Pena 29

4K 51 0
                                    

"Kenapa?" sambung Ti Thian hua cepat.
"Maka kau akan memperoleh kesempatan untuk hidup lebih jauh"
"Bagaimana kau memberi jaminan tersebut?"
"Jaminan apa yang kau minta?"
"Agar aku percaya kalian benar-benar akan melepaskan diriku"

'Baik Kau boleh mengajukan beberapa syarat, cuma kau harus mengerti aku adalah istrinya Ti-ong Leng kang, dalam hidupnya Tiong Leng-kang tak pernah berbicara bohong, asal apa yang telah ia kabulkan, perkataan itu lebih berat dari bukit karang, sekalipun aku bukan Tiong Leng kang, aku telah menjadi suami istri selama puluhan tahun dengan nya, aku tak dapat menodai nama baik suamiku yang telah tiada"

Dari perkataanya itu jelas tercermin perasaan cinta kasihnya yang murni.
Ti Thian hua menghembuskan napas panjang, katanya kemudian:
"Maksud hujin, kau suruh aku mempercayaimu...?"
Pek Hong meendengus dingin.
"Kau adalah salah seorang pembunuh yang telah menghancurkan perguruan Bu Khek bun, bukan saja kau telah menculik putraku bahkan membunuh puluhan lembar nyawa anggota perguruan kami, rasa benciku kepadamu boleh dibilang telah merasuk sampai ketulang sum-sum, jika kau sampai menimbulkan kemarahanku, aku dapat mencincang tubuhmu menjadi berkeping-keping oleh karena itu lebih baik lenyapkan semua persiapanmu untuk bermain busuk"
"Hujin aku sedang bertanya kepadamu, kau belum menjawab cara apakah kau hendak menjamin keselamatan jiwaku?"
"Jika kau bersedia untuk bekerja sama dengan bersungguh hati, akupun bersedia juga untuk melepaskan dirimu!"
"Tidak akan memunahkan ilmu silatku? Atau melakukan sesuatu diatas tubuhku?"
"Benar, akan kulepaskan dirimu secara utuh!"
"Baik! Aku bersedia untuk mencobanya, sekarang aku minta racun yang mengeram dalam tubuhku bisa dipunahkan lebih dulu, daya kerja racun ini bisa mengakibatkan kematian dalam dua jam mendatang"
Pek Hong manggut-manggut.
"Masih ada yang lain?" tanyanya:
"Setelah racun dalam tubuhku punah, akan kuberitahukan cara untuk mengadakan kontak dengan mereka dan kalian boleh mengikuti diriku"
Pek Hong segera berpaling dan memandang sekejap kearah Tang Cuan, kemudian katanya:
"Sekarang juga pergi cari orang Kay pang, suruh mereka mintakan obat pemunahnya dari Ngo tok giok li" Tang Cuan segera mengiakan dan berlalu dari sana.
Seng Tiong gak segera mendehem pelan, lalu katanya:
"Ti Thian hua, apakah kau mempunyai ikatan dendam atau sakit hati dengan perguruan Bu-khek bun?"
"Tidak ada!"
"Kalau memang tak ada dendam maupun sakit hati, apa sebabnya kau membantu mereka untuk menghadapi Bu Khek bun?"
Ti Thian hua tertawa hambar.
"Pertanyaan yang kalian ajukan terlalu banyak, bolehkah aku untuk tidak menjawabnya?"
"Boleh, cuma kau harus ingat, bila gagal untuk mengadakan kontak dengan mereka, saat itulah kau akan merasakan siksaan bagaimana kalau orang ingin mati tak bisa mati ingin hidup tak bisa hidup"
Tiba-tiba saja suasana ruangan itu berubah menjadi hening, sepi dan tak kedengaran sedikit suarapun, tak seorangpun yang bertanya lagi kepada Ti Thian hua.
Selama ini Cu Siau hong sendiri juga membungkam dalam seribu bahasa, ia cuma berdiri saja disamping dengan tenang.
Sekalipun demikian, sspasang matanya me-natap terus wajah Ti Thian hua lekat-lekat seakan akan dia hendak menembusi isi hati orang itu.
Dalam keheningin inilah Tang Cuan telah muncul kembali sambil membawa obat pemunah.
Itulah sebutir pil berwarna putih, pelan-pelan Tang Cuan berjalan ke hada-pan Ti Thian hua, kemudian serunya:
"Telan..!"
Ti Thian-hua, memandang pil itu sekejap, kemudian menelannya.
Lebih kurang seperminum teh kemudian, Pek Hong baru bertanya dengan dingin:
"Betulkah obat pemunahnya?"
" Betul!'
"Kau bermaksud kapan baru mulai? '
"Sepasang kakiku, sepasang lenganku m-asih tertotok dan tak bisa berkutik, apakah hujin bisa menolong untuk membebaskannya lebih dahulu?"
-ooo0ooo-
BAGIAN 17
BAIK, Tang Cuan bebaskan jalan darahnya!"
Tang Cuan mengiakan, sepasang tangannya segera diayunkan berulang kali untuk menepuk keempat buah jalan darahnya.
Pelan-pelan Ti Thian hua bangkit berdiri setelah melancarkan peredaran darah pada sepasang lengan dan sepasang kakinya, ia menghembuskan napas panjang.
"Aku masih ada suatu permintaan lagi!'
"Katakanlah!"
"Aku ingin mengisi perut lebih dahulu!"
' Segera perintahkan kedapur untuk menyiapkan hidangan!" Pek Hong segera berseru.
Tak lama kemudiam Ti Thian hua sudah duduk bersantap dengan lahapnya, setelah kenyang dia baru bangkit berdiri, ujarnya:
"Hujin, bagai mana caramu untuk mempersiapkan orang?"
"Aku ingin mengetahui terlebih dahulu dengan cara apakah kau hendak mengadakan kontak dengan mereka?"
"Sederhana sekali, kami mempunyai tan-da rahasia yang telah dijanjikan lebih dahulu, asal kulepaskan tanda rahasia ini, dan mereka menyaksikan tanda rahasia yang ku-lepaskan, dengan cepat mereka akan datang untuk menemui diriku"
"Dimana tempatnya?"
"Soal tempat, hujin boleh memilih sesukanya, aku harap kalian bisa membuat persiapan lebih dahulu, cuma sebisanya jangan sampai meninggalkan bekas"
"Seandainya mereka tidak datang?"
'Aku hanya bisa berusaha dengan segala kemampuan yang bisa kulakukan, tapi sam-pai pada taraf manakah hasil yang bisa tercapai, aku belum dapat menduganya?"
"Asal kau benar-benar telah berusaha dengan segala kemampuan yang bisa kau lakukan, sekalipun tidak berhasil, aku juga tak akan menyalahkan dirimu!"
"Baik! Setelah hujin berkata demikian, aku merasa amat berterima kasih sekali"
"Cuma, bila kau bermain setan secara di-am-diam, apalagi kalau sampai ketahuan, kau akan merasakan siksaan yang luar bia-sa hebatnya, mungkin siksaan itu akan membuat kau ingin mati tak bisa, hiduppun tak dapat"

Pena Wasiat (Juen Jui Pi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang