat, ia segera memasuki ruang kerja atasannya, sedikit terkejut saat mendapati Elmira juga berada di ruangan tersebut.

Dia ternyata tidak langsung pulang.

"Deny masuklah," ucap Pak Brata tersenyum ramah pada Deny.

"Iya Pak," balas Deny sopan, ia segera duduk berhadapan dengan atasannya, setelah lelaki itu mempersilahkan-nya duduk.

"Ada apa Bapak memanggil saya?" Tanya Deny sopan.

"Kau tidak perlu seformal itu padaku Deny, apalagi kau kini sudah menjadi kekasih dari anakku Mira," ucap Pak Brata senang, lelaki paruh baya itu memang  berkeinginan untuk menjadikan Deny sebagai calon menantunya. Dan berita tidak terduga ini tentu saja membuatnya sangat bahagia.

Deny hanya tersenyum canggung mendengar perkataan Brata.

Ya Tuhan... bagaimana aku harus menjelaskan semua ini.
Aku samasekali tidak mencintai Mira, itu hanya tindakan spontan yang tidak kusadari, dan kini menjadi kesalah pahaman....

Jangan pergi (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang