Untuk melaksanakan sandiwara ini, Cu Siau-hong harus mengorbankan tenaga yang tak sedikit jumlahnya, pedang mestika yang ada dalam kotak memang tak boleh diperlihatkan ketajamannya, untuk berbuat yang tepat, sesungguhnya bukan suatu pekerjaan yang terlampau gampang.
Tapi Cu Siau-hong telah melakukannya, bahkan bisa melakukannya secara tepat sekali.
Dari balik kegelapan, tiba-tiba berkumandang suara seorang perempuan yang bertanya :
"Bagaimana menurut pendapatmu tentang si pengemis kecil itu?"
"Bakat yang bagus, sayang belum ditemukan oleh para Tiang-lo dan orang-orang tingkat atas dari Kay-pang, asal kita mau memupuknya secara bersungguh-sungguh, dalam dua puluh tahun mendatang, mungkin ia benar-benar bisa kita bimbing untuk menduduki jabatan sebagai ketua Kay-pang, satu-satunya hal yang perlu kita risaukan adalah kecerdasan otaknya, sekarang dia mau berpihak pada kita lantaran tak puas dengan jabatannya, tapi bila berhasil menduduki kedudukan yang tinggi di kemudian hari, entah ia akan setia lagi kepada Kay-pang atau tidak?"
"Aku dapat melihat bahwa lompatannya tadi penuh tenaga, sayang sekali di waktu melayang turun ke tanah tadi, kakinya agak sempoyongan seakan-akan hampir saja tak mampu berdiri tegak, aku lihat orang yang mewariskan ilmu meringankan tubuh kepadanya telah mengajarkan suatu kepandaian yang keliru."
"Untuk menjadi seorang jago lihay, selain bakat yang harus bagus, bimbingan guru pandai juga tak boleh ketinggalan, dengan kepandaian yang dimiliki Yu Lip, bagaimana mungkin bisa mendidik seorang murid yang baik? Sungguh sayang, suatu bakat bagus harus terpendam dalam lumpur......"
"Kalau kudengar dari nada pembicaraanmu tadi, rupanya kau merasa sayang kepadanya, apakah kau telah mengambil keputusan untuk menerimanya menjadi muridmu?"
"Sekarang masih sukar untuk mengambil keputusan! Biar aku pikirkan dulu sebelum dibicarakan lagi."
Setelah hening sejenak, perempuan itu mengalihkan pokok pembicaraan ke soal lain, katanya lagi :
"Kalau kudengar dari ucapan Lim Giok tadi, tampaknya malam ini Tan Tiang-kim dan Hay Yok-wong hendak mengunjungi tempat ini, kau bersiap-siap hendak menyambutnya dengan cara apa?"
"Kay-pang tersohor karena matanya dan pendengarannya yang tajam, apalagi Tan Tiang-kim merupakan seorang manusia yang amat licik bagaikan rase, di antara empat Tiang-lo Kay-pang, terhitung tua bangka ini yang paling susah dihadapi, betul tempat persembunyian kita bisa mengelabui Yu Lip, tapi sulit untuk mengelabui Tan Tiang-kim......."
"Pek Bwe si tua bangka itu juga bukan manusia baik-baik," sela perempuan itu pula, "terlalu banyak permainan busuk orang ini, sementara waktu mungkin kita bisa mengelabui mereka, tapi kalau diberi sedikit lagi, jejak kita tentu akan berhasil dilacaki."
"Itulah sebabnya tak heran kalau tempat persembunyian kita diketahui mereka, sekarang yang menjadi masalah bagiku adalah menghadapi kedatangan mereka? Atau lebih baik kabur saja, sehingga membiarkan suatu perasaan yang membingungkan mereka."
"Apa untung dan ruginya bila kita menemui mereka serta tidak menemui mereka?"
"Sampai saat ini terlalu banyak permainan yang kita lakukan, jejak kita pun sudah banyak yang ketahuan mereka, ditambah lagi turut campurnya Kay-pang dalam persoalan ini terlalu cepat dan dalam sehingga jauh di luar dugaan kita semua, kalau dibicarakan sebetulnya kita sudah kehilangan suatu kesempatan yang sangat baik untuk membasmi perguruan Bu-khek-bun, kita hanya tahu beradu akal, lupa beradu kekuatan. Sejenak Tiong Ling-kang mati, kekuatan dari Bu-khek-bun tinggal tiga lima orang saja, sekalipun ditambah Pek Bwe dan jago-jago kantor cabang Siang-yang, masih belum terhitung terlalu kuat, waktu itu asal kita turun tangan sepenuh tenaga, mungkin Pek Hong sudah kita bekuk, itulah salahnya kalau kita memilih beradu kecerdasan, akibatnya urusan menjadi kacau balau tak karuan."

KAMU SEDANG MEMBACA
Pena Wasiat (Juen Jui Pi)
FanfictionDalam kitab Ping-ki-boh (catatan ilmu senjata) tercatat pelbagai ilmu silat kenamaan dalam dunia persilatan serta ulasan tentang senjata tajam, terutama tentang kegunaan istimewa pelbagai senjata aneh, barang siapa dapat membaca kitab Ping-ki-b...