"Cianpwe, mungkin Tang-ciangbunjin serta Seng-ya masih belum begitu jelas mengetahui tentang kedudukan kedua orang Tiang-lo tersebut, tapi Pek-ya yang sudah lama berkenalan tentunya mengetahui dengan jelas bukan.....?"
"Yaa, aku tahu, mereka adalah inti kekuatan dari Kay-pang, sudah lama nama besarnya tersohor dalam dunia persilatan, bila berjumpa dengan Pangcu kalian nanti aku harus menghormati dua cawan arak kepadanya."
Yu Lip mengalihkan kembali pembicaraan ke soal lain, katanya :
"Pek-ya, besok pagi Tiang-lo kami sudah akan tiba, bila kalian hendak melakukan suatu tindakan harap tunggu setelah lewatnya malam ini, asal kedua orang tua itu sudah sampai di sini, aku pun bisa melepaskan pula beban tanggung jawab yang amat berat ini."
"Apakah besok pasti sudah tiba?" tanya Seng Tiong-gak.
"Tak bakal salah, aku si pengemis jamin paling lambat selewatnya tengah hari besok mereka pasti sudah sampai di sini."
"Jangan kuatir," ucap Pek Bwe kemudian, "apa pun yang hendak kami lakukan, pasti akan menunggu dulu sampai tibanya kedua orang pengemis tua itu."
Yu Lip segera menjura seraya berseru :
"Terima kasih banyak atas kesediaan Pek-ya!"
Selesai berkata ia lantas mengundurkan diri dari situ.
"Locianpwe," bisik Cu Siau-hong kemudian, benarkah dua orang Tiang-lo yang datang itu adalah jago paling top dari Kay-pang?"
"Benar, dari empat Toa-tianglo mereka menempati urutan pertama dan kedua, termasuk pula dua orang dari tujuh jago paling tangguh dari Kay-pang dewasa ini."
"Ayah, aku pernah bertemu dengan Tan-tianglo," kata Pek Hong.
"Kau pernah bertemu dengan mereka berdua? Ia sangat mengagumi Ling-kang sewaktu terjadi kesalahpahaman dengan Pay-kau yang mengakibatkan terjadinya pertarungan tempo hari. Tan Tiang-kim serta Hay Yok-wong kebetulan berada di luar perbatasan, coba mereka sempat muncul di arena mungkin Ling-kang tak akan sanggup untuk menanggung beban yang sangat berat itu."
"Ayah, dengan kehadiran orang itu, apakah buat kita merupakan suatu bantuan yang sangat besar,' kata Pek Hong.
"Yaa, suatu bantuan yang besar sekali, bukan saja ilmu silat yang dimiliki kedua orang pengemis tua itu sangat lihay, pandangan mereka luas, orang yang dikenal pun sangat banyak, terutama Tan Tiang-kim yang dikenal sebagi otaknya Kay-pang, kecerdasannya benar-benar luar biasa, dengan kehadiran mereka berdua harapan kita untuk menangkan Ouyang Siong pun semakin besar."
Pek Hong menghela napas sedih, ucapnya,
"Mungkin sukma Ling-kang di alam baka mendapat tamu, maka baru ada kejadian seperti ini."
"Anak-anak sekalian, sekarang beristirahatlah dulu," kata Pek Bwe kemudian sambil menghela napas, "besok kita harus menghimpun segenap tenaga untuk menghadapi musuh tangguh."
Musibah yang menghadapi perguruan Bu-khek-bun membuat Seng Tiong-gak sekalian orang-orang muda ini menghilangkan semua rasa angkuhnya, setiap orang berubah menjadi tenang dan waspada.
Semalam lewat tanpa terasa, keesokan harinya, tengah hari belum sampai ketika Tan Tiang-kim dan Hay Yok-wong telah tiba di sana.
Kedatangan mereka berdua segera disambut oleh Pek Bwe, Pek Hong, Tang Cuan, Seng Tiong-gak, dan Cu Siau-hong di dalam ruangan.
Sambil tertawa terbahak-bahak Tan Tiang-kim segera menyapa :
"Saudara Pek, sudah belasan tahun lamanya kita tak pernah saling bersua!"
"Tua bangka Pek, baik-baikkah kau selama belasan tahun ini?" sambung Hay Yok-wong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pena Wasiat (Juen Jui Pi)
FanficDalam kitab Ping-ki-boh (catatan ilmu senjata) tercatat pelbagai ilmu silat kenamaan dalam dunia persilatan serta ulasan tentang senjata tajam, terutama tentang kegunaan istimewa pelbagai senjata aneh, barang siapa dapat membaca kitab Ping-ki-b...