Part 24

21 1 7
                                    

Aku tersentak dari tidurku saat aku merasa ada sesuatu yang menyentuh keningku, ah...apalagi sekarang. Mataku rasanya macet dan berat untuk terbuka. Terang saja, aku bahkan baru tidur setelah lewat pukul 1 pagi dan itu karena Si Park Joon Hae yang sudah membuatku begadang semalaman. Bagaimana tidak jika itu tentang apa yang dilakukannya kemarin? Dan aku bahkan kabur setelah aku membalas ciumannya. Ah...jantungku benar-benar tak disiapkan untuk hal yang semacam itu.

"Aku berangkat..." suara lembut itu sempat tertangkap kedua indera pendengaranku, seperti masih di alam mimpi. Aku bahkan tak bisa membedakan itu nyata atau bukan.

Ingin rasanya melanjutkan tidurku, tapi entah kenapa sebuah perasaan nyaman membangunkan mataku. Dan disitulah dia, dengan kelopak mataku yang baru terbuka separuh, laki-laki tampan itu sudah ada di atas tempat tidurku. Sontak seperti ada alarm kebakaran yang tiba-tiba meraung-raung di dalam otakku, kesadaranku kembali dengan cepat. Ah! Kepalaku pusing!

"Ke...kenapa kau disini?" ucapku yang tak bisa bangkit hanya meremas selimutku erat untuk menutupi tubuhku yang bahkan tidak telanjang dan tidak....hal buruk kedua adalah mulutku, apakah dia baru saja melihatku dengan air liurku yang....tidak!!! kuangkat lagi selimutku lebih tinggi hingga separuh wajahku, mencari kesempatan untuk memeriksa apakah mulutku baik-baik saja dan menemukannya kering membuatku bernafas lega. Dia Gila ya!!! Ini sama sekali bukan pagi yang indah? Lagipula ini jam berapa sih?

"Masih jam 5, tapi aku harus bersiap untuk pemotretan hari ini. Aku hanya ingin memberitahumu." Ujarnya santai, seakan itu hal biasa yang dilakukannya setiap pagi dan aku terkejut dia ternyata bisa membaca pikiranku.

"Oh..ok..." jawabku ragu-ragu, apa yang harus aku lakukan? Mengantarkannya ke pintu depan? Tidak, tidak, aku bukannya harus bersikap seperti istri yang baik kan hanya karena kemarin? Aku mengumpat dalam hati, aku jadi ingat bagaimana dia menciumku tadi malam. Sial!!! Harus kusembunyikan kemana wajahku sekarang?

"Akan ada seseorang yang mengantarmu pagi ini dan kau bisa bilang padanya kapan harus menjemputmu." Lanjutnya lagi.

"Tidak usah, aku bisa berangkat dan pulang sendiri. aku bisa naik bis..."

"apa kita perlu berdebat?" dan itu membuatku bungkam, ya....ya...ya...ada orang gila yang mengincarnya.

Aku menegakkan diriku, berusaha menguasai diri dan menyembunyikan kegugupanku. Tapi dia hanya diam saat aku tak lagi membalas ucapannya. Pandangannya terarah padaku tanpa berkedip membuat usahaku untuk berlaku normal jadi sia-sia. Dia kenapa sih? Ditatap olehnya yang sekarang sudah terlihat rapi dengan celana jeans, sweater dan blazer yang memukau itu membuatku salah tingkah, dia jadi benar-benar tampak seperti bintang iklan yang bersinar di teleivisi. Oh aku lupa kalau dia memang orang itu...

"Kenapa?"

"Hm?" dia tampak tak menyadarinya.

"Ada lagi yang ingin kau katakan?" tegasku, dia seharusnya bisa melihat bagaimana pengaruhnya bagiku.

"Aku sedang berpikir...apakah sekarang aku sudah bisa menciummu, memeluk..Hmpf!" Ucapannya terhenti, dan aku pelakunya.

Dengan keberanian yang tiba-tiba muncul aku sudah menutup mulutnya dengan sebelah tanganku dengan mata melebar karena shock. Dia barusan bilang apa??? YA!!! Park Joon Hae byuntae!!! Bagaimana dia bisa terang-terangan mengucapkan hal seperti itu padaku? Mendadak ruangan kamarku jadi terasa panas. Dan kenangan ciuman malam itu semakin jelas.

Joon Hae menurunkan tanganku dan tepat setelah itu terlepas dari mulutnya, tawanya menyembur. Dia tampak senang melihatku gelagapan dan salah tingkah. Ah Sial!!! Haruskah setiap hari aku berurusan dengan orang semacam ini.

Emmergency Encountered (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang