Pena 25

1.5K 39 0
                                    

Ngo-tok-giok-li berseru tertahan sesudah mendengar perkataan itu, katanya cepat :

"Baru saja aku bertemu dengan orang Kay-pang, kenapa mereka tidak memberitahukan hal ini kepadaku?"

"Orang yang kau jumpai itu bukankah seorang Tiang-lo dari Kay-pang?"

"Benar! Dia adalah seorang Tiang-lo yang paling tersohor namanya dari Kay-pang, orang itu bernama Tan Tiang-kim."

"Tepat sekali! Aku pun pernah mendengar orang bilang, salah seorang di antara jago-jago yang hendak membunuhnya terdapat seorang Tiang-lo she Tan yang konon paling susah dihadapi!"

"Nona Kiau mungkin kau keliru, menurut ibuku orang she Tan itu adalah seorang manusia jujur yang bisa dipercaya perkataannya."

"Di waktu biasa, dia memang demikian, tapi sekarang keadaannya sama sekali berbeda!"

"Bagaimana perbedaannya?"

"Sekarang, Kay-pang sedang bermusuhan dengan Ui Thong, bagaimana mungkin dia akan berbicara jujur kepada dirimu?"

"Oooh, kiranya begitu!"

Dalam pada itu, Gin-kiok telah muncul kembali dari penginapan di atas punggungnya menggembung pula dua buah bungkusan kecil.

Kiau Hui-nio segera tersenyum, katanya,

"Nona, mari kita berangkat sekarang juga."

"Boleh, tapi ada sepatah dua patah kata terpaksa aku harus menerangkan lebih dulu."

"Persoalan apa?"

"Jika tempat yang kau tuju nanti tidak terdapat Ui Thong, maka hal ini akan berubah menjadi suatu persoalan yang menyulitkan dirimu."

Mendengar ucapan tersebut, Kiau Hui-nio segera tertawa terkekeh-kekeh.

"Heeehh........ heeehh...... heeehh...... jadi nona akan turun tangan untuk membuat perhitungan."

"Itu mah tidak, di antara kita tak punya dendam atau sakit hati, mengapa aku musti mencari balas kepadamu? Tapi, aku pun tak bisa melepaskan dirimu dengan begitu saja."

"Lantas apa yang hendak kau lakukan atas diriku ini?"

"Aku bermaksud melepaskan sedikit racun yang bersifat lambat ke dalam tubuhmu, setengah tahun kemudian racun itu baru akan mulai bekerja, setengah tahun kemudian kau harus berhasil mengajak Ui Thong datang ke Ngo-tok-bun di Siang-see untuk peroleh obat penawarnya."

"Baiklah! Emas murni tidak takut terbakar, aku hanya berniat untuk membawamu menjumpai Ui Thong, soal kesulitan yang lain tak akan kupikirkan sekarang."

Ngo-tok-giok-li manggut-manggut.

"Baiklah! Mari kita segera berangkat."

"Tunggu sebentar nona!"

"Kau masih ada urusan lainnya?"

"Sepanjang perjalanan nanti kau harus mendengarkan semua perkataanku, paling tidak selama belum bertemu dengan Ui Thong."

"Baik!"

"Nona," sela Gin-kiok, "tanya dulu kepadanya, berapa lama yang dia butuhkan, kita toh tak bisa mengikutinya terus sepanjang masa."

"Benar, kau harus menentukan batas waktu yang dibutuhkan sampai bisa berjumpa dengan Ui Thong," kata Ngo-tok-giok-li kemudian.

Kiau Hui-nio termenung beberapa saat lamanya, kemudian menjawab.

"Mungkin aku membutuhkan waktu selama dua sampai tiga hari lamanya."

"Jelaskan yang betul, dua hari atau tiga hari?"

Pena Wasiat (Juen Jui Pi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang