part 31

2K 117 6
                                    

Rika yang sedang sibuk memasak di dapur, langsung menoleh saat mendengar derit pintu di buka, di susul suara langkah kaki memasuki ruangan. Rika segera mematikan api kompor dan melangkah keluar.

"Kau kelihatan capek sekali kak," sapa Rika sambil meraih tas kerja milik Deny dan meletakkannya di atas nakas, dekat tempat penyimpanan payung.

"Hari ini pekerjaanku banyak sekali," ucap Deny pelan, lelaki itu langsung menjatuhkan tubuhnya di atas sofa ruang tamu dengan mimik lelah.

Rika langsung duduk di sebelah Deny sambil mengusap kening lelaki itu lembut, membuat kelopak mata Deny kembali terbuka.

"Istirahatlah sebentar, sementara aku  menyiapkan makan malam buat kita," ucap Rika lembut sebelum beranjak kembali menuju dapur.

Mereka kini telah tinggal di apartemen yang di beli Deny 2 pekan lalu dengan cara over kredit, dari rekan sekantornya.

Ruangan di dalam apartemen tidak luas. Hanya ada 1 kamar tidur dengan kamar mandi dalam yang menjadi kamar Rika. Apartemen itu juga memiliki toilet lain yang berada di dekat ruang tamu, juga sebuah ruang kerja yang di ubah fungsinya menjadi kamar yang kini di tempati Deny. Di sana juga terdapat dapur mini dengan lemari gantung yang letaknya menyatu bersama ruang makan.

Tidak lama setelah Rika pergi, Deny beranjak menuju kamar. Dia memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum mandi dan bergabung dengan Rika menikmati makan malam.

+++

"Hmmm aroma masakanmu sangat menggugah sekali Ka," ucap Deny yang telah terlihat segar sehabis mandi.  Lelaki itu  mengenakan piyama tidur polos berwarna biru gelap.

Rika tersenyum sambil meletakkan menu terakhir yang baru saja selesai di masaknya ke atas meja.  Sepiring capcay daging dengan kembang kol, bakso, wortel, dan arcis yang masih mengepulkan asap.

Dengan semangat Deny menduduki salah satu kursi yang tersedia, menanti Rika yang sedang mengambilkan nasi untuknya sebelum ikut duduk berhadapan dengan Deny. Mereka makan malam bersama dengan santai di selingi obrolan kecil di antara keduanya.

"Ah perutku sudah kenyang, terimakasih Rika. Masakan mu selalu terasa nikmat di lidahku," ucap Deny sambil tersenyum sumringah.

"Aku senang kakak menyukai masakan ku," balas Rika santai .

"Biar aku bantu," ucap Deny sambil berdiri saat Rika mulai membereskan meja makan dengan 4 kursi tersebut.

"Terimakasih," jawab Rika dengan senyum tipis. Mereka beranjak sambil membawa piring kotor ke dapur, Deny membantu Rika mencuci piring beserta wadah kotor lainnya, sedang gadis itu terlihat memasukkan sisa makanan yang ada ke dalam kulkas.

"kak, tadi Bang Dody telpon Rika, dia rencananya mau datang ke tempat kita," ucap Rika tiba-tiba, membuat pergerakan tangan Deny yang sedang meletakkan piring yang baru saja selesai di cucinya ke dalam rak mini yang terletak di samping wastafel terhenti.

"Darimana Dody tahu alamat baru kita?" Tanya Deny sambil berbalik dan menatap tajam Rika.

"Bang Dody pernah mendatangi alamat kita yang dulu, dan saat tahu kita telah pindah rumah, Bang Dody langsung menelponku," ucap Rika menjelaskan.

"Dan kau langsung memberikan alamat baru kita begitu saja, bagaimana kalau dia kembali berbuat kasar padamu saat aku sedang tidak berada di rumah Ka," ucap Deny lagi  saat mengutarakan kekhawatirannya.

"Kak, dia sepupuku, lagipula Bang Dody tidak mungkin mengulangi perbuatan buruknya waktu itu," ucap Rika mengungkapkan pembelaannya.

"Tapi Dody tidak pernah  memandangmu sebagai sepupunya," ralat Deny tajam.

Jangan pergi (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang