"Seandainya aku berhasil mengungguli Ji siocia dengan satu atau setengah jurus, aku mohon Ji siocia bersedia melepaskan keluargaku itu"
"Tentu saja, bila kau unggul dariku, kau boleh mengajukan syarat apapun"
"Yang kalian benci, yang kalian dendam hanya aku seorang, oleh sebab itu sekalipun aku kalah, kalian pun tidak seharusnya mencelakai anggota keluargaku bukan?""Cara kerja organisasi kami adalah mementingkan besarnya manfaat, kami tak pernah memperhatikan soal cara tersebut seharusnya digunakan atau tidak.."
"Ji siocia, maksudku bila aku sudah tidak menjadi musuhmu lagi, seharusnya kalian pun akan melepaskan anggota keluargaku bukan?""Soal ini tak perlu kau kuatirkan, bila kau sudah bukan musuh kami lagi, bukan saja mereka tak akan mendapat gangguan bahkan kami pun akan mengerahkan segenap kemampuan yang kami miliki untuk melindungi keselamatan mereka"
"Melindungi sih tak perlu, aku hanya berharap mereka dapat dibiarkan kembali ke rumah serta melewati penghidupan yang tenang seperti sedia kala, mereka bukan anggota persilatan lebih baik jangan dilibatkan lagi kedalam masalah dunia persilatan"
"Baiklah, kukabulkan permintaan itu, bahkan pasti akan kulakukan.."
"Kalau begitu kuucapkan banyak terima kasih dulu kepada Ji siocia.." seru Cu Siau hong sambil menjura.Ternyata Ji siocia balas membungkukkan badannya memberi hormat pula.
"Tak usah banyak adat!" serunya.
Pelan-pelan Cu Siau hong meloloskan pedangnya, kemudian berkata lagi :
"Ji siocia,berhati-hatilah, aku akan segera turun tangan""Silahkan" Ji siocia manggut-manggut.
Cu Siau hong menggetarkan pedangnya dan segera melepaskan sebuah tusukan kedepan.
Dengan cekatan Ji siocia mengigos kesamping untuk menghindarkan diri. Pedangnya yang berada di ujung baju sama sekali tidak digunakan, nampaknya dia masih bertangan kosong belaka.Sebenarnya Cu Siau hong hendak menyuruh nona itu mencabut pedangnya, tapi ia berpikir lagi, sebagai jagoan yang berilmu silat jauh lebih tinggi daripadanya, semestinya tak perlu diberi peringatan lagi.
Karena berpikir demikian, dia lantas memutar pedangnya dan mengembangkan serangkaian serangan gencar yang dahsyat dan luar biasa.
Tampak cahaya tajam berkilauan di angkasa, selapis cahaya pedang menggulung ke depan.
Paras muka Ji siocia segera berubah menjadi dingin dan serius, tangan kanannya cepat dikebaskan ke muka, sekilas cahaya tajam segera membendung datangnya ancaman dari Cu Siau hong tersebut.Serangan Cu Siau hong yang gencar dan maha dahsyat itu akhirnya berhasil memaksa Ji siocia untuk meloloskan senjatamya.
Jurus pedang yang digunakan Cu Siau hong sangat kalut dan gado-gado, namun setiap jurus yang berbeda itu justru mendatangkan kedahsyatan serta daya pengaruh yang mengerikan.
Ketika menyambut lima puluh jurus serangan dari pemuda tersebut, Ji siocia sudah tak sanggup menahan diri pada posisi yang semula lagi, tubuhnya mulai bergeser kesamping atau mundur kebelakang untuk menahan ancaman Cu Siau hong yang makin menghebat.Dari delapan puluh jurus serangan yang dilancarkan Cu Siau hong, ternyata tak sejurus serangan pun yang merupakan serangkaian ilmu pedang yang utuh, setiap jurus boleh dibilang berdiri sendiri dan sama sekali tiada hubungannya dengan jurus serangan yang lain.
Kalau pada permulaan pertarungan itu berlangsung, Ji siocia masih bisa bertindak sekehendaknya sendiri tapi sekarang mau tak mau dia harus bersikap lebih berhati-hati.
Jurus serangan yang dipergunakan Cu Siau hong tampaknya sama sekali diluar dugaannya.
Dengan cepat Ji siocia berhasil membendung lagi tiga jurus serangan dari Cu Siau hong, kemudian pelan-pelan berkata:
"Tahan!"Cu Siau hong segera menghentikan serangannya kemudian sambil menghela napas katanya:
"Aaaai..sungguh memalukan, sungguh tak kusangka delapan puluh jurus serangan yang kulancarkan secara beruntun belum berhasil juga mendesakmu"

KAMU SEDANG MEMBACA
Pena Wasiat (Juen Jui Pi)
FanfictionDalam kitab Ping-ki-boh (catatan ilmu senjata) tercatat pelbagai ilmu silat kenamaan dalam dunia persilatan serta ulasan tentang senjata tajam, terutama tentang kegunaan istimewa pelbagai senjata aneh, barang siapa dapat membaca kitab Ping-ki-b...