Part 6

15 2 0
                                    

kepalaku rasanya berputar-putar, aku bahkan berpikir aku tak lagi memiliki tubuhku. rohku seakan sedang berjalan-jalan kesana kemari meninggalkan fisikku yang kosong. yang bahkan tak mampu untuk kukendalikan. Aku tak bisa lagi mengurutkan bagaimana kejadian itu bermula, kalau saja itu sebuah film aku pasti sedang berada di akhir episode. saat lagu penutup mulai terdengar dan scene terakhir membeku dan tak akan berhenti bergerak hingga penayangan episode berikutnya di minggu depan. sungguh, aku berharap kejadian itu tetap berhenti dan aku bisa lari dari sana. aku sama sekali tak menginginkan menjadi bintang utama dalam lensa kamera itu. AKULAH kamera itu, sosok tak terlihat di balik layar yang mampu menangkap momen yang menakjubkan. 

Tubuhku bergetar di atas tempat tidur yang baru saja susah payah kutinggalkan, aku kembali ke tempat ini dengan situasi yang semakin kacau. aku hampir melupakan lukaku kalau saja rasa nyerinya tak sehebat ini. di kepalaku bermunculan banyak skenario hebat, tapi sayangnya semuanya terasa menakutkan. aku sudah pernah banyak melihat hal-hal seperti ini di drama korea itu, mengalaminya sendiri? aku pasti sudah gila. 

"Sekarang kau tahu kenapa aku melarangmu keluar dari tempat ini?" 

Suara itu membuatku mendongak, meski dengan perasaan yang begitu berantakan. oh bagus sekali! kekacauan seperti ini dan dia mengolok-olokku, sekarang aku tahu? memangnya kenapa kalau aku tahu? itu membantu? aku sungguh membencinya sekarang, begitu membencinya sampai aku ingin meledak disini dan membuatnya hancur lebur bersamaku.

"pergi!" aku tak punya kekuatan lagi untuk berdebat dengannya, semuanya sudah terkuras habis. aku hanya ingin malam yang tenang. 

"Kau tak bisa memerintahku di rumahku sendiri." jawabnya tenang.

Benarkan? aku mendengus, tentu saja dia akan semenyebalkan ini.

"percayalah, aku benar-benar berharap aku yang meninggalkan rumah terkutuk ini, tapi kurasa itu tak akan memperbaiki keadaan. jadi...kalau kau mau mengasihani dirimu sendiri...pergilah!" aku memandang matanya, tapi dia bergeming di tempatnya. wajahnya tanpa ekspresi mengamatiku sebelum bicara.

"Mengasihaniku? memangnya apa yang akan terjadi padaku?" Dia melipat tangannya, raut wajahnya menantangku.

"Karena kalau kau tak segera keluar dari tempat ini, aku takut aku akan membunuhmu." kata-kataku keluar dengan geraman yang kutahan, tanganku meremas selimut tebal dibawahku, karena apa yang kukatakan itu kenyataan...well, mungkin tak membunuhnya tapi membuatnya diantara keduanya.

 Dia tertawa, "Kurasa aku meragukannya."

Sudah cukup, dia sungguh membuat kepalaku pecah. "Baiklah! aku pinjam kamar mandimu, kurasa hanya disana aku  bisa dapat ketenangan. oh...mungkin kau tetap akan masuk, tapi lihat saja besok pagi aku akan melaporkanmu karena kau mencoba berbuat mesum denganku."

"YA!!!" dia berteriak, tangannya menunjuk ke wajahku, "Kau benar-benar..."

"Apa???" aku memotongnya, beranjak berdiri dan berjalan melewatinya. ah sial!!! dimana kamar mandinya?? ini menyebalkan...aku menarik nafas berat berusaha menahan air mataku yang akan keluar karena kemarahan ini. hari ini sungguh hari yang melelahkan dan menyakitkan, aku sama sekali ak pernah mengharapkan hari penuh drama ini terjadi padaku. Ya Tuhan! aku hanya ingin hidup normal dan menjalani mimpiku. tapi setelah kejadian ini, aku tak perlu susah berpikir....semuanya sudah hancur.

Apa yang akan wartawan itu tulis di media mereka besok pagi? aku, dengan pakaianku yang tampaknya seperti pelacur yang baru tidur dengan artis itu. aku mengacak-acak rambutku frustasi sambil berjalan kesana kemari menyusuri ruang tengahnya yang luas. air mataku hampir tumpah lagi saat aku mengingat galih dan karirku, apa yang akan dikatakan laki-laki itu? apakah dia akan berpikir aku menerima tawaran kerjanya hanya karena ingin menggoda seorang artis tampan? kedengarannya murahan kan? dan bagaimana dengan orang-orang di tim produksi film itu? apakah aku masih diijinkan bekerja dengan mereka? sungguh aku sudah membuat skandal yang luar biasa...berkencan dengan sang aktor utama. aku tak yakin mereka menginginkan publisitas semacam itu. HAH!!! kesimpulannya semuanya sudah berakhir. tak akan ada lagi masa depan cerah, mungkin hanya akan ada gadis pengangguran yang bahkan nasib nya lebih malang daripada saat dia berada di negaranya sendiri.

Emmergency Encountered (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang