SAMBIL tertawa Cu Siau hong segera menuding ke arah mulut lorong itu sambil berkata: 'Dari sinilah mereka melarikan diri"
"Tempat ini hanya bisa dilalui beberapa orang saja, padahal jumlah manusia yang berada dalam perkampungan Pek hoa ceng ini tidak sedikit'.
"Sekarang duduknya persoalan sudah jelas, rupanya jauh hari sebelumnya mereka telah menyiapkan jalan untuk mengundurkan diri, asal perintah diturunkan atau tanda rahasia dilepaskan mereka dapat segera mengundurkan diri dari sini"
"Kongcu, apakah jauh sebelumnya mereka telah bersiap‐siap untuk mengundurkan diri?"
Cu Siau hong menghela napas panjang, "Aaai, disinilah letak kehebatannya" demikian ia menerangkan, "kita masih menyangka diri kita amat pintar dan cekatan, siapa tahu segala sesuatubya telah berada dalam perhitungan orang lain, perangkap dari ciu congkoan, kemunculan dari Siang cengcu kesemuanya itu jelas diatur orang untuk memberi kesempatan waktu yang cukup bagi mereka untuk mengundurkan diri, hal mana membuktikan kalau mereka sudah lama mendapat berita tentang kehadiran kita."
"Kongcu, kita harus melakukan pengejaran dengan segera, tampaknya mereka belum pergi terlampau jauh"
Cu Siau hong tersenyum."Sekalipun hendak dikejar juga tak sempat lagi katanya."
"Kongcu apakah kau sudah mempunyai rencana lain yang jauh lebih matang.?"
Cu Siau hong tidak menanggapi pertanyaan tersebut, sebaliknya menjawab.
"Sekarang kita boleh berangkat bukan?"
"Yaa, boleh" sahut Ong Peng.
Dia membalikkan badan dan segera berlalu dari situ.
Cu Siau hong tidak mengikuti dibelakang‐nya langsung meninggalkan perkampungan Pek Hoa ceng.
Begitu keluar dari pintu perkampungan, Cu Siau hong segera berebut untuk berjalan dipaling muka, dia memimpin beberapa orang itu menuju ke tengah sebuah hutan.
Cu Siau hong memperhatikan sekejap se keliling tempat itu, mendadak ia berjalan menuju kebalik semak belukar dan mengambil beberapa stel pakaian yang kumal, lalu ujarnya sambil tertawa.
"Nah, sekarang kita harus berganti pakaian kumal.
Tampaknya Cu Siau hong telah mempersiapkan segala sesuatunya, dengau cepat ia telah mengubah anak buahnya menjali beraneka ragam manusia.
Cu Siau hong sendiri masih tetap membawa Seng Hong dan Hoa Wan berjalan di paling depan
Sementara orang Ong Peng sekalian membagi diri dalam tiga kelompok, masing‐masing mengenakan pakaian yang berbeda, corak yang berbeda dan tanda rahasia yang berbeda pula berangkat berpencar.
Cu Siau hong menyamar sebagai seorang pelajar setengah umur yang tidak lulus u‐jian sedangkaa Seng Hong dan Hoa Wan menyamar sebagai dua orang anak desa.
Agaknya Cu Siau hong mempunyai sesuatu maksud tertentu, setiap kali berjalan suatu jarak tertentu, dia selalu berhenti dan memeriksa keadaan disekitarnya.
Tak lama kemudian mereka sudah menempuh perjalanan sejauh belasan li lebih.
Arah yang ditempuh pun aneh sekali, mereka hanya berputar‐putar sekitar bukit itu'
Hampir sebagian besar mereka lalui padang ilalang yang lebat serta batuan cadas yang berserakan. Akhirnya tibalah mereka di muka sebuah lembah bukit.Bukit itu sesungguhnya tidak terlampau besar, lagi pula keadaan situasinya juga tidak berbahaya, selain itu bukit mana terkenal sebagai daerah p.enghasil batu kumala sehingga tak sedikit pekerja pencari batu kemala yang membanting tulang disitu.
Lembah tersebut justru merupakan salah satu tempat penghasil batu kemala yang terpenting.
Oleh karena itu diseputar mulut lembah terdapat banyak sekali rumah gubuk tempat kawanan pekerja itu berpondok.
Tapi jelas terlihat, pada waktu itu seluruh pekerja sedang membanting tulang didalam lembah. Cu Siau hong menemukan tanda rahasia tersebut menunjukkan ke arah dalam lembah tersebut.
Dari depan mulut lembah, secara lamat‐lamat dapat didengar suara orang mencang‐kul dan memukul batu.
Seng Hong serta Hoa Wan dengan cepat telah menyusul tiba, mereka lantas berbisik. "Kongcu, adakah sesuatu yang mencuriga‐kan?"
'Menurut petunjuk rahasia yang tertera disini agaknya mereka telah memasuki lembah tersebut. "Kongcu, mengapa kau tidak langsung masuk kesitu dan memeriksanya sendiri?"
'Lembah ini merupakan tempat penggalian batu kemala, sekarang agaknya sedang waktu orang bekerja, semestinya tidak mungkin orang‐orang perkampungan Pek hoa ceng mengundurkan diri kedalam lembah ini'
"Hamba telah memeriksa keadaan situasi diseputar sini" kata Seng Hong, "semestinya jarak dari perkampungan Pek hoa ceng sampai disini tidak terlampau jauh, tadi mereka berputar dulu satu lingkaran besar sebelum sampai ke mari, mungkin hal ini sudah mereka persiapkan sebelumnya"
Cu Siau hong manggut‐manggut.
"Benar, sepintas lalu tempat ini nampaknya tidak rahasia, padahal lembah ini aman sekali tiada orang yang bisa melepaskan diri dari pengawasan para pekerja yang sedang bekerja di kedua belah sisi bukit, jelas tempat ini merupakan sebuah perangkap"
""Betul! Sudah pasti sebuah perangkap"
"Tapi, perduli tempat ini sebuah perangkap atau bukan, kita harus memasukinya dan melihat keadaan'
"Biar aku yang menemani kongcu masuk, sedang Hoa Wan tetap tinggal dimuka lembah sambil menunggu kehadiran mereka"

KAMU SEDANG MEMBACA
Pena Wasiat (Juen Jui Pi)
FanfictionDalam kitab Ping-ki-boh (catatan ilmu senjata) tercatat pelbagai ilmu silat kenamaan dalam dunia persilatan serta ulasan tentang senjata tajam, terutama tentang kegunaan istimewa pelbagai senjata aneh, barang siapa dapat membaca kitab Ping-ki-b...