Part 38

4 0 0
                                    

Perjalanan 4 jam yang melelahkan, dengan semua perasaan campur aduk yang bergejolak hampir di semua bagian tubuhnya membuatnya merasa sakit dan cemas. Dia tak tahu sudah berapa kendaraan yang protes dengan gaya mengemudinya hingga banyak bunyi umpatan samar dan suara klakson bergantian mengiringi perjalanannya. dia hampir tak sanggup berpikir, dia hanya berharap waktunya cukup untuk mengejar gadis itu. sebelum dia benar-benar memutuskan menghilang dari kehidupannya. Teleponnya menyala, berkali-kali agensinya berusaha menghubunginya tapi Joon Hae tak begitu peduli. mungkin karena sikapnya di lokasi tadi atau karena dia meninggalkan sesuatu yang belum selesai disana. apapun itu dia sama sekali tak peduli.

Belokan terakhir menuju rumahnya, rasanya seperti puluhan kilometer. terus terang, Dia tak tahu apakah Karina ada disana atau tidak tapi setidaknya jika dia masih menemukan semua barang pribadinya masih utuh, dia masih punya harapan untuk menemuinya. tapi jika dia sudah membereskannya...baiklah...berhenti berpikir. dia mengingatkan dirinya sendiri. 

Mendadak Joon Hae harus menginjak rem mobilnya buru-buru, tak menyangka jika jalanan depan rumahnya yang biasanya lengang sekarang begitu penuh manusia yang tampak tak sabar menunggu sesuatu. Matanya mulai mengamati, beberapa orang tampak sibuk mengambil gambar rumahnya, beberapa bahkan berusaha membunyikan bel berkali-kali. Ada apa dengan orang-orang ini? kenapa mereka berkerumun di sini? apa dia telah melakukan sesuatu?

Joon Hae segera meraih teleponnya yang sedari tadi tergeletak acuh, kali ini dia ingin penjelasan. jika sesuatu di depannya ini juga menyangkut Karina, itu jelas akan menjadi perhatiannya.

"Sang-min aku...jangan memotongku, aku hanya ingin tahu apa yang terjadi." Joon Hae tak sabar, detik pertama dia menyebut nama manajer barunya itu, dia sudah mulai panik dan menanyakan keberadaannya.

"Aku di depan rumahku, dan ada apa dengan orang-orang ini?" 

"Sudah mengecek berita? sejak kapan kau menikah? aku bahkan tak tahu jika kau sudah beristri...Halo...Park Joon Hae??"

Joon Hae terkesiap di balik kemudinya, seakan tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. dia melupakannya, selama seminggu terakhir ini dia bahkan benar-benar tak berpikir jika pernikahannya akan menjadi masalah yang lain. tentu saja, bedebah itu tahu semuanya. Sebelum dia mencurigainya, Joon hae mempercayakan semuanya padanya. bahkan pendaftaran pernikahan juga diurusnya tanpa sedikit pun rasa cemas jika informasi itu akan terkuak kemana-mana. Mematikan teleponnya, Joon Hae melesat keluar dari mobilnya, membiarkan kendaraannya terparkir asal di tengah jalan. Dia berdoa kali ini Karina sedang berada di rumahnya, atau di suatu tempat dimana tak ada orang yang bisa menyentuhnya. Dia sudah membuatnya dalam masalah besar terakhir kali, dan dia tak ingin membuatnya menghadapi masalah lain.

"Park Joon Hae!" seseorang meneriakkan namanya, dan dia berhenti berjalan seakan menunggu semua orang cukup dekat untuk mendengarnya bicara. sesuai tebakannya, itulah yang mereka lakukan, berlari dengan menggendong peralatan perang mereka dan mulai menghujaninya dengan kilatan lampu kamera dan lensa kamera yang terus merekam. 

Tak ada gunanya menghindari hal ini, itu hanya akan membuat spekulasi lain yang mungkin bisa merugikan Karina dan membuatnya memiliki alasan lain untuk meninggalkannya. 

"Park Joon hae, apakah kabar pernikahanmu benar?"

"Apakah dia salah satu kru di film mu yang sekarang?"

"Kenapa kau menyembunyikan pernikahanmu?"

Ribuan pertanyaan menyerbunya, membuatnya hampir kehilangan kesempatan menjawab. berusaha cukup tenang untuk mengedalikan situasi, Joon Hae mengangkat tangannya agar mereka menunggunya merespons.

Butuh beberapa detik, meski beberapa masih menggumam ribut di sekitarnya. Joon Hae akhirnya bisa mengatakan sesuatu setelah membasahi tenggorokannya yang tiba-tiba kering.

Emmergency Encountered (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang