part 26

1.8K 108 4
                                    


Rika sedang berada di minimarket, ketika dirinya bertemu dengan Deny yang baru saja datang.

Wanita itu tengah sibuk memilih beberapa cemilan ringan kesukaannya, hingga tidak menyadari kehadiran Deny yang kini telah berdiri di sebelahnya.

"Kamu kok tumben malam-malam begini keluar Ka?" tanya Dany heran.

Sepulangnya dari kantor, Deny langsung mampir ke minimarket yang hanya berjarak 300 meter dari kompleks perumahannya, dan tanpa sengaja dirinya malah bertemu dengan Rika.

Rika menoleh kearah Deny, ekspresi gadis itu sedikit kaget.

"Ah iya nih Kak, cemilan di rumahku sudah habis," jawab Rika dengan kepala sedikit tertunduk.

"Kamu jalan kaki kesini?" Tanya Deny lagi, mata lelaki itu tengah sibuk memperhatikan barisan makanan dalam rak terbuka yang berjejer rapi di hadapannya.

"Iya kak," jawab Rika singkat.

"Kenapa nggak titip sama aku aja, kamu kan tahu nomerku. Nekat banget sih Ka jalan malem sendirian," ucap Deny bernada cemas, sambil menatap jarum jam di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul sepuluh lewat lima belas menit.

"Nggak pa pa kok kak, lagian jalannya ramai gini," ucap Rika sambil menatap jalan di sebrangnya melalui dinding kaca minimarket, keadaan di luar sana masih tampak ramai dengan lalu lalangnya kendaraan bermotor.

"Di sini memang ramai ka, inikan jalan raya, tapi jalan dalam menuju ke komplek kita kan cukup sepi dan minim penerangan," jawab Deny mengingatkan, sambil menatap Rika yang tampak menunduk.

"Dody nggak nganter kamu?" tanya Deny lagi.

"Bang Dody belum pulang kak," jawab Rika pelan, kembali tengadah menatap Deny.

"Belum pulang? Memangnya suamimu hari ini lembur," tanya Deny lagi.

"Sepertinya begitu," jawab Rika enggan.

"Sepertinya? Apa Dody tidak  memberitahukan padamu alasan dia pulang telat malam ini," tanya Deny heran,  membuat Rika sedikit gelagapan atas nada suara Deny yang terdengar penuh selidik.

"Eh, tadi sebelum berangkat kerja Bang  Dody sempat bilang kalau pekerjaannya cukup banyak hari ini, kemungkinan dia bisa lembur kalau hari ini belum rampung juga," jawab Rika cepat.

"Ooh..  " balas Deny singkat.

"Kalau gitu sekarang kamu pulang bareng aku aja ya." Ajak Deny dengan nada lembutnya.

Pemuda itu segera mengambil dua bungkus roti tawar dan setoples selai kacang dari rak, kemudian memasukkannya ke dalam keranjang merah miliknya.

"Aku udah selesai Ka, kamu masih ada yang mau di beli?" Tanya Deny lagi sopan, yang di jawab Rika dengan menggeleng pelan.

"Ya udah, Kalau gitu kita langsung ke kasir aja," ajak Deny lagi.

Lelaki itu berjalan santai di samping Rika sambil sesekali berbincang ringan saat melangkah menuju kasir.

"Kemarikan belanjaanmu Ka," ucap Deny lagi, saat mereka sudah berada di meja kasir.

"Mbak tolong hitung yang ini juga, tapi bungkusnya langsung di pisah ya," ucap Deny ramah dengan senyuman khasnya yang berkharisma, membuat sang kasir terpesona, sampai Rika berdehem pelan dengan tatapan bosan.

"Ayo kak," ucap Rika setelah Deny menyelesaikan pembayarannya,  wanita itu berjalan cepat sambil  menarik lengan Deny sedikit kasar agar secepatnya pergi menjauh dari tempat itu.

Deny sedikit bingung dengan reaksi Rika yang seperti menahan kesal, tapi lelaki itu hanya diam,  tidak mau ambil pusing tentang hal itu.

"Mampir kak," tawar Rika setelah keluar dari mobil Deny.

Jangan pergi (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang