part 5

22 1 0
                                    

Aku sudah tak tahan lagi, sudah cukup rasanya terhina setiap kali bertemu dengannya. Tidakkah dia tahu rasanya hampir mati sendirian? Oh kurasa tidak, suatu saat dia bisa saja tergores kertas dan seluruh Korea akan menangis untuknya, seakan-akan dia bukannya lecet tapi kehilangan jantung. Jadi bagaimana aku bisa membandingkannya? Aku, yang berasal dari negeri antah berantah, yang hanya punya satu orang untuk bergantung kalau dia tidak sedang keracunan Soju, yang bahkan punya nama aneh yang mudah dilupakan.
Kalau dia sebegitu menyesalnya menyelamatkanku, sejak awal lebih baik dia sama sekali tak berlagak sok kenal di cafe waktu itu. Aku akan menghargainya, atau paling tidak dia akan tetap kuanggap sebagai laki-laki brengsek yang tak bertanggung-jawab karena membiarkanku terluka, ah...kurasa sebutan itu masih berlaku sekarang hanya berubah dibagian akhirnya saja.

"Tunggu!" Dia berteriak.

Tapi aku tak peduli. Sial!! Dimana sepatuku...aku mencari-cari di depan pintu keluar tapi hanya mendapati sepatu pria pemilik apartemen ini. Aku sempat berpikir aku akan nekat saja keluar tanpa alas kaki, tapi untungnya aku masih waras. Aku mungkin mudah dilupakan, tapi sekalinya diingat, sebagai orang gila bukan pilihanku.
Akhirnya setelah berusaha memeriksa setiap sudut dengan terburu-buru, aku menemukan sneaker ku di sini salah satu rak sepatu yang terbuka.
Aku memakainya cepat, lukanya jadi semakin menjadi karena aku berusaha menjejalkan kakiku ke dalam sepatu itu dengan membabi buta. Aku tak tahan lagi disini, jangankan mendengarnya bicara bahkan bernafas di ruangan yang sama sudah membuat leherku seperti dicekik. Sesak.
Aku berhasil meraih pintu dengan setengah berlari, ah! Nyerinya datang lagi...dia keterlaluan memilih saat-saat seperti ini untuk menyulut pertengkaran, benar-benar seperti menabur garam di atas lukaku, dan sayangnya lukanya adalah jenis yang menganga dan berdarah.

Aku mendengar langkahnya semakin mendekat tapi aku telah berhasil mencapai lorong, dan itu tandanya aku harus segera bergegas. aku berharap aku cepat menghilang dari pandangannya dan besok saat aku melihatnya lagi aku akan pura-pura tak pernah terjadi apapun. aku akan dengan senang hati melupakan apapun yang berkaitan dengannya.

"Karina-shi, kau pikir apa yang kau lakukan seenaknya keluar dari apartemenku begini! HA!!!" dia berteriak setelah berhasil meraih tanganku dan menyentakkannya sampai tubuhku ikut berbalik menghadap ke arahnya. 

Aku yang terkejut hanya bisa mengerang pelan, kurasa dia tak berniat menyelamatkanku. karena apa yang barusan dilakukannya hanya menambah rasa sakitnya.

"Bukan aku yang minta dibawa kesini." Jawabku tenang. berusaha mengatur nafasku yang memburu antara rasa takut yang mulai merayapi tubuhku dan rasa sakit yang mulai tak tertahankan.

"Apakau lebih suka aku membiarkanmu tergeletak menyedihkan dan bersama orang yang tak kau kenal?" dia berujar tak percaya.

"percayalah, aku lebih suka tak mengenalmu!" cetusku cepat, sama sekali tak menyesal mengatakan tepat didepan wajahnya.

dia terdiam sesaat, masih menatapku marah. ekspresinya sungguh ingin membuatku segera melarikan diri dari tempat ini. Dia akan memakanku hidup-hidup. Hanya itu yang bisa kupikirkan sekarang.

"Jangan menyulut emosiku...aku sedang menahan diri untuk tak bertengkar denganmu lebih jauh, aku berusaha memahami keadaanmu, bisakah otakmu itu mengerti? Banyak yang kupertaruhkan disini." Dia mengatur kalimatnya...tapi tunggu... otakku? Ada masalah dengan otakku? Dia menganggap ku bodoh?

"Ya!!! Memahami ku? Omong kosong! Kau sebenarnya hanya peduli pada dirimu sendiri, kau menyelamatkanku karena takut aku mengatakan pada semua orang rumor kalau kau terlibat anggota geng, atau sedang dikejar seorang psikopat atau melakukan sesuatu yang ilegal bukan? Kau menyelamatkanku karena berniat baik?" Aku mendengus, merasa lucu dengan ide itu,"aku bahkan tak sekalipun mendengar kata maaf keluar dari mulut penuh alasanmu itu, dengar ajusshi!! Aku yang berusaha memahamimu! Bukan sebaliknya."

Emmergency Encountered (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang