"Tunggu saja sebentar lagi! Bila keadaan luka dari Ling-kang betul-betul teratasi, kita baru memikirkan rencana selanjutnya."
"Enso, menurut pendapatmu, sampai kapankah luka Suheng baru dapat teratasi?"
"Paling tidak harus menunggu setengah jam lagi!"
Tiba-tiba terdengar Tang Cuan menjerit-jerit dengan suara yang tinggi melengking :
"Kebakaran! Kebakaran! Kebakaran!"
Seng Tiong-gak dan Cu Siau-hong segera berpaling, tampaklah cahaya api telah membumbung tinggi ke angkasa dan menerangi seluruh permukaan tanah.....
Tempat asal kebakaran tersebut tak lain adalah perkampungan Ing-gwat-san-ceng.
Padahal wilayah puluhan li di sekeliling tempat itu tiada dusun atau rumah penduduk lain kecuali perkampungan Ing-gwat-san-ceng, maka bila sampai terjadi kebakaran, satu-satunya sumber kebakaran tersebut tak lain adalah perkampungan tersebut.
Dengan terperanjat Seng Tiong-gak melompat bangun, lalu serunya :
"Perkampungan Ing-gwat-san-ceng kita yang terbakar!"
"Dalam perkampungan masih ada It-ki, lima orang Suheng dan belasan centeng, kenapa bisa terjadi kebakaran?" seru Cu Siau-hong pula.
"Susiok, bagaimana kalau Tecu pulang dulu untuk melihat keadaan?" tanya Tang Cuan dengan cepat.
"Siau-hong, kau tinggal di sini!" perintah Seng Tiong-gak cepat, "Tang Cuan, ikut aku pulang ke perkampungan!"
"Sute! Jangan sembarangan bergerak!" mendadak Pek Hong melompat bangun sambil berseru.
"Enso, kau....."
"Jelas ini adalah rencana busuk musuh, kalian jangan pulang secara gegabah......"
"Tapi Enso, apakah kita harus berpeluk tangan belaka membiarkan perkampungan kita dibakar orang?" seru Seng Tiong-gak gelisah.
Bagaimanapun juga Pek Hong adalah seorang jago kawakan yang amat berpengalaman, sejak terjadinya musibah, ia malah dapat menenangkan hatinya.
"Mungkin orang lain telah mempersiapkan segala sesuatunya untuk menunggu kita masuk perangkap," katanya dingin, "maka jika kalian sampai pulang, kita perguruan Bu-khek-bun pasti akan tertumpas habis."
"Maksud Enso........"
"Seperti yang kukatakan tadi, kejadian ini merupakan suatu rencana musuh yang sangat keji.," kata Pek Hong lebih jauh, "kemunculan Liong Thian-siang tidak lebih hanya menyebarkan kekuatan kita saja, sementara kita kemari, pihak musuh dengan kekuatan yang lebih besar menyerbu ke perkampungan Ing-gwat-san-ceng melakukan penumpasan."
Pada saat itulah, Tiong Ling-kang yang sedang duduk bersemedi membuka matanya lebar-lebar, lalu mengeluh :
"Satu kali salah bertindak, menyesal pun tak berguna........"
Tiba-tiba ia muntah darah segar, kemudian tubuhnya roboh terjengkang ke atas tanah.
Pek Hong merasa amat terkejut, buru-buru ia membopong tubuh Tiong Ling-kang sambil berseru :
"Ling-kang kau......"
"Aku...... aku sudah tak tahan lagi," sahut Tiong Ling-kang sambil membuka kembali matanya.
"Mari kita pulang ke perkampungan Ing-gwat-san-ceng...."
Dengan paksakan diri Tiong Ling-kang tarik napas panjang, kemudian katanya :
"Jangan memikirkan untuk mengobati lukaku dengan obat mujarab Pek Hong, percuma, nadiku telah retak dan kesempatan hidupku telah punah, kecuali kau bisa mencarikan jantung baru bagiku jangan harap nyawaku bisa tertolong, sekarang hawa murniku telah buyar, selesai mengucapkan beberapa patah kata ini jiwaku akan melayang pergi........"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pena Wasiat (Juen Jui Pi)
FanfictionDalam kitab Ping-ki-boh (catatan ilmu senjata) tercatat pelbagai ilmu silat kenamaan dalam dunia persilatan serta ulasan tentang senjata tajam, terutama tentang kegunaan istimewa pelbagai senjata aneh, barang siapa dapat membaca kitab Ping-ki-b...