part 39

1.5K 85 2
                                    

Rika terbangun saat mendengar suara kokok ayam dan ringkikan kuda di kejauhan, membuat kening wanita itu berkerut bingung.

Oh tentu saja dia akan sering mendengar suara berbagai hewan di sini, karna Rika bukan lagi tinggal di perkotaan yang biasa di ramaikan oleh bunyi mesin kendaraan dan juga suara cempreng tukang sayur keliling yang biasa lewat setiap pagi.

Rika menoleh kesamping, Deny masih tertidur lelap dengan napas teratur, tubuh tegap lelaki itu tersembunyi sebagian dalam selimut tebal.

Rika lalu bangun dari tempat tidur dan langsung masuk ke kamar mandi. Setengah jam kemudian dia telah keluar dari toilet dengan tampilan yang lebih segar.

Ruangan di luar tampak hening saat Rika menapakkan kakinya menuju dapur.

Bibi Rhonda hanya bekerja sampai pukul 8 malam, wanita itu tinggal di desa sebelah, setiap hari anak lelakinya yang paling bungsu selalu menjemput dan mengantar wanita itu, sedang dua kakaknya sudah berkeluarga dan tinggal bersama suami masing-masing.

Rika membuka pintu kulkas, di sana sudah penuh dengan berbagai sayur dan buah.

Rika mengambil daging dan beberapa sayuran, dia ingin membuat bistik beserta salad sayur.

Rika baru saja selesai menyajikan hidangan terakhir di atas meja saat Deny keluar dari kamar dengan tampilan rapi dan wangi.

"Hmm aroma masakanmu harum  sekali, aku jadi lapar," ucap Deny yang langsung menduduki salah satu kursi. Lelaki itu terlihat antusias, saat menatap aneka hidangan yang tersaji di atas meja setelah mengecup singkat pipi istrinya.

Dengan sigap Rika mengambil piring kosong di hadapan Deny dan mengisinya dengan nasi, sebelum mengisi piringnya sendiri.

Rika tampak senang ketika memperhatikan suaminya yang begitu lahap memakan masakannya.

"Mau tambah lagi?" Tanya Rika antusias.

"Aku sudah kenyang sekali sayang, tapi kau bisa menyisakan aku lauk pagi ini untuk aku makan kembali   siang nanti," ucap Deny sambil tersenyum lebar.

"Aku akan simpankan untukmu." Ucap Rika lembut.

Selesai sarapan Deny berpamitan pada sang istri untuk pergi keluar,  mengecek kebun dan juga  peternakannya.

Dia sempat mengajak sang istri, tapi Rika menolak karena ingin bersantai di rumah saja hari ini.

Satu jam kemudian Bibi Rhonda muncul di beranda rumah, wanita seoaruh baya itu mengenakan baju berpotongan sederhana dengan warna pucat. Rambutnya yang memutih sebagian hanya di cepolnya dengan sangat simpel. Gurat-gurat kecantikan masih nampak nyata di paras polos Bibi Rhonda yang mulai di hiasi kerutan tipis.

Wanita itu menyapa sopan kepada Rika sebelum masuk ke dalam rumah dan menyibukkan diri dengan tugas rutinnya.

+++

Tanpa terasa sudah sebulan Rika menempati rumah ini, lambat laun wanita itu mulai  terbiasa dengan suasana sunyi alam pedesaan.

Seperti saat ini, Rika membantu salah satu putri dari pekerja untuk mengambil telur di kandang.

Gadis itu baru berumur 16 tahun, nampak sangat cekatan saat memilah telur, sebagian telur di kumpulkan untuk di simpan dalam lemari bertemperatur hangat yang berfungsi sebagai mesin penetasan, sedang sisanya di ambil untuk di jual ke pasar atau pemborong.

"Nyonya bisa membawa  sebagian telur ini untuk Nyonya bawa pulang," ucapnya sopan, sambil mengumpulkan butiran telur ke dalam  keranjang anyaman yang terbuat dari kulit kayu dengan bentuk memanjang kebawah seperti tabung.

Jangan pergi (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang