Cu Siau hong termenung dan berpikir sejenak, setelah itu sahutnya dengan cepat:
"Baik! Aku akan menuruti perkataanmu itu''
"Sebagai seorang pemuda yang bebas dan tak suka terikat, dia memang tidak begitu ambil perduli terhadap segala persoalan yang tetek bengek, maka begitu selesai berkata pedangnya lantas diputar dan melancarkan sebuah tusukan langsung ke depan.
Dengan cekatan nona cantik berbaju hijau itu miringkan badannya kesamping, mendadak sambil membalikkan badannya dia menerjang maju kemuka.
Dengan cepat tangan kanannya diayunkan kemuka menotok jalan darah yang berada dilengan kanan.
Cu Siau hong terperanjat, dengan cepat dia mundur beberapa langkah kebelakang, pedangnya segera diputar dan balas memba-cok kepinggang musuh .....
Gerakan tubuhnya ini tidak terhitung terlampau cepat cuma rasa takutnya terhadap senjata tajam tidak besar dan lagi cara penggunaan waktunya jitu sekali.
itulah sebabnya serangan gadis itu menjadi hebat dan lihaynya bukan kepalang.
Nona berbaju hijau itu tertawa ringan, sekali lagi dia maju kedepan untuk mendesak, sebuah tendangan segera diayunkan menyepak pergelangan tangan kanan anak muda itu.
Dengan kening berkerut Cu Siau hong segera berpikir:
"Budak ini benar-benar tidak mauinya nyawanya lagi, aku musti memberi sedikit pe-lajaran kepadanya...'
Gerakan pedangnya yang sedang memyambar ke depan itu segera diarahkan untuk menyerang lutut si nona tersebut.
Dimana pedangnya itu bergerak, dengan telak bersarang telak ditubuh lawan sehingga terdengarlah suara benturan yang memekikkan telinga.
Cu Siau hong agak tertegun.
Kiranya tendangan yarg dilancarkan oleh nona cantik berbaju hijau itu dengan tepat sekali berhasil menendang pergelangan tangan kanan si anak muda itu.
Akibat dari tendangaa itu, pedang ditangan kanan Cu Siau hong segera mencelat ke udara dan terlepas dari genggaman.
Sambil tertawa nona cantik berbaju hijau itu berkata:
Cu Siau hong sekarang kau tidak berpedang lagi, terpaksa kita harus melanjutkan pertarungan ini dengan tangan kosong melawan tangan kosong'
Cu Siau hong maju kedepan, kemudian tegurnya.
'Nona, apakah dibalik pakaianmu tersimpan tameng besi?"
"Coba kau lihat apakah aku mirip seseorang yang mengenakan tameng besi dibalik pakaianku. ?"
"Paling tidak aku dapat mambedakannya dengan pasti, nona bukan mengandalkan tenaga khikang untuk menyambut bacokan itu."
"Tapi toh aku tidak seharusnya memberi tahukan kepadamu apa alasannya bukan?"
Mendadak dia maju sambil melepaskan serangkaian serangan gencar, semua gerak serangannya itu dilancarkan dengan kecepatan seperti terbang.
Buru-buru Cu Siau hong mengerakkan tangannya untuk menangkis dan membendung datangnya serangan si nona baju hijau yang gencar dan berantai datangnya itu...
Ilmu silat yang dimiliki gadis itu lihay dan aneh, mendatangkan semacam tenaga desakan yang besar sekali, untung saja ilmu silat yang dimiliki Cu Siau hong pun beraneka ragam, setiap kali keadaannya terdesak dan jiwanya terancam mara bahaya, dia selalu melepaskan sebuah serangan yang aneh sekali.
Semua kejadian ini berlangsung amat cepat bukan saja dengan mudah sekali pemuda itu dapat melenyapkan ancaman bahaya yang tiba didepan mata, lagi pula dalam posisi yang terdesak kadangkala dia masih sanggup untuk membalikkan keadaan.
Kenyataan ini bukan saja membuat nona cantik berbaju hijau itu menjadi kejut bercampur heran, sekalipun Cu Siau hong sen-diripun merasakan hatinya bergetar keras.
Hal ini membuktikan bahwa kalau hanya mengandalkan hasil latihan Cu Siau hong selama belasan tahun beserta ilmu silat dari aliran Bu khek bun, dia masih bukan tandingannya.
Tapi ilmu silatnya yang beraneka ragam, yang dipelajarinya dari atas kitab pedang tanpa nama beserta ilmu silat yang dipelajarinya dari si dewa pincang justru memiliki suatu kemampuan yang luar biasa sekali, setiap serangan yang dilancarkan, selalu berhasil memaksa nona cantik berbaju hijau itu merasa terkejut bercampur keheranan, juga dapat membuat serangan si nona yang gencar dan dahsyat seakan-akan kena terbendung seluruhnya.
Sekalipun gadis itu sudah melancarkan serangan dengan menggunakan serangan yang tangguhnya sebanyak sepuluh gebrakan, meski ke sepuluh buah serangan itu membuatnya berada di posisi yang lebih menguntungkan, akan tetapi semua serangan tadi berhasil diatasinya dengan sempurna.Sekarang, satu-satunya kepandaian silat yang belum dicoba oleh Cu Siau hong adalah beberapa jurus serangan aneh yang diperolehnya dari ketua Kay pang.
Makin bertarung Cu Siau hong merasakan hatinya semakin terperanjat, ia telah merasa bahwa ilmu silat yang dimiliki gadis berbaju hijau itu tampaknya masih jauh diatas kepandaian Keng Ji kongcu ....
Sebaliknya nona cantik berbaju hijau itu pun makin bertarung merasa semakin takut, dia merasa ilmu silat yang dimiliki Cu Siau hong bagaikan bukit yang tinggi atau samudra yang dalam, membuat orang hampir bolen dibilang tak dapat meraba asal usulnya.
Mendadak gadis berbaju hijau itu menghentikan serangannya dan melompat mundur sejauh lima depa lebih, setelah itu ujarnya dingin:
"Cu Siau hong, mari kita berhenti seje-nak''
"Maksud nona.."
"Ada beberapa macam persoalan, seka-rang aku ingin menanyakan lebih dahulu kepadamu"
"Baik, akan kudengarkan pertanyaanmu itu dengan sebaik-baiknya"
"Sesungguhnya kau ini anak murid dari perguruan Bu khek bun atau bukan?''
"Sudah tentu aku adalah murid perguruan Bu khek bun yang asli, apa maksud nona dengan mengajukan pertanyaan ini?'
"Tapi mengapa aliran ilmu silat yang kau gunakan sama sekali tidak mirip dengan aliran ilmu silat dari Bu khek bun?"
"Ooya.. ?"
"Terus terang kukatakan, ilmu silat yang dimiliki oleh orang-orang Bu khek bun telah kami ketahui dengan jelas, sekalipun harus menghadapi dengan berpejam mata aku masih sanggup untuk menghadapinya, tapi buktinya sekarang, setiap kali aku berhasil mencapal posisi yang menguntungkan dan kemenangan sudah berada didepan mata, kau selalu menggunakan jurus serangan yang aneh untuk memunahkan peluangku untuk merebut kemenangan itu dan sebaliknya malah mendesak diriku, padahal jurus pukulan dan jurus telapak tangan yang kau pergunakan sama sekali tak pernah kujumpai sebelumnya, dan selagi serangan yang kau lancarkan secara tiba-tiba itu sungguh membuat orang tak habis berpikir"'
Cu Siau hong tertawa setelah mendengar ucapan itu, katanya:
"Nona, tentunya aku tak akan menerangkan lebih dahulu jurus serangan macam apa-kah yang hendak kulakukan sebelum serangatn itu benar-benar kulancar-kan bukan?"
"Tentu saja kau tak perlu mengutarakan nya keluar, cuma ilmu silat yang kau perguna-kan itu sudah pasti bukan jurus-jurus si-lat dari aliran Bu-khek-bun"
"Nona, pentingkah persoalan itu bagimu?"
'Sudah barang tentu penting sekali"
"Nona, akupun ingin mengajukan satu pertanyaan kepadamu?"
''Pertanyaan apa?"
"Ilmu silat yang nona miliki itu berasal darimana?'
"Dari suhuku"
"Siapakah suhumu itu? Dia bernama siapa dan sekarang berada di mana?"
Nona cantik berbaju hijau segera menghela napas panjang, sahutnya pelan:
"Sekarang aku tak dapat memberi tahukan hal ini kepadamu lagi, karena saat ini aku sudah tidak mempunyai keyakinan untuk membinasakan dirimu lagi"
"Nona, nama besar suhumu pun tidak bersedia kau katakan, tapi kau minta kepadaku untuk menerangkan asal usul dari il-mu silatku, tidakkah kau rasakan bahwa caramu itu sedikit keterlaluan?"
"Perbuatan ini bukan suatu perbuatan yang keterlaluan, aku hanya merasa keheranan saja'
'Aku tak ambil perduli berapa banyakkah pertanyaan yang terkandung didalam hatimu, tapi yang pasti adalah aku tak akan menjawab semua pertanyaanmu itu'
"Mengapa?"
"Sebab kita bukan berteman, melainkan bermusuhan!"
Nona cantik berbaju hijau itu menghela napas panjang, katanya kemudian dengan suara pelan:
"Cu Siau hong, bila aku gagal untuk membunuhmu, aku kuatir tak berani pulang untuk memberikan pertanggungan jawabku dihadapan suhu"
Oya?"
Ketika masih berada didepan guru, aku sudah terlanjur sesumbar pasti dapat membawa batok kepalamu pulang ke rumah"
"Apakah kalian sudah tahu kalau Keng Ji kongcu mati ditanganku?"
"Benar! Kami mempunyai suatu cara penyampaian berita yang amat istimewa, dengan cepat kami dapat mengrtahui akan kejadian tersebut"
"Nona aku rasa lebih baik kau pulang saja! Memandang rendah ilmu silatku toh bukan suatu dosa atau kesalahan yang akan berakibat dijatuhi hukuman mati'
Nona cantik berbaju hijau itu segera tertawa katanya:
"Cu Siau hong, apakah kau merasa bahwa aku masih bukan tandinganmu? '
" Aku berpikir demi nona ....''
"Berpikir apa demi diriku?"
"Bagi nona kejadian semacam ini sesuug-guhnya merupakan suatu perbuatan yang sa-ngat tidak menguntungkan"
"Kau takut akan melukai diriku?"
"Sekalipun kita akan sama-sama terluka, tapi buat apa nona musti berbuat demikian'
Nona cantik berbaju hijau termenung be-berapa saat lamanya, kemudian berkata:
"Aaai, kenapa sih kau musti berpikir begitu banyak bagi seorang musuh seperti aku ini?"
Cu Siau hong mengangkat bahunya sambil menjawab:
'Soal ini mah.... aku rasa mungkin dikarenakan akupun merasa agak takut kepadamu!"
"Takut aku akan melukai dirimu?" sambung si nona berbaju hijau itu sambil tersenyum manis.
"Tepat sekali' Aku memang berpikir demikian"
"Kalau begitu kau memandang tinggi diriku?"
"Benar!"
Pelan-pelan nona cantik berbaju hijau itu menundukkan kepalanya rendah-rendah, ucapnya.
"Terima kasih banyak Cu kongcu, bagaimanapun juga aku tak bisa tidak harus membalaskan dendam bagi kematian Keng-Ji kong cu"

KAMU SEDANG MEMBACA
Pena Wasiat (Juen Jui Pi)
Fiksi PenggemarDalam kitab Ping-ki-boh (catatan ilmu senjata) tercatat pelbagai ilmu silat kenamaan dalam dunia persilatan serta ulasan tentang senjata tajam, terutama tentang kegunaan istimewa pelbagai senjata aneh, barang siapa dapat membaca kitab Ping-ki-b...