Bintang, kau walaupun kecil
kau bersinar dengan cahayamu sendiri
walaupun kau kecil tapi bisa menghiasi dalam kegelapan malam
bintang aku ingin sepertimu, bersinar dan selalu menyinari
malam yang indah membuatku tidur nyenyak setelah kegiatan ku penelitian yag melelahkan di RS. Tak terasa sudah tersenyum terang sang mentari.
“Sayang.... cepet bangun emang ga sekolah ?”. kata mama sambil teriak dari bawah.
“Emmh.... iya bu, bentar lagi?”. Kata ku sambil mengucek mata.
“emang kamu masih ga enak badan ?”. kata ibu
“Haduh, pasti dikira aku sakit lagi”. Kataku dalam hati.
“Enggak bu, iya ini mau turun, masih ngambil baju.” Kataku dengan cekatan turun dari ranjang.
Setelah selesai semua akhirnya aku pun siap pergi kesekolah sama ibuku, seperti baby sister aja. Sesampainya di sekolah seperti biasa kita kumpul bertiga ketambahan Esty.
“Eh nda kamu sehat kan ?” kata Esty sambil memegang keningku.
“Sehat lah, emang aku sakit apa coba?” kata ku bertamya pada esty
“Iya kan kemarin kamu sempet pingsan di RS”. Kata esty
“Nda itu ga sakit Ty, tapi sakit rindu sama kak rendi” kata riri bercanda
“Kamu mulai deh ri, bete nih”. Kata ku dengan muka cemberut.
“Jangan gitu donk Ri, Anda marah lho”. Kata esty memihakku.
“Aku kan mak Comblang nya, jangan gitu dong nda kan Cuma bercanda.” Kata riri sambil mencubit muka ku.
Setelah sekian menit bercanda akhirnya pelajaran pun di mulai.
****
Jam istirahat adalah waktu yang paling menyenangkan bagi semua siswa terutama kita bertiga. Kita selalu punya tempat nongkrong yang pas. Yaitu kantin bangku nomor tiga. Mungkin itu tempat legendaris bagi ku dan riri.
“Ri, Nda kamu makan apa ?” kata esty bertanya pada ku dan riri
“Mi goreng aja sama sosis, seperti biasa”. Kataku mantap
“Kalo aku mie rebus, yang pedes ya.” Kata riri
“Oke aku pesenin ya”. Kata esty sambil pergi
Setelah sekian menit menunggu akhirnya pesenan kita bertiga datang juga.
“Permisi ini pesenanya mbak”. Kata ibu kantin
“Yuk serbu, jangan lupa berdoa”. Kata esty yang solehah
Dengan semangat aku langsung menyantapnya setelah berdoa.
“hahhh...hu...hah....mana minum” kata ku sambil mengipas-ngipas mulut ku yang terasa kebakar.
“Ha... kenapa nda, ini minum dulu” kata esty panik
“gimana ri udah mendingan?” kata riri
“ini mie nya pedes banget emang di kasih bumbu cabe ya?” kata ku yang masih kepedesan.
“mungkin, soalnya tadi aku Cuma bilang mie instan goreng gitu doang, emang ga suka pedes ya?” kata esty yang polos
“Nda itu ga doyan pedes ty, dia itu anti cabe, aku kira kamu sudah tau, makanya aku diam aja.” Kata riri santai
“Maaf ya nda aku ga tau, giman kamu mau pesen lagi, apa gimana, biar aku pesenin”. Kata esty yang merasa bersalah.
“Ga usah ty, gapapa kok, santai aja, jangan panik gitu”. Kata ku menenangkan esty yang panik
Setelah selesai makan semua akupun masuk kelas lagi dan pelajaran seperti biasa. Setelah pelajaran selesai akupun pulang. Sesampainya di rumah beraktifitas seperti biasa dan sorenya pun aku harus pergi les. Seperti biasa aku di anter ibu ku sampai tempat tujuan.
“bu Nda masuk dulu, nanti kalau waktunya pulang aku telfon”. Kata ku
“Oke, ibu pulang dulu ya”. Kata ibu
Kantongku terasa bergetar, ternyata ada sms masuk di hp ku, aku pun membuka pesan itu
“Nomor baru lagi, resek ini orang”. kata ku
“ Dek gimana sekolahnya lancarkan ?, jangan manja terus, belajar mandiri kan habis ini udah kuliah”.
Aku pun membalasnya
“ ini siapa sih, tolong di bales cepet”
Langsung ada respon
”kok adikku jadi galak gini ya, kenapa ? ini kak gio sayang, kamu kok berubah kenapa ?
“Lho ini beneran kak gio ya, kok nomornya beda?”
“iya sayang, nomornya yang biasa juga bisa, tapi nomor ini juga bisa. Ngomong-ngomong kenapa kok balesnya tadi gitu”
“beberapa hari ini kan ada sms, tapi nomornya baru, aku ga tau itu siapa. Jangan-jangan kak gio ya, jailin aku”
“mana mungkin kak gio jailin kamu, ini aja baru ada waktu longgar karena tugasnya berkurang di kampus”
“la terus siapa dong kak ?, oh...iya kak gio kapan pulang kangen berat nih kak”
“mungkin temenmu yang jail, kak gio dua minggu lagi baru pulang soalnya tugasnya deadline semua minggu depan. Udah dulu ya mau nganjutin jam kuliah dulu. Salam buat ibu”
“Oke kak, semangat ya”
Akupun melanjutkan les ku sampai selesai, akupun pulang dengan keadaan lega karena tugas yang di kumpulin buat besok sudah selesai berkat bantuan dari peri-peri di les-lesan
Ketika aku mau tidur hp ku pun bergetar
“Kalau ga suka pedes, jangan makan pedes ntar sakit” dari nomor kemarin
“nomor yang kemarin lagi, siapa sih dia kok bisa tau rutinitasku”
Aku pun segera membalas
”sebenarnya kamu itu siapa sih, tolong di bales”
Sambil menunggu akupun menganalisis sendiri
“yang tau tentang hari ini Cuma aku, riri sama esty, kalau esty otomatis bukan dia, esty aja baru tau hari ini kalau aku ga suka pedes. Apa mungkin riri?, mungkin dia jailin aku, tapi dulu aku tanya dia ga tau, apa mungkin riri jadi mata-matanya seseorang ?.” kata ku berbicara sendiri.
Balasanpun akhirnya datang
“kamu ga perlu tau siapa aku, yang penting aku tau siapa kamu dan keadaanmu”
“buat apa tau siapa diriku dan keadaan ku. Apa itu penting” balasanku
“Penting bagiku belum tentu penting bagi mu –you are my Star-”
“Kamu ngomong apaan sih, dasar lebay” balasanku
“Bentar-bentar, LEBAY, kok bisa-bisanya aku bilang lebay ya, apa mungkin dia ? ga mungkin, jangan sampek itu dia” kata ku bicara sendiri.
Akupun sampai ketiduran menunggu balasan dari nomor itu. sampai pagi pun aku bangun seperti rutinitas biasa. Dan siap untuk pergi kesekolah. Seperti biasa hari ini pelajaran fisika.
Aku di bangku masih sempat kepikiran tentang nomor yang kemarin.
“Nda kamu bengong aja ntar kesambet lho” kata riri
“Ri, sepertinya di sekitarku kok ada mata-mata ya, kok dia tahu tentang rutinitasku sehari-hari. Apa mungkin kamu mata-matanya”. Kata ku sambil menunjuk riri
“Emh..... kamu apaan sih nda. Tuh oma bentar lagi sampek bangku kita ngecek PR seperti biasa, mana punya mucepet keluarin”. Kata riri gugup sambil membuka bukuku
“Tumben bener ngerjainnya, ga nyontek kan ?” kata oma (guru fisika)
“Enggak kok bu, ini kemarin fokus-fokusnya bu” kata ku
“Lanjutin terus” kata oma
“Eh ri, aku penasaran banget, karena yang tau banyak tentang aku itu kam”. Kata ku melanjutkan percakapan di sela-sela jam sekolah
“Emh.... Enggak mungkin lah ri, mungkin ada anak lain yang jadi mata-mata si Mr.X itu, sebut aja git”. Kata riri
“Mungkin, tapi aku akan berusaha mencari, dan membuat dia mengaku siapa sebenarnya dia” kata ku optimis.“Semangat ya, Semangka !!!”. Kata riri menepuk pundakku
Akupun masih penasaran dan curiga pada riri, tapi aku ga punya bukti kalau riri mata-mata ataupun pelakunya. Aku hanya berusaha dan merenung.
&&&&
Makasih udah mampir. Tunggu lanjutan ceritanya ya.
Salam kenal untuk semua reader –iin- 😁😊
![](https://img.wattpad.com/cover/59453586-288-k768234.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Vs Doctor
AcakPerjalanan kisah Cinta seseorang yg benci terhadap dokter dan menjadi Cinta pertama dan sejati