part 9

2.1K 114 3
                                    

Deny baru saja selesai memarkirkan motornya di parkiran kampus, ketika seorang perempuan muda menepuk bahunya pelan,  membuat Deny menoleh seketika.

Sandrina tersenyum manis pada Deny yang di balas pemuda itu tak kalah manis.

"Hai Deny, ke kantin yuk. Temenin aku sarapan."  Ajak Sandrina ceria.

"Kamu belum sarapan memangnya?" Tanya Deny lagi.

"Belum, aku tadi dari kantor papa langsung kemari, mau makan di luar takut nggak keburu. Malah sekarang yang ngajar Mr. Rudi lagi, si dosen killer itu." Jawab Sandrina jutek.

"Hahaha, kasihan banget kamu Sand," ucap Deny,  sambil mengusap kepala Sandrina lembut. Membuat wanita itu terbuai dan malah memeluk pinggang Deny erat.

"Woy... Pagi-pagi udah pacaran aja lo," ledek Dody, yang baru saja turun dari mobil sedannya.

"Gangguin aja luh." Jawab Sandrina kesal, ketika Deny malah melepaskan rengkuhan tangan Sandrina di pinggang pemuda tersebut.

"Ayo Sand, katanya mau ke kantin." Ajak Deny kemudian,  yang di sambut dengan pelukan tangan Sandrina di lengan pemuda tersebut.

"Pacarannya pindah tempat nih ceritanya," goda Dody,   yang tidak di tanggapi sama sekali oleh Deny.

Di kantin Sandrina tidak berhenti menggayutkan lengannya di tangan Deny, membuat pemuda itu sedikit jengah.

Deny bukannya tidak sadar kalau Sandrina menaruh perasaan lebih pada dirinya, tapi ia juga tidak tega bersikap  dingin  agar Sandrina menjauhinya. Akhirnya ia memutuskan untuk bersikap wajar saja, dan berharap gadis itu menjadi bosan dan melupakan perasaannya.

"Kamu nggak ikut makan Den?" Tanya Sandrina, yang kini sedang menikmati semangkuk soto ayam, dalam pinggan putih bergambar ayam jago tersebut.

"Enggak Sand, masih kenyang. Di rumah tadi udah makan." Jawab Deny sambil menatap layar ponselnya. Pemuda itu memicingkan matanya ketika mendapati panggilan tak terjawab dari nomer Rika.

Pemuda itu segera beranjak dari duduknya, menjauh dari Sandrina yang menatapnya heran.

Deny segera menghubungi nomer Rika, pada dering kelima telponnya baru di jawab.

Deny:
Halo Rika, ada apa kau menelponku.

Unknown:
Maaf kak saya bukan Rika tapi temannya, saya cuma ingin memberitahu tadi Rika terjatuh dari tangga dan dia...

KLIK...

Deny segera mematikan sambungan telpon di sebrang. Perasaannya cemas
Sekali, ia segera menuju meja kantin untuk mengambil tas ranselnya kembali. Tidak memperdulikan teriakan Sandrina yang terus memanggilnya. Perasaannya kacau sekali hari ini, apalagi ketika pikiran buruk sempat mampir di otaknya.

Ya Tuhan, semoga Rika baik-baik saja.

++++

Kedatangan Deny ke sekolah Rika, sontak merebut perhatian dari para siswi berseragam putih abu-abu tersebut. Wajahnya yang tampan tapi juga manis, merupakan perpaduan sempurna yang membuat kaum Adam seketika merasa iri. Di tunjang postur tubuhnya yang tinggi menjulang tapi terlihat proposional, tentu saja mendapat decak kagum dari kaum Hawa di sekitarnya.

Deny segera menghampiri seorang perempuan berpenampilan nerd yang sedang sibuk membaca novel.

"Permisi dek..." ucapnya sopan, membuat perempuan tadi mendongak karna kaget, wajahnya seketika terpesona ketika menatap paras tampan Deny yang tersenyum manis padanya.

Jangan pergi (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang