Pena 65 (Tamat)

4K 60 13
                                    

Sepasang matanya yang tajam bagaikan sembilu tiada hentinya mengawasi wajah kedua orang tersebut.
Yu losam menghembuskan napas panjang, lalu katanya:
"Toa sianseng, siaute sekalian hanya ingin lebih memahami tentang keadaan Toa sianseng yang sebenarnya"

Setelah berada dibawah pengaruh yang ketat dan tegas selama banyak tahun, sedikit banyak sudah tertanam rasa jeri dalam hati kecil orang-orang itu terhadap pemimpinnya maka begitu saling beradu pandangan dengan Toa sianseng serta merta orang itu menjadi bergidik.

"Apakah disebabkan aku selalu mengenakan topeng kulit manusia maka kalian menganggap aku misterius, bagaimana seandainya kulepaskan topeng tersebut sekarang juga?"
"Toa sianseng, memang itulah yang kami harapkan siang dan malam"
"Baik! Aku akan segera melepaskan topeng kulit manusia ini, namun aku harap saat ini juga kalian mengemukakan posisi masing-masing"

"Posisi bagaimana?"
"Pertama, aku minta kalian menetapkan apabila kulepaskan topeng ini, apakah kalian masih bersedia melaksanakan tugas seperti apa yang kuperintahkan"

"Apabila setelah kejadian ini masing-masing pihak dapat bergaul secara jujur dan terbuka, tentu saja kami masih bersedia untuk mendengarkan perintah Toa sianseng" jawab Thi losu dengan cepat.

"Bagus sekali, bila kuminta kalian berdua membunuh Bun Hong?"
Yu losam menjadi tertegun, "Kau maksudkan Ji sianseng?"
"Betul!"
"Soal ini..dia adalah Ji sianseng, mana boleh kami berbuat kurang ajar dengan melawan atasan sendiri?"

"Mereka telah mengkhianati aku, mulai sekarang aku telah menghapus kedudukannya sebagai Ji sianseng, kemudian jabatan mana akan kuberikan kepadamu"
Ucapan yang terakhir ini sungguh mempunyai daya pikat yang besar sekali. Tanpa terasa Yu losam memandang beberapa kejap kearah Bun Hong.

Dengan suara dingin Bun Hong segera berkata:
"Jangan percaya dengan taktik adu dombanya, dia suruh kalian turun tangan, tapi coba kalian bayangkan sendiri, mampukah kalian membunuhku?"

"Lo sam, ilmu silat yang dimiliki Ji sianseng pasti tidak berada diatasmu" bujuk Toa sianseng.
Yu losam berpaling dan memandang sekejap ke arah Thi losu, kemudian katanya, "Coba kau lihat, menurut pendapatmu apa yang harus kita lakukan sekarang?"

"Aku rasa, persoalan ini harus kita pikirkan dulu secara tenang" jawab Thi losu.
"Apa lagi yang mesti dipikirkan?" desak Toa sianseng.
"Aku ingin berpikir, bagaimana kami mesti mengambil keputusan, sebab aku pikir itulah kesempatan yang terakhir buat kami semua"

"Kesempatan yang terakhir? Apa maksudmu?" tanya Yu losam keheranan.
Thi losu tersenyum, "Coba bayangkan, menurut keadaan situasi yang terbentang didepan mata sekarang, agaknya itulah pilihan kita yang terakhir, jikalau kita salah memilih, maka hanya satu jalan yang bakal kita tempuh"
"Jalan apa?"
"Jalan kematian"
"Masih ada satu jalan lagi, apakah kau belum pernah membayangkan?" tiba-tiba Cu Siau hong menyela dengan suara sedingin salju.
"Jalan apa?"

"Nama busuknya akan tersiar sampai generasinya, manusia hanya bisa hidup beberapa puluh tahun di dunia ini, siapa pun tak akan terhindar dari kematian, tapi ada sementara orang walau pun sudah mati masih dihormati sebagai malaikat, paling tidak bila namanya disinggung akan muncul perasaan hormat dalam hatinya, tapi ada pula sementara orang meski sudah m ati namun setiap kali namanya disinggung maka orang tentu akan mengumpatnya dengan beberapa patah kata"

Thi losu termenung dan membungkam seribu bahasa.
Yu losam menghembuskan napas panjang, kemudian katanya:
"Bila seseorang sudah mati, perduli amat dia akan dicaci maki orang yang masih hidup atau tidak, toh orang yang telah mati tak akan pernah mendengar lagi"

"Yu losam!" tiba-tiba Kian Hui seng berseru, "Meskipun kalian menggunakan nomor urutan sebagai sebutan, akan tetapi aku tahu siapakah kau, hidup sebagai seorang lelaki sejati seharusnya hidup yang gagah dan perkasa, ambil contoh kalian ini, semuanya memiliki ilmu silat yang luar biasa serta kemampuan yang hebat, sekalipun tak bisa menjadi seorang tokoh silat, namun paling tidak pasti bisa termashur dan menjadi seorang pendekar besar"

Pena Wasiat (Juen Jui Pi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang