Part 21

16 2 2
                                    


Jika dia harus membicarakan seorang Karina, dia sama sekali tak tahu harus memulai dari mana. Dia, orang asing yang tiba-tiba muncul, sanggup mengusik ketenangan yang selama ini dipertahankannya. Joon Hae akan tertawa saat harus menggambarkan bagaimana sosoknya, sehebat apa dirinya hingga mampu memenuhi otaknya dan sulit membuatnya menghilang dari sana.

Dia hanya gadis kecil, dalam artian yang sebenarnya. Tingginya mungkin hanya sekitar 160 cm, yang pasti tak mungkin untuk melamar menjadi seorang model runaway. Mungkin untuk seorang aktris? Tapi mungkin juga tidak. Wajahnya yang seperti anak-anak itu terlihat menggemaskan dengan pipinya yang tak bisa dianggap tirus seperti hasil operasi plastik dokter kecantikan manapun. Tapi laki-laki itu menyukainya, apalagi saat keduanya bersemu memerah. Dia selalu tersiksa menahan diri untuk tak memeluknya saat itu juga.

"Ini bukan yang kuinginkan." Katanya dengan bibir kecilnya yang sudah mengerucut, menunjukkan kekesalannya.

Joon Hae hanya melirik dari samping skenarionya yang sebenarnya tak dibacanya sejak tadi, dia sudah berhasil memaksa gadis itu berangkat bersamanya. Entah kenapa itu membuatnya puas.

Karina memandang ke arah jendela pintunya, sama sekali tak mau menatap Joon Hae yang berada disampingnya.

"Kita bekerja di tempat yang sama, apa gunanya harus berangkat terpisah. Kau juga bisa menghemat ongkos bis bukan?" Joon Hae menuturkan alasan yang masuk akal.

Karina berbalik dengan ekspresi sebalnya yang memang tak berusaha disembunyikannya, "Tinggal di rumahmu sudah membuatku was-was akan ketahuan atau tidak, dan berangkat bersamamu seperti aku sedang memancing masalah lagi. Kau harusnya tahu keahlian wartawan itu sama sekali tak bisa diremehkan. Kau pikir kau bisa bersembunyi tapi tanpa kau tahu dia sudah berada di balik punggungmu. Mencari waktu yang tepat untuk memangsamu."

"kau pikir mereka serigala?"

"mereka lebih buruk daripada itu, mereka vampir yang haus akan berita segar. Dan kau menawarkan secara gratis sekarang. Kau sedang beramal atau bunuh diri sebenarnya?" Karina meniup rambut yang mulai panjang di keningnya dengan keras, hal yang selalu dilakukannya jika dia berusaha mengontrol amarahnya. Joon hae sudah memahami kebiasaannya yang ini, dan dia tak bisa berhenti terkesiap melihatnya. Haruskah dia semanis itu bahkan saat marah?

Joon hae mengangkat bahunya tak peduli, "kau kan bagian dari film, tak ada yang aneh jika aku memberi tumpangan."

"Begitu? Apa kau lupa berita tentang hubunganmu dan salah satu kru film beberapa hari yang lalu? Mungkin kau bisa menghapus beritanya dari semua media. Tapi tetap saja, mereka sudah berprasangka ada seseorang di dalam tim produksi yang sedang menjalin hubungan khusus denganmu."

Joon Hae tertawa, masih menikmati pemandangan dihadapannya. Sekali lagi tak habis pikir bagaimana perempuan dengan penampilan tak menarik ini mengubah semua persepsinya tentang wanita cantik. Dia yang selalu setia dengan jeans dan kaos di balik jaket tebalnya yang pasti benar-benar menyembunyikan bentuk tubuhnya. Dan rambutnya? Itu sama sekali bukan tatanan rambut bergelombang indah yang bersinar jika terkena sinar matahari. Dia terlalu acuh dengan membiarkannya terikat menjadi satu dan membiarkannya sisa rambut dengan potongan yang berbeda keluar dari balik telinga dan tengkuk lehernya. Berantakan? Itu yang akan dikatakan penata rambutnya jika dia melihat apa yang karina lakukan. Ah persetan dengan itu, seberantakan apapun model rambutnya Joon Hae selalu ingin menyentuhnya.

"jangan tertawa!" karina memperingatkannya lagi. Tampak semakin tak suka melihat responnya yang tak terpengaruh.

"Tak akan ada yang terjadi, dengan begini aku jadi bisa mengawasimu." Joon Hae berkata tenang dan kembali menekuri skenario yang sebenarnya sudah melekat diingatannya. Semuanya terasa baru untuknya, tapi ini menarik. Setelah pagi tadi....saat karina mengatakan bahwa pernikahan itu tak berarti untuknya Joon Hae semakin tergerak untuk membuatnya berubah pikiran. Dia jelas menyukai perempuan ini, meski dia tahu untuk sebuah pernikahan membutuhkan lebih dari itu. Tapi sudah diputuskannya untuk berhenti berpura-pura, karena dengan begitu semuanya akan menjadi lebih mudah. Dia akan melakukan apa yang hatinya inginkan, meskipun membuat gadis itu sebal setengah mati.

Emmergency Encountered (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang