Seorang lelaki setengah baya menyambut Dody yang baru saja sampai. Dengan ramah dia memperkenalkan dirinya sebagai Aldi, manager lama yang akan segera di gantikan tugasnya oleh Dody. Setelah saling beramah tamah menanyakan khabar masing-masing, merekapun akhirnya melangkah bersama menuju lift sambil berbincang santai.
"Ini ruangan anda Pak," ucap-nya sopan, sambil mempersilahkan Dody untuk masuk. Aldi lalu menjelaskan apa saja tugas yang harus di kerjakan Dody selama menjadi manager di perusahaan tersebut. Tidak lama seorang wanita muda berbusana kerja memasuki ruangan tersebut.
"Kenalkan Pak Dody dia adalah Cindy sekretaris saya dulu, yang akan bekerja membantu anda mulai saat ini," ucapnya ramah.
Cindy dan Dody saling melempar senyum ketika berjabat tangan. Wanita muda itu nampak elegan mengenakan setelan kerja dengan scraft yang melingkar di leher putih jenjangnya.
"kalau begitu saya undur diri, untuk segera bersiap-siap ke bandara, permisi Pak Dody," ucapnya sopan, setelah menjabat tangan Dody.
"Iya, terimakasih banyak Pak Aldi, semoga anda sukses dengan karir baru anda di sana," ucap Dody kembali.
Aldi hanya membalas ucapan Dody dengan senyuman sebelum berlalu dari ruangan tersebut, meninggalkan Dody beserta sang sekretaris.
"Cindy, bisa tolong kau ambilkan berkas pekerjaan itu ke mejaku sekarang," ucap Dody ramah, setelah hanya tinggal mereka berdua di ruangan itu.
"Baik Pak," jawab Cindy cepat, dengan sigap wanita berusia 23 tahun itu keluar sebentar untuk mengambil berkas di mejanya dan menyerahkan-nya pada Dody.
"Ini berkasnya Pak," jawab Cindy santai dengan menyunggingkan senyum manisnya.
"Terimakasih Cindy," jawab Dody membalas senyum gadis itu.
"Apa Bapak butuh sesuatu lagi?" tanya Cindy masih dengan menyunggingkan senyum manisnya.
"Mungkin aku butuh secangkir kopi," jawab Dody dengan nada sedikit bercanda.
"Hahaha... Tenang saja Pak, Bapak akan segera mendapatkannya, saya akan menyuruh OB membuatkan secangkir kopi untuk manager tampan di hadapan saya ini," jawab Cindy dengan senyum lebar.
"Hahaha.. Kau ada-ada saja Cindy," jawab Dody antusias.
"Nanti Bapak Dody mau makan siang di mana?" tanya Cindy kembali serius.
"Jujur aku belum tahu ingin makan siang di mana, apa kau punya tempat makan enak yang dapat kau rekomendasi-kan padaku Cyn?" tanya Dody santai, ia merasa nyaman dengan sikap ceria dan ramah gadis itu, walau faktanya mereka baru pertamakali bertemu.
Kurasa dia pantas untuk menjadi sahabat baikku kelak.
"Bagaimana kalau kita pergi makan bersama, saya yakin bapak pasti puas dengan tempat makan yang akan kita kunjungi nanti," usul Cindy ceria.
"Emmmm... Baiklah, kau reservasi tempatnya," jawab Dody santai, yang di sambut senyum lebar gadis itu.
Dody kembali berkutat dengan pekerjaan, hingga tanpa terasa waktu jam makan siang sudah dekat, lelaki itu terus saja hanyut dengan rutinitasnya pada angka dan huruf, hingga sebuah ketukan lembut terdengar di pintu ruangan Dody, di susul munculnya seraut wajah manis dengan senyum ramah seorang gadis berbaju merah marun dari balik pintu.
"Kita pergi makan siang sekarang Pak," ucap gadis itu yang diangguki mantap oleh Dody, lelaki itu segera merapikan meja kerjanya sebelum beranjak mengikuti langkah ringan Cindy.
Mereka makan siang sambil berbincang santai, obrolan di antara mereka mengalir begitu saja, membicarakan berbagai hal yang menarik, mulai dari tofik ringan hingga masalah berat yang berkaitan dengan pekerjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan pergi (End)
RomanceSebagian alur ceritanya gue rombak, nggak jadi sad ending. Ternyata gue nggak bakat bikin cerita model begituan.