part 1

117 7 4
                                    

Hujan datang lagi, dan kali ini aku lupa banyak hal. Payung, jaket, topi.
.semuanya ada di kamar kosku yang sempit. Mungkin tergeletak malang di tempat terpisah di sudut-sudut yang mulai dipenuhi jaring laba-laba. Kamarku cukup berantakan untuk disebut sebagai tempat sampah karena seminggu ini aku sama sekali tak sempat merapikannya. Bagaimana aku bisa punya waktu jika tempatku bekerja menguras tenaga ku sampai habis. Mereka sama sekali tanpa ampun memintaku kerja 18 jam sehari ah bukan itu kedengarannya aku terlalu berbaik hati...mungkin yang benar adalah 25 jam sehari, menakjubkan bukan? Aku bahkan bisa menambahkan 1 jam lebih lama dari waktu normal, mereka membuatku bisa menemukan dalil baru mengenai perputaran dunia...well, baiklah mungkin hanya duniaku. Dan saat aku akhirnya bisa pulang, hujan ini sepertinya ingin menambah jam kerjaku. aku lelah, punggungku sudah sakit seharian karena aku tak pernah bangkit dari tempat dudukku. mungkin kalau aku mencoba merenggangkannya sedikit sekarang, akan ada sesuatu yang patah nanti. aku hampir yakin itu.

Menjadi seorang junior asisten memang sedikit berbanding tipis dengan tugas sebagai seorang pembantu. Hanya kedengarannya mungkin mengesankan tapi yang terlihat lebih seperti menyedihkan.
Setiap hari aku harus bangun jam 4 pagi dan mengabaikan kenyataan bahwa aku baru bisa meluruskan punggungku saat jarum jam berdentang 12 kali. Dalam 8 bulan ke depan aku harus bisa bertahan hidup, setelah itu aku akan pikirkan yang lain nanti. Ini adalah awal karirku yang menjanjikan, karena hampir 4 tahun lulus dari jurusan komunikasi tak ada satupun pekerjaan yang bisa ku banggakan. Aku akhirnya bisa di titik ini dan aku akan memperjuangkannya hingga semua tulang-tulang ku lepas dari tubuhku. aku bukan orang yang dilahirkan kaya mendadak dengan embel-embel gelar keraton atau warisan orangtua ku. tidak sama sekali, aku bahkan harus berusaha sendiri untuk menyelesaikan sekolahku. tak ada orang tua hanya 2 orang kakakku yang terkadang bersikeras membiayaiku. meskipun pekerjaan mereka baik dan mapan, aku hanya tak bisa menerima pemberian itu dengan suka-suka, mereka punya keluarga dan kurasa orang-orang itulah yang pantas menikmati hasil keringat kakak-kakakku. intinya, aku harus bisa mengandalkan diriku sendiri.

"Karina...kita pulang dulu ya..." sapaan itu membuatku mendongak, ternyata Kim Gi Tae dan Jung hana, pasangan yang sedang hot bulan ini karena mereka terlibat cinta lokasi di film ini, aku hanya tersenyum dan melambai membalas mereka.

Mendesah, menatap pasangan yang di mabuk asmara itu. mereka berlarian menerjang hujan dan aku yakin basah dan dingin adalah hal terkahir yang bisa mereka pikirkan, benar-benar membuatku iri. aku yang disini hanya bisa diam menunggu hujan reda, aku butuh energiku dan aku selalu mengatakan pada diriku bahwa aku dilarang sakit. alasannya, aku tak mau kehilangan pekerjaanku hanya karena aku flu dan tak bisa bangun dari tempat tidurku.
Hujan semakin deras, malam semakin pekat... situasi yang baik kalau ada yang ingin menculik seseorang, itu salah satu alasan juga aku tak buru-buru pulang ke rumah, aku masih baru disini jadi aku harus lebih berhati-hati.

inilah kesempatan yang kubilang tadi, masuk dalam suatu tim produksi yang mengambil setting keindahan korea, bekerjasama dengan 2 budaya yang berbeda, aku benar-benar tak boleh mengacaukannya.

aku menatap arlojiku, waktu beranjak semakin malam dan sudah hampir 30 menit aku menunggu merasa kedinginan. aku tak mungkin berdiri disini sampai pagi. aku harusnya ikut si galih tadi yang membujukku ikut karaoke bersama beberapa gadis-gadis kru dari korea, tapi aku sungguh tak suka bau alkohol. aku tahu hanya akan bertahan 2 lagu pertama dan mereka akan mulai minum-minum, laki-laki itu sungguh sudah terjerat pesona soju sejak dia berada di korea. jadi aku lebih baik menghindar daripada berurusan dengan orang mabuk.

klik.

Aku berbalik terkejut, ternyata lampu cafe dibelakangku mulai padam. aku menunduk mulai menyerah, mungkin aku memang harus segera pulang. kasurku yang berantakan itu rasanya sudah ingin memelukku.

Emmergency Encountered (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang