Tidak terasa tiga bulan sudah Deny tinggal dirumah Paman sahabatnya itu. Walaupun keluarga ini memiliki dua orang pembantu, satu supir dan seorang tukang kebun. Tapi Deny selalu merasa tidak enak jika dirinya tinggal dirumah tersebut tanpa melakukan apapun, yang tentunya akan sangat berbeda dengan Dody yang memang masih keponakan dari Om Hendri. Oleh Karena itu sebisa mungkin Deny berusaha membantu, apapun yang bisa Deny lakukan, pasti dia kerjakan.
Seperti saat ini, Deny sedang membersihkan salah satu mobil milik Om Hendri, Walaupun Om Hendri seringkali melarang Deny untuk tidak melakukan pekerjaan dirumah tersebut karena memang sudah ada yang mengerjakannya, tapi Deny tetap merasa tidak enak hati jika tidak melakukan sesuatu sama sekali dirumah keluarga yang sudah menampung dirinya selama ini.
Sikap santun dan kerajinan Deny telah membuat Om Hendri beserta sang istri semakin suka dan sayang pada Deny melebihi keponakan mereka sendiri.
Hal itu tidak lepas pula dari pengamatan putri semata wayang mereka yang bernama Rika. Diam-diam gadis remaja tersebut sering memperhatikan tingkah laku dari pemuda tampan bermata sayu tersebut. Lambat laun rasa kagumnya terhadap Deny mulai berubah menjadi sesuatu yang lain.
"Kak Deny lagi ngapain?" Tanya Rika sambil berdiri disamping mobil yang sedang dibersihkan Deny. Penampilan gadis itu terlihat santai dengan kaos longgar bergambar boyband favoritnya, dipadu dengan celana jeans pendek berwarna pastel.
Deny tersenyum lembut pada Rika sebelum menjawab pertanyaan gadis manis berwajah oval tersebut, membuat jantung Rika kembali berdegup dengan kencangnya.
"Aku lagi bersiin mobil Papah kamu." Jawab Deny sopan.
"Kan ada mang ujang kak, biar dia saja yang membersihkannya. Kak Deny nggak perlu merepotkan diri seperti ini," protes Rika tak setuju.
Deny kembali tersenyum lembut, selalu seperti itu. Tidak pernah sekalipun Rika melihat mimik tidak enak di wajah tampan Deny. Pemuda itu selalu terlihat ramah dan santun kepada siapapun.
"Kalau aku masih bisa melakukan pekerjaan ini, tidak ada salahnya bagiku untuk membantu. Lagipula, mang Ujang juga masih banyak pekerjaan lain." Jawab Deny lagi, dengan nada lembut dan penuh kesabaran.
Deny kembali mengelap mobil yang sudah di bersihkannya tersebut, pekerjaannya sudah hampir rampung dengan Rika yamg masih berdiri di sebelah Deny.
Tidak lama, Dody terlihat melangkah ke arah mereka dengan penampilan yang sudah terlihat rapi.
"Deny lo mau ikut gue nggak ke rumah Arya, Sandra sama Vina ada juga loh di sana." Ucap Dody setelah berada di hadapannya Deny sambil memainkan kunci mobilnya.
DEG
Rasa tidak suka langsung muncul dibenak Rika ketika mendengar Dody menyebutkan dua nama perempuan, cepat-cepat gadis itu bicara sebelum sempat Deny menjawab ajakan Dody.
"Tapi Rika baru mau minta tolong sama kak Deny, buat nemenin Rika mencari beberapa bahan untuk tugas prakarya di sekolah Rika besok kak Dody." Ucap gadis muda itu bernada protes.
"Elo kan bisa di antar sama mang ujang, ayo Den kita berangkat, Vina nanyain lo terus tuh." Ucap Dody lagi, tanpa memperdulikan kalimat protes dari sepupunya yang bernama Rika. Membuat gadis itu memberengut kesal.
"Nggak bisa! Kak Deny mesti ikut Rika, lagian kak Deny bukan nganterin Rika aja kok, tapi juga harus bantuin Rika bikin prakarya juga." Ucap Rika marah.
"Elu tuh maksa banget orangnya!" Ucap Dody mulai meninggi. Sifat pemuda itu yang mudah tersulut emosi, mulai terpancing oleh kata-kata protes Rika.
"Kalian jangan bertengkar seperti ini, aku jadi merasa tidak enak. Do, aku akan pergi mengantar Rika membeli bahan-bahan untuk tugas tugas sekolahnya, aku rasa dia lebih membutuhkan bantuan dariku saat ini, lain kali saja aku menemui teman-temanmu itu. Kau tidak keberatan kan Do," ucap Deny dengan sabar.
Inilah yang di sukai Dody dari sifat Deny, sahabatnya ini seperti AC yang selalu dapat meredakan emosinya yang mudah meledak. Bertolak belakang sekali dengan sifat Dody yang keras dan Arogan, dia tidak segan berkelahi dengan siapapun yang coba mengusik dirinya dan sahabat baiknya tersebut. Membuat Dody menjadi sosok yang paling di takuti di SMA-nya dulu.
"Baiklah, lain kali lu mesti ikut, gue cabut dulu Den." Ucap Dody sambil kembali melangkah, ia sempat melirik ke arah sepupunya yang masih menunjukkan mimik kesal, Dody hanya dapat menghela napas dan kembali menuju mobil miliknya yang di belinya dua minggu lalu dari kiriman uang orang tuanya yang juga berasal dari keluarga terpandang.
"Kamu mau di antar nanti atau sekarang Rika?" Tanya Deny kemudian, setelah Dody menghilang dari pandangan mereka berdua.
"Sekarang aja kak, soalnya Rika juga mau ke tempat lain dulu." Ucap gadis itu senang.
"Kalau gitu kak Deny mandi lagi dulu ya, nggak pa pa kan?" Tanya pemuda itu sambil tersenyum lembut.
"Nggak mandi lagi juga tidak apa-apa kak Deny, masih wangi kok." Ucap Rika senang, membalas senyuman lembut Deny yang menenangkan.
"Tapi badan kak Deny rasanya lengket banget nih, tidak nyaman kalau nggak mandi lagi." Jawab pemuda itu dengan nada tenang, sambil kembali tersenyum lembut pada Rika. Membuat jantung gadis itu makin berdetak kencang dan sedikit salah tingkah dengan tatapan lembut penuh ketenangan dari pemuda yang telah mencuri hatinya tersebut.
"Iya deh, terserah kak Deny aja. Rika juga mau ganti baju dulu, Rika tinggal dulu yah." Ucap gadis itu sambil membalikkan tubuhnya untuk menyembunyikan rona merah yang mulai menjalar di kedua pipinya. Gadis itu kembali melangkah meninggalkan Deny yang masih berdiri di belakangnya.
Ya ampun, hari ini aku mau jalan berdua dengan kak Deny, ah... senang sekali rasanya.
Dengan langkah ringan Rika menuju ke kamarnya, gadis itu mulai membuka lemari pakaian miliknya.
Aku mau pakai baju yang mana ya, biar tampil cantik di depan kak Deny, syukur-syukur pemuda itu langsung jatuh cinta sama aku.
Gadis itu terkikik geli dengan pikiran konyolnya sendiri, Rika bergegas mengganti baju yang di pakainya dengan gaun selutut berlengan pendek bermotif floral yang di pilihnya tadi.
Selesai berganti baju, Rika segera memoleskan wajahnya dengan foundation dan sedikit bedak, terakhir gadis itu menyapu bibir mungilnya dengan lip gloss ber'aroma strawberry.
Gadis itu menatap riasan wajahnya di depan cermin riasnya dengan ekspresi puas.
Nah, sekarang tinggal menemui kak Deny tercinta, semangat Rika...!
TBC
Selasa, 19 juni 2018
Pkl. 12.24 WIB
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan pergi (End)
RomanceSebagian alur ceritanya gue rombak, nggak jadi sad ending. Ternyata gue nggak bakat bikin cerita model begituan.