"Elo mau pergi kemana Rika?" tanya Dody, ketika melihat gadis itu telah rapi dengan jeans hitam serta atasan katun pas pinggang berlengan tiga perempat.
"Toko buku." Jawab Rika enggan.
"Ayo, sini gue antar," ucap Dody menawarkan diri.
"Nggak perlu, Rika udah minta tolong diantar sama kak Deny." Jawab Rika cepat.
"Hah, Deny!" Seru Dody kaget,"Deny masih capek, dia baru pulang 10 menit lalu, dan elo udah nyuruh dia buat nemenin elo lagi. Udah, biar gue aja yang anter lo." Putus Dody marah.
"Nggak mau! Lagian kak Denynya juga bersedia untuk nganter Rika kok." Jawab Rika tidak terima.
"Deny pasti nggak bakalan nolak walau secapek apapun, gue tahu bagaimana sifat dia. Apalagi dia merasa berhutang budi pada keluarga kita. Dan gue bener-bener ngggak suka kalo elo sengaja manfaatin semua kebaikan teman gue itu." Jawab Dody tak suka.
"Kalau gitu Rika pergi sendiri aja," ucap gadis itu marah. Bertepatan dengan itu Deny baru saja menuruni anak tangga.
"Rika kamu mau kemana?" Tanya Deny, yang sempat melihat pertengkaran gadis itu dengan Dody.
Rika tidak menggubris pertanyaan Deny, gadis itu terus berjalan menuju halaman dengan wajah kesal. Deny menatap Dody untuk meminta ijin.
"Ya sudah Den, elo antar dia, gue nggak mau kalo Rika sampai kenapa-napa di jalan, maaf telah membuat elo repot," ucap Dody pada Deny yang kini sudah berada di hadapannya.
Deny menepuk bahu Dody dengan senyum tulus. "Nggak apa-apa Do, sudah seharusnya aku menjaga milik temanku ini, kau sengaja kuliah di kota ini hanya untuk dekat dengan dia kan?" Tanya Deny dengan senyum menggoda.
"Iya, terimakasih banyak Den. Elo sendiri tau kan, kalo gue cinta banget sama dia." Ucap Dody pelan.
"Aku pasti akan selalu membantumu Do." Ucap Deny lagi.
"Oke, aku pergi dulu ya Do." Ucap Deny pada sahabat baiknya itu.
"Den, pake mobil gue saja." Ucap Dody sambil melemparkan kunci mobil ke tangan Deny, yang di terima Deny dengan sigap.
Sampai di teras, Deny melihat Rika yang sudah bersiap diatas motor.
"Rika, kau tidak mau aku antar?" Tanya Deny yang sudah berdiri didepannya.
"Memangnya kak Deny jadi mau ngantar Rika?" Ucap gadis itu balik bertanya.
"Tentu saja, ayo!" Jawab Deny sambil menekan tombol otomatis di kuncinya, sebelum membuka pintu mobil.
"Kita nggak naik motor kak Deny." Ucap Rika heran, sambil menatap ke arah motor bekas milik Deny yang dibelinya dari seorang teman.
"Tidak, Dody meminjamkan mobilnya buat kita, dia sangay khawatir sekali padamu." Ucap Deny sambil tersenyum. Saat ini mereka berdua sudah berada didalam mobil. Deny segera menstater kendaraan tersebut hingga terdengar suara deru mesin, beberapa saat kemudian mobil mulai melaju meninggalkan halaman rumah.
++++
Sial! Umpat Rika dalam hati, ketika melihat Deny malah tidak mengacuhkannya saat ini. Pemuda itu kini sedang asyik berbincang dengan teman wanitanya yang secara kebetulan bertemu, hati Rika semakin panas menyaksikan keakraban diantara mereka. Deny bahkan sesekali tertawa bersama gadis itu, entah apa yang saat ini tengah mereka perbincangkan.
Sedangkan dia malah berdiri sendiri didalam toko, dengan jajaran buku yang tersusun rapi dalam rak panjang bertingkat tersebut.
Kalau begini, sama ajakan aku kayak jalan sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan pergi (End)
RomansSebagian alur ceritanya gue rombak, nggak jadi sad ending. Ternyata gue nggak bakat bikin cerita model begituan.