Pena 18

2.6K 40 0
                                        

Yu Lip segera berpaling ke arah Pek Bwe sambil berseru.

"Loya-cu....."

"Yu-toucu, kau tak usah memanggil aku," tukas Pek Bwe, "ketahuilah, rasa gelisah yang berkecamuk di hati Lohu, sedikit pun tidak berada di bawah perasaan putriku."

"Yu-toucu, harap kau berbicara terus terang, bila tidak setuju, terpaksa kita harus pergi meninggalkan tempat ini," seru Tang Cuan.

Dengan perasaan apa boleh buat terpaksa Yu Lip berkata :

"Baiklah! Bila saudara sekalian bersikeras untuk berbuat demikian, aku orang she Yu juga tak dapat mencegahnya, aku akan menuruti semua kehendak kalian itu."

"Kau sudah berbicara sekian lama, Lohu hanya menangkap kata-kata ini mengandung maksud yang mendalam," ucap Pek Bwe.

"Baiklah, jika kalian bersikeras ingin melakukan sesuatu perbuatan, aku pun tidak bermaksud menghalanginya, beri waktu setengah hari kepadaku, akan kupersiapkan segala sesuatunya."

"Yu-toucu, dalam kenyataannya jumlah kami serta tempat persembunyian kami telah diketahui orang dengan jelas, pelindungan macam apa yang diberikan perkumpulan anda, juga diketahui amat jelas dengan mereka, oleh sebab itu kau tak usah mempersiapkan segala sesuatunya lagi, orang-orang Bu-khek-bun harus berhadapan sendiri dengan mereka agar bisa menimbulkan rasa gentar buat mereka."

Yu Lip termenung sebentar, kemudian berkata :

"Pek Loya-cu, persoalan ini makin dibicarakan semakin serius, untuk menghindari kesalahan paham buat Tiong-hujin dan Tang-ciangbunjin, dengan memberanikan diri aku orang she Yu akan mengambil keputusan, cuma paling tidak aku orang she Yu harus turut serta di dalam gerakan ini."

"Baiklah! Kita tetapkan begini saja, tapi kau harus dapat mengendalikan anak buahmu agar jangan terlalu mencolok sehingga malahan merusak keadaan."

Yu Lip manggut-manggut.

"Kalian bermaksud untuk turun tangan dengan cara apa! Bagaimana pula aku harus membantu......."

Setelah pembicaraan beralih kembali ke pokok persoalan, Pek Bwe pun segera membeberkan sebagian dari rencananya itu.

Sebagai seorang jago kawakan yang sudah sering kali melakukan perjalanan dalam dunia persilatan dan berpengalaman luas, Pek Bwe sadar, lebih banyak orang mengetahui rencana tersebut berarti kemungkinan besar rahasia tersebut bisa bocor, apalagi Yu Lip merasa tanggung jawabnya besar, makin banyak yang diketahui olehnya, pasti akan semakin banyak pula orang yang akan dipersiapkan olehnya."

Langkah pertama yang dilakukan adalah Cu Siau-hong serta Tang Cuan masing-masing berganti dengan pakaian Kay-pang, melepas pedangnya, dan diam-diam menggembol dua bilah pisau belati serta senjata rahasia.

Dari dalam gedung bangunan mendadak muncul delapan orang murid Kay-pang yang menyerbu ke dalam kamar obat dalam dua rombongan.

Empat orang tabib kenaman dari kota Siang-yang semuanya telah diundang datang ke dalam gedung tersebut.

Pintu gerbang dalam gedung yang bercat hitam selalu berada dalam keadaan tertutup rapat, tapi begitu gelang pintu berbunyi pintu segera terbuka, begitu orang telah masuk pintu pun ditutup kembali.

Setelah berada dalam ruangan maka segera terlihatlah penjagaan yang sangat ketat. Belasan orang anggota Kay-pang masing-masing berdiri tersebar di sudut-sudut gedung.

Cu Siau-hong dan seorang anggota Kay-pang telah berhasil pula mengundang seorang tabib, tapi setibanya di luar gedung, ia tidak masuk ke dalam, melainkan berbisik-bisik dengan anggota Kay-pang tersebut kemudian putar badan dan menuju keluar.

Pena Wasiat (Juen Jui Pi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang