KIAN HUI SENG manggut-manggut.
"Yaa, benar! Mereka sudah dapat di bilang telah dewasa''
"Tidak, maksudku andaikata mereka mulai belajar silat sekarang, apakah hal ini masih belum terlambat?" Kian Hui seng segera tersenyum.
"Siu ci, bukankah kau selalu berharap mereka bisa melakukan suatu kehidupan yang sederhana? Sekarang paling tidak satu dua tahun lagi, mereka sudah akan menikah, Siu ci, biarkanlah mereka kawin dengan orang‐ orang yang pagi bekerja dan malam pulang ke rumah beristirahat, agar mereka dapat melewati suatu kehidupan yang tenhang aaai! selama banyak tahun ini, aku merasa amat menyesal terhadap dirimu, karena aku jarang sekali mendampingimu, aku selalu berkelana saja sebagai orang persilatan sehingga membiarkan anak istriku menjadi terlantar"
"Hui seng, kau tak boleh berkata demikian" tukas Siu ci cepat, "aku selalu merasa kau bersikap amat baik kepadaku selama banyak tahun akupun dapat hidup dengan puas, soal ini dikarenakan kau saleh dan ber‐budi luhur, kehidupan terpencil diatas gunung sudah cukup sepi, ditambah lagi aku sering kali tak ada dirumah, keheningan dan kesepian bagaikan dalam kuburan benar‐benar merupakan sesuatu yang sukar ditahan "Padahal hal ini pun salahku sendiri, coba kalau akupun belajar ilmu silat dan mendampingimu berkelana dalam dunia persilatan, bukankah kehidupan kita pun akan lebih senang dan terjamin?.
Setelah terjadinya peristiwa itu, suami istri berdua ini bisa saling memahami isi hati masing‐masing, bahkan saling mengemukakan kesalahan sendiri, hal mana membuat hubungan batin mereka berdua terasa makin rukun dan rapat.
Kian Hui seng segera tertawa, mendadak dia mengalihkan pokok pembicaraan ke soal lain, katanya.
'Kali ini, kalian bisa lolos dari bahaya maut, sesungguhnya kesemuanya ini berkat bantuan dari Cu cengcu" "Apakah dia yang telah menolong kita?" tanya Siu ci.
"Benar! Dia harus membuang banyak tenaga dan pikiran untuk berhasil menolong kalian" Siu ci segera mengangguk.
"Maka dari itu kau harus membalas budi kebaikan ini"
'Benar!"
"Maka, kau harus mengaturkan suatu tempat yang lebih aman buat kami, agar kau‐pun tak usah merasa kuatir lagi."
"Aaaai, kau sudah tahu semuanya?"
"Siu ci manggut‐manggut.
"Yaa, karena aku sudah mendengar ba‐nyak sekali"
'Siu ci, kali ini merupakan terakhirnya bagiku terjun kedalam dunia persilatan, selesai melaksanakan tugas ini, aku akap mematahkan golokku, dan bersumpah tak akan mencampuri urusan dunia persilatan lagi"
Siu ci tertawa hambar.
'Hui seng, kau adalah seorang anggota dunia persilatan, kau mempunyat serangkaian ilmu silat yang bagus, tidak sepantasnya kalau kau menyembunyikan diri dan hidup terpencil sampai tua, sebab bagaimanapun juga kau mempunyai duniamu sendiri"
Kian Hui seng menghela napas sedih, dia seperti ingin menjelaskan sesuatu lagi. Tapi dengan cepat Siu ci, menukas lebih dulu:
"Aku rasa persoalan ini pasti amat penting, waktu berharga bagaikan emas, mengapa kau tidak segera menghantar kami untuk meninggalkan tempat ini... ?"
Sembari berkata dia lantas melangkah menuju keluar ruangan perahu...
Kian Hui seng dan kedua orang putrinya segera menyusul di belakangnya cepat‐cepat.
Selama ini Cu Siau hong tidak menampakkan diri. Berada dalam keadaan seperti ini dia merasa Kehadirannya adalah sesuatu yang tak berguna.
Kian Hui song telah pergi berlalu dengan mengajak istri dan kedua orang putrinya. Cu Siau hong tidak menghantar, diapun tidak saling menyapa dengan Kian Hui‐seng.
Walaupun dia telah menyelamatkan Kian hujin dan kedua orang putrinya, tapi apa yang diperoleh dari Kian Hui sengjauh lebih banyak lagi...
Ilmu goloknya yang luar biasa telah merangsang Cu Siau hong untuk memper‐dalam ilmu pedang yang dipahaminya dalam benak.
Dia seperti sebuah batu asahan, sedang Cu Siau hong sebagai sebilah pedangnya. Hanya batu asahan yang dapat mempertajam mata pedang.
Hanya saja Kian Hui seng sama sekali tidak mengetahui akan hal ini.
Namun Cu Siau hong mengerti seandainya dia berjumpa dengan manusia seperti ini, paling tidak dia harus meraba cukup lama sebelum berhasil mencapai kesempatan seperti apa yang berhasil dicapainya sekarang.
Hanya ilmu golok terbaik baru bisa merangsang ilmu pedang yang baik pula.
Kian Hui seng mempunyai banyak kesempatan untuk membunuhnya, tapi dia selalu mengampuni selembarjiwanya.
Ditengah suatu asahan yang kuat, seorang jago pedang yang lihaypun lahir lebih cepat didalam dunia persilatan.
Sambil bersembunyi dibalik kegelapan Cu Siau hong menyaksikan banyangan tubuh ke empat orang itu mencapai ditepi pantai seberang, kemudian dia baru berpaling dan ujarnya kepada Seng Hong.
'Sampaikan perintahku, suruh Jit hou melindungi secara diam-diam sejauh dua puluh li" Seng Hong mengiakan, dengan cepat dia melompat pergi.
Pelan-pelan Cu Siau-hong berjalan masuk ke dalam ruang perahu dan duduk termenung disitu.
Terlalu banyak persoalan yang dihadapinya, sekarang dia membutuhkan suatu keadaan yang tenang untuk memikirkan semuanya itu, kalau bisa menemukan suatu cara yang paling baik untuk menghadapi semua persoalan tersebut"
Ong-Peng, Tan Heng mesti dapat mem-bantu, tapi mereka hanya bisa membantu didalam pelaksanaan, sedang rencananya harus dia pertimbangkan sendiri, dan menghadapi masalah besar, dia juga yang harus menentukannya.
Oleh karena itu dia harus memikirkan persoalan itu dengan tenang, sehingga terhadap persoalan¬persoalan tersebut dia sudah mempunyai suatu rencana kerja yang semp-urna.
Pelan-pelan Hoa Wan berjalan masuk ke-dalam ruang menghidangkan secawan air teh kemudian mengundurkan diri dari situ.
Tiada orang yang mengusik ketenangan Cu Siau-hong.
Hingga akhirnya Ang Bo-tan masuk ke dalam ruang perahu dengan tergopoh-gopoh dia baru tersadar dari lam u nan nya.
Cu Siau hong segera berpalilig dan memandang sekejap wajah Ang Bo-tan yang diliputi kecemasan dan kegelisahan itu, kemudian tegurnya.
'Tampaknya kau seperti menghadapi suatu kejadian".
'Benar, budak sudah datang cukup lama. karena melihat kongcu sedang duduk termenung maka tak berani, mengusik ketenangan kongcu, tapi dalam kenyataan urusan terlalu gawat dan mendesak, sehingga mau tak mau budak harus datang, memohon petunjuk dari kongcu'
''Persoalan apa?''
'Kian tayhiap dan anak istrinya telah dilindungi oleh jago-jago Kay pang dan Pay kau "
'Mana Jit hou dan Su eng?"
'Mereka semua menunggu didalam ruang tengah, menantikan kongcu'
'Menunggu aku ada urusan apa?"
'Dua di antara Su eng terluka, meski lukanya tidak terlalu parah namun paling tidah harus beristirahat tiga sampai lima hari sebelum dapat sambuh kembali seperti sedia kala, tapi jago-jago lihay musuh agaknya telah mengejar kita sampai disini, dan tampaknya mereka telah mempersiapkan suatu penyerbuan secara besar¬besaran terhadap kita"
'Siapa yang memberitahukan hal imi kepada kalian!"
"Tan Heng yang bilang, walaupun dia tidak memberi keterangan sejelasnya, tapi tampaknya kabar berita itu berasal dari mata-mata Kay pang"
Cu Siau hong manggut-manggut.
"Sekarang mereka berkumpul disini untuk bertemu dengan aku, persoalan apakah yang hendak dibicarakan! Apakah kalian tahu?''
'Agaknya ingin memohon petunjuk dari kongcu, apakah kita akan mempersiapkan suatu pertarungan mati-matian melawan mereka"
''Jumlah anggota kita kelewat sedikit apalagi kalau sampai ada yang terluka atau tewas, lebih baik bagi kita bisa menghindari suatu pertarungan kekerasan melawan mereka"..
'Tapi kalau didengar pembicaraau antara Seng Hong melawan Ong Peng, tampaknya pertempuran tersebut sudah tak dapat dihindari lagi"
'Dalam suatu pertarungan pasti akan jatuh korban entah terluka atau tewas, tapi kita harus mencari akal untuk menghindarkan diri dari kejadian-kejadian seperti ini"
"Tampaknya orang-orang yang siap menghadapi kita sudah sampai disini, bahkan segera akan melancarkan serangan'.
Cu Siau hong segera mengulapkan tangannya, menukas pembicaraan Ang Bo tan yang belum selesai katanya:
"Kalian boleh pergi dulu!"
Ang Bo tan mengiakan dan segera membalikkan badan mengundurkan diri dari situ.
Sekali lagi Cu Siau hong termenung beberapa saat lamanya, setelah berhasil mendapatkan suatu perencanaan garis besarnya, dia baru bangkit berdiri dan melangkah kedalam ruangan depan.
Di ruang depan duduk Jit hou, Su eng, babkan dua anggota Su eng yang terluka pun hadir pula disana: Kedua orang Kiam tong dan Seng Tiong gak juga telah berkumpul semua disana.
Hanya Tiong it ki seorang yang belum tiba.
Ditengah ruang depan penuh duduk manusia, mereka sedang berbisik-bisik membicarakan sesuatu, ketika Cu Siau hong melangkah masuk ke dalam ruangan, suasana diruangan itu segera menjadi hening kembali.
Serentak para jago bangkit berdiri.
Cu Siau hong mengulapkan tangannya sambil berseru:
"Saudara sekalian, silahkan duduk kem-bali!'
Seng Hong segera melangkah kedepan buat mengambilkan sebuah kursi kebesaran buat Cu Siau hong.. Menanti Cu Siau hong telah duduk para jago baru pelan pelan duduk kembali
Sambil melangkah maju ke depan, Ong -Peng segera berkata.
"Kongcu kami ada urusan penting yang hendak disampaikan, karenanya mau tak mau terpaksa kami harus mengganggu kete-nangan kougcu"
"Ada urusan apa?"
'Kian tayhiap suami istri dan kedua orang putrinya telah dilindungi oleh para jago Kay pang serta Pay kau" Cu Siau hong hanya manggut-manggut tanpa menjawab.
"Hamba sekalian mendapat kabar, konon ada sekelompok manusia yang tidak jelas asal usulnya sedang bergerak mendekati tempat ini"
'Apa sangkut pautnya dengan kita?"
"Besar sekali sangkut pautnya, konon kedatangan orang-orang itu adalah khusus un-tuk mencari gara-gara
dengan kita"
'Oooooh .... apakah kabar berita ini dapat dipercaya?""Sembilan puluh persen tak bakal salah lagi".
"Lanjutkan, apa maksud kedatangan mereka dan apa pula sangkut pautnya dengan kita?" "Konon kedatangan mereka kemari ber-maksud menyergap kita semua"
"Mereka datang dari mana?"
"Kurangjelas, agaknya secara tiba-tiba saja mereka munculkan diri dari tempat ini"
Cu Siau hong termenung dan berpikir beberapa saat lamanya, kemudian baru berkata:
"Hal semacam ini hanya merupakan suatu dugaan belaka, mereka bisa muncul secara tiba-tiba tanpa disadari dan diketahui si-apapun, hal ini menunjukkan kalau kedata-ngan mereka adalah dengan cara menyaru sebagai pelbagai macam corak manusia"
"Agaknya memang begitu"
Walaupun Ong Peng yang menyampaikan berita tersebut tentu saja kabar berita itu datangnya dari pihak Kay pang, atau dengan perkataan lain, kemunculan dan kedatangan mereka ke tempat itu sama sekali tidak dirasakan oleh pihak Kay pang.
"Berapa jumlah mereka yang datang kemari?""Lebih kurang dua tiga puluh orang"
"Bagaimana cara mereka menyusup sam-pai disini?",
Suasana di dermaga sungai Siang kang amat kalut dengan pelbagai manusia yang berlalu lalang kesana kemari, seandainya mereka datang dengan suatu penyaruan yang seksama, kemudian baru menyusup kemari, maka hal ini boleh dibilang merupakan suatu persoalan yang sukar untuk diselidiki yang sejelasnya."
'Benar, mungkin didalam keadaan seperti inilah mereka menyusup datang kemari"
"Kongcu, hamba rasa jumlah mereka yang datang kemari tak sedikit, sekalipun melewati suatu penyaruan yang seksama, tapi bila ingin menyusup kemari secara gampang, sesungguhnya bukanlah suatu pekerjaan yang terlalu gampang."
"Benar, mereka toh berhasil juga menyusup kemari, bahkan berhasil menghin-darkan diri dari pengawasan
banyak mata-mata kita, aku pikir, dibalik kesmuanya itu hanya terdapat semacam kemungkinan. ."
Ia mulai menunjukkan kepintarannya didalam membahas setiap masalah yang sedang dihadapinya, pelan‐ pelan ujarnya lebih jauh:
"Besar kemungkinan mereka adalah orang‐orang yang bekerja di sekitar dermaga sungai Siang kang" "Soal ini. . . soal ini. . ."
"Aku tahu, mungkin kalian kurang begitu percaya dengan ucapanaku ini" tukas Cu Siau hong, "tapi dalam kenyataan sebenarnya hal ini mudah sekali diketahui, bayangkan saja, andaikata mereka datang dari tempat jauh, mustahil kehadiran mereka tidak diketahui oleh mata‐mata Kay pang yang begitu banyak dan ketat, tapi mereka toh muncul juga disini, bagaimanapun juga mustahil bukan kalau orang‐orang itu datangnya dari langit?"
"Keterangan kongcu memang benar"
"Kalau toh mereka bisa mendirikan sebuah kebun raya Ban hoa wan sebagai markas besarnya di kota Siang yang, mengapa tidak pula dengan sekitar dermaga sungai Siang kang"
"Setelah kongcu berkata demikian, kami baru merasa kalau hal ini memang ada betulnya juga" Dengan wajah serius Cu Siau hong segera berkata lebih jauh.
"Kelihatannya kita sedang mengawasi mereka, padahal di dalam kenyataannya justru semua gerak gerik kitalah yang berasa di bawah pengawasan mereka. . ."
"Kenyataan memang demikian adanya." Ujar Seng Tiong gak pula, "beberapa kejadian yang berlangsung selama berapa hari ini menunjukkan kalau gerak gerik kita selama ini memang berada dibawah pengawasan orang lain, dalam suatu lingkaran besar mereka seakan‐akan berhasil menempati posisi yang lebih menguntungkan, sebaliknya dalam lingkungan yang kecil mereka pun seperti berulang kali mengalami kegagalan total"
"Paling tidak mereka tidak berhasil, dari peristiwa Wu san siang sat sampai Kian Hui seng, perhitungan mereka tak ada yang berhasil, kesemuanya ini tak lain adalah berkat kemampuan dari saudara sekalian."
"Tapi bila berbicara menurut lingkungan yang lebih besar, hal tersebut masih belum cukup buat kita untuk meloloskan diri dari mara bahaya ini"
"Sudah kupikirkan hal itu dengan seksama" ujar Cu Siau hong, "dewasa ini kita sudah dipaksakan melakukan suatu pertarungan adu kekerasan dengan mereka, jika didalam pertarungan ini kita tak berhasil menentukan kemenangan, maka selanjutnya mungkin sulit buat kita untuk meloloskan diri dari cengkeraman mereka."
"Benar, kami pun mempunyai pandangan yang sama"
"Sekarang sasaran dari pertarungan ini sudah kita tetapkan, tapi sistim pertarungan dan tempat kejadian tidak boleh membiarkan mereka lagi yang menentukan"
"Apakah kongcu sudah mempunyai suatu rencana yang masak?" kata Ong Peng sambil memberi hormat.
"Aku telah berhasil menemukan suatu taktik pertarungan untuk melawan mereka, hanya tidak diketahui bagaimanakah men urut pendapat dari saudara sekalian?"
"Rencana apapun yang kongcu tetapkan, kami akan melaksanakan dengan senang hati."
Cu Siau hong segera mengulapkan tangannya, Ong Peng, Su eng, Jit hou sekalian segera maju mengerumun.
Dia lantas mengambil cawan air the, kemudian dengan mencelupkan jari tangannya ke dalam air, Cu Siau hong membeberkan siasatnya untuk melawan musuh:
Sambil berbicara sambil memberi coretan‐coretan yang diperlukan, dengan cepatnya dia telah membeberkan taktik pertahanannya untuk menghadapi serangan lawan.
Para jago merasa kagum sekali setelah mendengar keterangan tersebut, mereka merasa walaupun usia Cu Siau‐hong masih muda, namun selain pandai melihat keadaan juga mempunyai kemampuan untuk segera melakukan tindakan dan mengambil keputusan.
Begitu rencananya selesai dibeberkan, Cu Siau‐hong baru memperhatikan dua orang anggotanya yang terluka, segera tegurnya.
"Bagaimana dengan luka yang kalian berdua derita?"
Yang terluka adalah Hee Hay dan Lau Hong. .
Sambil menjura Hee Hay segera berkata:
"Luka yang kami derita tidak terlampau parah, silahkan kongcu membagi tugas buat kami"
"Kalian berdua masing‐masing menjaga suatu tempat, tak usah melancarkan serangan, cukup asal mengirim kabar saja."
"Hamba sekalian menerima perintah"
Cu Siau‐hong segera mendongakkan kepalanya memandang cuaca, kemudian baru berkata lagi: "Kita putuskan setelah fajar menyingsing nanti baru bergerak melakukan penyerbuan."
Belum habis dia berkata, seorang kelasi masuk dengan tergopoh-gopoh memberi la-poran:
"Ada empat buah sampan bergerak mendekati perahu kita" "Oooh, cepat amat kedatangan mereka seru Cu Siau-hong." Serentak semua orang bangkit berdiri, Su eng pun menerjang keluar dari ruangan.
Cu Siau-hong tidak menghalangi mereka, Sedang Ut-si-jit-hou tetap berdiri tak bergerak..
Ternyata ketujuh harimau dari keluarga Ui ini tak pandai ilmu dalam air, maka mereka pun tak dapat memberikan banyak bantuan yang diperlukan.
Cu Siau hong bertindak cukup mantap dan cekatan, kepada tujuh harimau dari keluar-ga Ui segera serunya:
"Kalian berjaga-jaga dalam pintu dan balik jendela ruangan perahu!"
Ternyata perahu itu memang khusus digunakan sebagai perahu penumpang, bukan saja dekorasi dalam ruangan sangat megah, kedua belah sisi ruanganpun terbuka dua buah jendela yang besar.
Luas ruangan itu mencapai dua kaki le-bih, dan sanggup menampung tiga empat puluh orang.
Setelah memberi perintah kepada Jit-hou pelan-pelan Cu Siau-hong melangkah keluar dari ruangan perahu.
Seng Hong dan Hoa Wan segera mengikuti dibelakang si anak muda itu.
Ong Peng, Tan Heng, Seng Tiok-gak serta Lik Ho, Ui Bwee dan Ang Bo-tan turut keluar pula dari dalam ruangan perahu.
Dengan cepat ketujuh harimau dari ke-luarga Ui menyebarkan diri ke empat penjuru dan berjaga-jaga dibalik jendela, pintu serta tempat-tempat strategis lainnya.
Sementara Su eng sudah berada diatas geladak.
Ketika Cu Siau hong mendongakkan ke-palanya memandang empat penjuru, tampak olehnya keempat buah sampan kecil itu su-dah semakin mendekati perahu besar tersebut.
Sampan itu kecil, tapi di ujung perahu masing masing berdiri dua orang lelaki. Lelaki--lelaki kekar itu selain menggem-bol golok bulan sabit, juga membawa senjata garpu, senjata khusus
untuk suatu pertarungan didalam air.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pena Wasiat (Juen Jui Pi)
Hayran KurguDalam kitab Ping-ki-boh (catatan ilmu senjata) tercatat pelbagai ilmu silat kenamaan dalam dunia persilatan serta ulasan tentang senjata tajam, terutama tentang kegunaan istimewa pelbagai senjata aneh, barang siapa dapat membaca kitab Ping-ki-b...