Dengan ilmu yang dimilikinya sekarang, tidak terlampau sulit baginya untuk memburu seekor ayam alas, setelah mengumpulkan sedikit ranting, dengan sangat berhati-hati pula ia kembali ke dalam gua.
Persiapan yang dilakukan Ui Thong memang amat bagus, sebab sekalipun ia keluar dari gua itu, pintu gua tetap berada dalam keadaan tertutup rapat sehingga siapa pun tidak akan menduga kalau di sana terdapat sebuah gua rahasia.
Selama berada di luar gua, Cu Siau-hong pun sempat menyaksikan gadis berbaju hijau itu sedang berlarian ke sana kemari seperti sedang mencari sesuatu, tapi Cu Siau-hong tak ingin bertemu dengannya dalam keadaan demikian, maka ia segera menyembunyikan dirinya baik-baik.
.............
Hari ini adalah saat untuk membuka kantong kedua.
Dengan sangat berhati-hati Cu Siau-hong membuka kantong kedua itu dan membaca isi suratnya yang kira-kira berbunyi demikian :
"Apabila kau masih berjaga dalam ruangan batu ini, tolong bukakan dua buah lubang kecil yang bisa kau gerakkan di bagian bawah hiolo batu tersebut, asap harum akan semakin tebal menyelimuti ruangan ini, bantulah aku untuk lewatkan bencana ini, Lohu pasti akan memberikan imbalan yang tak terhingga untukmu. Tolong nantikanlah sampai saat dibukanya kantong ketiga."
Catatan dalam kertas yang kedua ini amat sederhana, tapi secara lamat-lamat memberi kisikan pula bahwa betapa pentingnya isi dari kantong yang ketiga.
Cu Siau-hong segera membungkukkan badan dan mulai mencari lubang yang dimaksudkan itu pada bagian bawah hiolo batu.
Benar juga, dari bawah hiolo batu itu, Cu Siau-hong benar-benar menemukan dua buah pintu hidup yang bisa digerakkan, ketika pintu hawa itu dibuka, maka segera ada asap harum yang lebih tebal lagi mengepul keluar dari balik hiolo itu dan memenuhi seluruh ruangan.
Dalam waktu singkat seluruh ruangan telah diliputi oleh bau harum semerbak itu.
Mungkin Ui Thong sudah mempersiapkan pula kekuatan dari peredaran hawa dalam ruangan batu itu, buktinya sekalipun asap wangi semakin tebal menyelimuti ruangan itu, akan tetapi Cu Siau-hong sama sekali tidak terasa sesak napas atau tak nyaman.
Memandang tubuh Ui Thong yang berbaring dalam hiolo batu itu, pelbagai kecurigaan mulai berkecamuk dalam benak Cu Siau-hong, ia mulai berpikir :
"Mengapa Ui Thong harus mempersiapkan cara menghindari diri seaneh ini? Sebenarnya apa yang sedang ia hindari? Ataukah mungkin ia sedang berusaha untuk menyembuhkan suatu penyakit yang parah?"
"Bila batas kehidupan seseorang telah tiba dengan cara menghindar seperti ini, apakah ia dapat meloloskan diri dari suratan takdirnya......?"
Saking banyaknya masalah yang berkecamuk dalam benak anak muda itu, sehingga akhirnya menimbulkan pula banyak sekali luapan rasa ingin tahu dalam hatinya.
Sambil mengitari ruangan, ia berjalan pulang pergi tiada hentinya, semua bagian dalam ruangan batu diperiksanya dengan seksama, kemudian ia dapat menarik kesimpulan bahwa lentera yang aneh itu jelas merupakan hasil karya seseorang.
Atau dengan perkataan lain, ketika ada orang membuat gua ini, maka orang tersebut telah menimbun minyak tanah dalam jumlah sekian banyak, sehingga membuat lentera itu bisa bersinar terus dalam sekian waktu yang telah ditentukan.
Kini Cu Siau-hong telah menghampiri hiolo raksasa tersebut, serta mulai melakukan pemeriksaannya.
Yang paling mencurigakan hatinya adalah hiolo batu ini terbuat dari bahan apa? Asap apa pula yang muncul dari dasar hiolo tersebut selama ini....?
Ui Thong sesungguhnya sedang menderita sakit karena tua? Ataukah ia secara sengaja menelan sejenis obat-obatan yang membuat dirinya jatuh tak sadarkan diri?

KAMU SEDANG MEMBACA
Pena Wasiat (Juen Jui Pi)
FanficDalam kitab Ping-ki-boh (catatan ilmu senjata) tercatat pelbagai ilmu silat kenamaan dalam dunia persilatan serta ulasan tentang senjata tajam, terutama tentang kegunaan istimewa pelbagai senjata aneh, barang siapa dapat membaca kitab Ping-ki-b...