Tiong Ling-kang menghembuskan napas panjang, katanya :
"Sekalipun bunga teratai baja bukan termasuk senjata rahasia beracun, tapi aku telah berhasil menciptakan suatu kepandaian Hwe-sian-jiu (gerakan berputar dan membalik). Dua belas batang bunga berantai baja dapat berputar secara beruntun seperti gerakan gangsingan, bukan saja untuk menghadapi senjata rahasia lawan bisa juga dipakai untuk mengatasi kerubutan orang banyak, tapi kepandaian ini tidak mudah untuk digunakan, dalam hal penggunaan tenaga mengincar sasaran musti memiliki kecerdasan yang tinggi terutama tenaga pemutaran tersebut harus tetap dan kuat sehingga jangan sampai gagal melukis harimau munculnya seekor anjing. Sekalipun indah gerakannya, bila kurang sempurna mempelajarinya, bukan cuma akan ditertawakan lawan bisa jadi sendiri pun ikut dilukai......."
Setelah berhenti sejenak terusnya :
"Jika kalian bertiga dapat bekerja sama, aku percaya ini lebih bagus lagi. Nanti aku akan memperlihatkan cara penggunaannya dalam menghadapi tawon-tawon raksasa, setelah itu baru kuwariskan cara penggunaannya serta bagaimana cara mengerahkan tenaganya."
Sekalipun keterangan tidak diberikan terlalu jelas, namun maksudnya dapat dipahami oleh Tang Cuan serta Cu Siau-hong sekalian.
Di antara dua belas orang murid Bu-khek-bun, hanya mereka bertiga saja yang memiliki kecerdasan serta dasar tenaga dalam yang cukup untuk mempelajari kepandaian itu.
Tapi Tiong Ling-kang tak dapat mewariskan kepandaian itu dalam perkampungan Ing-gwat-san-ceng.
Setelah menembusi hutan, tiba-tiba pemandangannya berubah, tampak di sebuah lapang yang berbatu cadas, tumbuh aneka macam bunga gunung yang indah dan harum baunya.
Bunyi amat gaduh berkumandang pula di sekitar tanah lapang, sungguh besar tawon di situ, besarnya mencapai setengah inci lebih.
Waktu itu beratus-ratus ekor tawon raksasa sedang beterbangan di antara aneka macam bunga-bungaan.
"Kalian musti berhati-hati," kata Tiong Ling-kang, tawon-tawon raksasa itu mengandung sari racun yang jahat, lagi pula amat buas, asal kalian menghindari mereka, tak nanti mereka akan melukaimu. Bila kulepaskan Thiat-lian-hoa nanti mereka pasti menjadi marah, janganlah kalian menjadi teledor, bila sebagian besar mengejarku, gunakan ilmu pedang hasil belajar kalian selama banyak tahun untuk menghadapinya, latihlah diri untuk menghadapi tawon-tawon itu sebelum sungguh-sungguh bertarung melawan orang....."
Dari sakunya ia mengeluarkan sebuah botol porselen dan mengambil enam biji obat, lanjutnya :
"Di sini ada enam biji pil pelenyap racun, makanlah seorang sebiji, bila ada yang terluak harus bicara terus terang, jangan dirahasiakan, kita lindungi yang terluka keluar dari hutan."
"Jika kita mundur ke dalam hutan ruang gerak kita menjadi terbatas, bila tawon itu menyusul kita, bukankah semakin besar kerugian yang bakal kita derita?" kata Tang Cuan.
"Kubawa kalian ke sini justru lantaran tempat ini terlalu aneh, tampaknya tawon-tawon itu bersarang di atas dinding tebing sebelah depan, yang aneh lagi tawon-tawon itu hanya bergerak di sekitar tanah lapang tersebut, tidak pernah mereka terbang ke arah hutan."
Cu Siau-hong mengerutkan dahinya, ia seperti hendak mengucapkan sesuatu tapi niat itu kemudian dibatalkan.
Ia merasa gurunya lebih berpengalaman, apa yang dinilainya sudah barang tentu lebih tepat dari penglihatannya sendiri, maka bila mereka dibawa kemari pasti tak salah lagi, sebab segala macam makhluk alam mempunyai kebiasaan sendiri, siapa tahu kalau perkataan gurunya memang benar?
Karena berpendapat demikian, Cu Siau-hong pun cuma menyimpan kecurigaan tersebut di dalam hati.
Tang Cuan menyaksikan sikap Cu Siau-hong yang aneh, dia lantas bertanya dengan lirih :

KAMU SEDANG MEMBACA
Pena Wasiat (Juen Jui Pi)
FanfictionDalam kitab Ping-ki-boh (catatan ilmu senjata) tercatat pelbagai ilmu silat kenamaan dalam dunia persilatan serta ulasan tentang senjata tajam, terutama tentang kegunaan istimewa pelbagai senjata aneh, barang siapa dapat membaca kitab Ping-ki-b...