"Apa hubungan toako dengannya?"
"Saudara."
"Saudara sekandung?"
"Tidak, saudara angkatku."
"Kalau toh saudara angkatmu, mengapa saudara Kian tidak mencoba untuk menasehatinya agar mau kembali ke jalan yang benar?"
"Aku gagal untuk membimbingnya kembali ke jalan yang benar, karena itu terpaksa harus kubunuh dirinya."
"Toako, persoalan ini merupakan suatu pilihan dalam keadaan yang mendesak, siuate berharap toako jangan merasa menyesal atau sedih atas kejadian ini."Kian Hui seng menghela napas panjang:
"Aaaii... aku tidak akan merasa sedih atau menyesal karena peristiwa ini, aku hanya merasakan betapa menakutkannya organisasi tersebut, semestinya Lok hiante bukan terhitung seorang manusia yang punya nama kosong belaka dan lagi dia hidup sebatangkara, jadi mustahil kalau ada sanaknkeluarganya yang disekap atau disandera orang, tapi ia toh menunjukkan sikap yang begitu setia terhadap organisasi tersebut.""Sampai saat menjelang kematiannya, aku lihat dia seperti masih menaruh rasa hormat terhadap toako?"
"Ehhmmmm!"
"Andai kata toako bersedia untuk menanyakan sesuatu kepadanya, mungkin ia akan memberi banyak petunjuk untuk kita."Kian Hui seng segera mengalihkan sorot matanya ke wajah dua orang bocah berbaju hijau yang berada di sampingnya, kemudian menegur:
"Kalian hendak menyusul majikan kalian ke alam baka? Ataukah masih ingin hidup lebih lanjut?"Kedua orang bocah berbaju hijau itu memandang sekejap ke arah jenasah Lak sianseng, mendadak mereka jatuhkan diri berlutut diatas tanah.
Air mata terharu meleleh keluar dari keempat mata dua orang bocah tersebut, sementara wajahnya menunjukkan perasaan apa boleh buat.
Rupanya di atas wajah mereka semula memerah, kini sudah nulai berubah menjadi hijau kehitam-hitaman, kemudian pelan-pelan roboh terkapar di atas tanah.
Rupanya kedua orang bocah itu sudah menggigit pecah kapsul berisi racun yang telah disiapkan diantara sela-sela gigi mereka, tak bisa dihindari lagi, tewaslah kedua orang itu seketika.Menyaksikan kesemuanya itu, Kian Hui seng segera berteriak keras:
"Jin Cap kau, keluar kau!"
Cu Siau hong tertawa dingin, jengeknya tiba-tiba.
"Ingin melarikan diri?"Mendadak dia melompat ke depan bagaikan anak panah keluar dari busurnya, kemudian menerobos keluar melalui daun jendela. Tak selang berapa saat kemudian Jin Cap kau telah berjalan masuk kembali dibawah todongan ujung pedang dari Cu Siau hong.
Dari balik kain kerudung hitam yang menutupi wajahnya itu, kini sudah basah oleh cucuran darah.Setelah diamati lebih seksama lagi, baru diketahui kalau telinga sebelah kirinya sudah dipotong orang sehingga darah segera mengucur keluar tiada hentinya.
Dengan paras muka amat serius Cu Siau hong segera berkata:
"Jin Cap kau, kami tak akan mengulangi pertanyaan yang telah diajukan, apabila kau tidak bersedia menjawab, maka aku akan segera memotong telingamu yang lain."
"Aku..." Jin Cap kau tampak gelisah sekali.
"Aku percaya, perbuatan yang kalian lakukan sepuluh kali lipat lebih kejam daripada perbuatan kami sekarang" tukas Cu Siau hong.
"Jin Cap kau " kata Oh Hong cun pula, "Selain Lak sianseng, siapa lagi yang berada disini?"
"Aku...aku..."Cu Siau hong segera mengayunkan pedangnya, sebuah telinga Jin Cap kau segera rontok dari tempatnya diiringi mengucurnya darah segar.
Gerak serangan yang dilancarkan dengan kecepatan begitu hebat dan kelincahan yang luar biasa, benar-benar mendatangkan gertakan yang berkhasiat sekali.
Kontan saja Jin Cap kau dibuat ketakutan setengah mati hingga tak kuasa lagi ia menjerit keras.Sambil tertawa dingin Cu Siau hong segera berkata:
"Bila pertanyaan kami selanjutnya belum juga kau jawab, maka aku akan segera memotong lengan kirimu."
"Jin Cap kau!" Oh Hong cun segera bertanya, " Kecuali Lak sianseng, masih ada siapa lagi di tempat ini?"
"Tidak ada orang lagi, Lak sianseng adalah penanggungjawab tertinggi di tempat ini."
"Mana obat penawarnya?"
"Tiada obat penawar."
"Tak ada obat penawar? Bukankah berarti kalian memang bermaksud untuk membunuh kami semua?"
"Baiklah! Aku akan berbicara secara terus terang kepada kalian, sebenarnya kalian sama sekali tidak keracunan, mengapa harus memerlukan obat penawar?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Pena Wasiat (Juen Jui Pi)
FanfictionDalam kitab Ping-ki-boh (catatan ilmu senjata) tercatat pelbagai ilmu silat kenamaan dalam dunia persilatan serta ulasan tentang senjata tajam, terutama tentang kegunaan istimewa pelbagai senjata aneh, barang siapa dapat membaca kitab Ping-ki-b...