Pena 46

3.8K 45 1
                                        

AKU rasa mereka tak lebih hanya ingin mengetahui tindak tanduk pena wasiat terhadap dunia persilatan saja, belum tentu benar‐benar ingin tinggal dalam du‐nia persilatan'
Setelah menghela napas pelan dia melanjutkan:
"Kongcu perlukah kita mengadakan kontak dengan mereka?" 'Aku rasa tak usah untuk sementara waktu'
''Mengapa?"
"Pertama, kita harus mengetahui lebih dulu apa tujuan dan maksud mereka terjun lagi ke dalam dunia persilatan kali ini?"
Ong Peng mengangguk tanpa berbicara.
"Kedua" sambung Cu Siau hong, "mereka berombongan besar, lagi pula berdandan sangat istimewa, keadaan mereka amat menyolok mata, Jikalau kita sampai mengadakan kontak dengan mereka, sudah pasti tindakan kita ini akan menarik pula perhatian orang lain"

"Pendapat kongcu memang benar"
"Menurut pengamatanku secara diam-diam, manusia-manusia dari dunia persilatan yang munculkan diri sekarang amat beraneka ragam, siapa tahu diantara mereka terdapat pula manusia-manusia yang sesungguhnva bertujuan untuk memusuhi kita?"
"Maksud kongcu .....?" Cu Siau hong tertawa.
"Sekarang kita semua sedang meraba dalam air keruh, maka kita dituntut untuk bertindak lebib cerdas, lebih waspada dan lebih berhati hati lagi...."
"Ooooh. . ."
"Beritahu kepada mereka, mulai sekarang kita harus memecahkan diri menjadi grup-grup kecil dan melakukan tindakan secara terpisah, bilamana tidak pentingjangan berkumpul menjadi satu, tapi secara diam¬diam mereka harus turut mengawasi semua keadaan dan saling mengadakan kontak un-tuk bertukar keterangan"
Ong Peng mengiakan dan segera membalikkan badan sambil berlalu.
Tampaknya pendeta tua beralis putih itu dihormati oleh setiap orang, dimana saja dia tiba, semua orang hampir memberi hormat kepadanya.
Cu Siau hong sendiri berusaha keras untuk menjadikan dirinya sederhana dan sebiasa mungkin, pelan¬pelan dia berjalan mendekati jembatan yang patah itu sambil turut memeriksa.
Dengan jelas ia menemukan jembatan itu bukan patah atau rusak karena arus atau dimakan usia. Sudah jelas jembatan itu patah oleh sebotase seorang atau sekelompok organisasi dunia persilatan.
Cara yang mereka gunakan benar-be-nar brutal dan keji, pada hakekatnya jem-batan itu mustahil bisa dipergunakan lagi.
Tapi apa sebabnya jembatan itu di rusak? Siapakah yang melaksanakan perusakan itu? Dan dimanakah keuntungan yang bisa diraih?
Disekitar tempat itu berkumpul ratusan orangjago persilatan, tidak sedikit diantara mereka yang ikut melakukan pemeriksaan terhadap keadaan jembatan tersebut.
Dengan langkah lebar Pek bi taysu berjalan mendekati jembatan itu diiringi seorang kakek berjubah panjang.

Ia memperhatikan jembatan yang patah, Pek bi taysu segera mengernyitkan alis matanya yang putih, kemudian katanya:
"Jelas ada orang yang sengaja merusak jembatan ini.'
Kakek berjubah panjang itu manggut‐ manggut, serunya sambil mengelusjenggot kambingnya yang putih: "Benar, sudah jelas merupakan suatu tindakan sabotase!"
'Lolap benar‐benar tidak habis mengerti, sesungguhnya dimanakah letak maksud dan tujuan mereka berbuat demikian?'"
'Menurut apa yang lohu ketahui, kema‐rin jembatan ini masih tetap utuh dan baik, tapi hanya dalam semalaman saja, jembatan ini bisa dihancurkan orang".
Cu Siau hong segera membalikkan badannya seraya berbisik:
"Ong Peng, apakah kau kenal dengan kakek itu?'
"Kenal, dia adalah Oh Hong cun dari kota Lu ciu, seorang tokoh dunia persilatan yang amat ternama" 'Bagaimana nama orang ini?'
"Dia adalah seorang manusia yang cekatan dan pandai bekerja, tapi ia tak akan mencari kesulitan buat diri sendiri'
"Ooooh..."
'Sesunggunnya dia memang seorang yang cermat dan seksama" Ong Peng menambah kan. Cu Siau hong tersenyum.
'Orang semacam ini biasanya jarang melakukan kejahatan, namun diapun tak pernah berbuat sosial"
Berbicara soal kebaikannya, dia pandai menjaga diri dan mengendalikan diri, ber‐bicara soal kejelekannya, dia licik dan banyak tipu muslihatnya.."
"Tampaknya dia begitu kenal baik dengan Pek bi taysu dari kuil Siau lim si?"
"Oh Hong cun amat gemar berkenalan, diantara golongan putih maupun golongan hitam yang ada dalam dunia persilatan, banyak diantaranya yang merupakan sahabat karibnya"
"Ooooh, rupanya dia adalah seorangtokoh persilatan macam begini"
"Dia pun seorang manusia yang bertelinga tajam'
"Ong Peng, carikan kesempatan yang tepat, aku ingin berkenalan dengannya"
"Kongcu, gampang kalau kau ingin berkenalan dengannya, cuma paling baik kalau kau menunjukkan sedikit kelihayan lebih dulu"
'Ooooh...."
"orang ini hanya menghormati manusia yang punya nama dan kepandaian, padahal kita tak punya nama dan kedudukan, maka kita harus menunjukkan sedikit kelihayan dihadapannya"
"Ong Peng, caramu itu boleh digunakan tapi lebih baik gunakan sedikit taktik sehingga jangan berbuat kelewat menyolok'
"Akan hamba ingat"
Sementara itu, perahu penyeberang tersebut sudah kembali lagi ketepi pantai.
Terhadap Pek bi taysu, orang-orang itu menaruh sikap yang sangat menghormat, masing-masing orang lantas menyingkir ke samping dan memberi jalan lewat, arti dari tindakan mana sudah amatjelas yakni mereka akan mempersilahkan Pek bi taysu untuk naik ke atas perahu penyeberang itu lebih dulu.
Pek bi taysu memandang sekejap sekeli-ling tempat itu, kemudian bisiknya dengan suara rendah.
"Oh sicu, saudara sekalian, harap kalian jangan kelewat sungkan, lolap mana boleh berbuat semau sendiri, masa datang paling belakangan naik perahu lebih duluan?"
Sambil mengelus jenggot kambingnya, Oh Hong cun segera menyahut sambil tertawa.
"Taysu adalah seorang tokoh persilatan yang punya nama serta kedudukan besar dalam dunia persilatan, setiap umat persila-tan sama-sama menghormati dirimu, kalau toh mereka semua mempunyai pikiran demikian, aku rasa kau pun tak usah sungkan-sungkan lagi"
Pek bi taysu termenung lagi beberapa saat, kemuian katanya:
"Baiklah, kalau memang begitu lebih baik lolap menurut perintah saja.."
"Sudah seharusnya demikian""Saudara 0h, bagaimana kalau kau ikut bersama lolap menyeberang bersama-sama." "Jika taysu tidak keberatan, tentu saja akan kutemani"
"Pek bi taysu dan Oh Hong cun secara beruntun-segera naik keatas perahu pe-nyeberang.

Pena Wasiat (Juen Jui Pi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang