Tiga Puluh Empat : Ultah Rendi apa Rere ??

3K 96 22
                                    

Hari demi-hari ku nikmati masa maba ku, ku nikmati jurusanku, kunikmati perkulihaan dengan senyuman.
Hari ini adalah hari yang mana aku harus menepati janjiku untuk pergi ke acara ulang tahunya rendi, tak terasa aku sudah lama kenal dengan rendi, aku menganggap rendi bukan orang asing lagi.
Ku siap menuju kampus bersama riri mumpung ada jam bersamaan walaupun beda tempat dan jurusan.
Ponsel di tasku tiba-tiba bergetar, di layar ponsel ku tertulis panggilan masuk dari mama, aku langsung sigap mengangkat ponselku,
“Hallo ma, gimana kabarnya?”
“Hallo, Ai, mama kangen banget sama kamu, mama sehat kok, ini mama baru pulang keluar kota setelah 4 bulan lebih mama di sana”
“Ai juga kangen banget sama mama, mama kok ga ada kabar pasti di sana sibuk ya”.
“Iya sayang maafin mama, mama sibuk banget”.
“Iya ma gapapa, Ai paham kok, ngomong-ngomong mama kenapa tiba-tiba telfon?”
“Gini Ai, mama mau ngundang Ai nanti malam datang ke ultahnya anak mama, si rere. Ai bisa kan, mama kan juga kangen banget sama Ai”.
“Emh,... gimana ya ma, emm..”
“Kenapa Ai, Ai ga kangen sama mama?”
“Emm... Ya udah deh ma, sampai jumpa nanti malam ma”.
Wajahku seperti tisu yang kusut, bingung dan galau. Aku bingung harus bilang apa ke rendi.
“Nda habis telfonan kok murung gitu kenapa emang?”.
“Gimana ga murung ri, kamu tahu kan nanti  malem ultahnya rendi, tadi mama telfon nanti malem anaknya juga ultah, terus aku harus ke sana, terus janjiku sama rendi gimana ri?”
“em... gini aja nda kamu bilang jujur aja sama kak rendi, mungkin dia juga ngertiin kamu nda”.
“Aku malu trus ga enak juga ri, aku sudah janji.”
“Kamu minta maaf aja nda sama kak rendi, baru besok atau lusa kamu ketemuan aja sama kak rendi sebagai tanda permintaan maaf”.
“Ya udah deh ri, coba aku telfon aja nanti si rendinya”.
Aku pun dan riri terpisah oleh waktu untuk masuk kampus, aku harus ke fakultas ekonomi dan riri ke fakultas kesehatan.
Di dalam kelas aku hanya diam tanpa konsentrasi dengan mata kuliah. Aku hanya memikirkan masalahku.
Setelah selesai jam mata kuliah aku pun keluar ruagan dan menenangkan diri di taman, aku menata kata-kataku untuk menelfon rendi. Aku siap kalau harus rendi marah dengan ku.
Ku ambil ponsel di tasku dan ku siap menelfon rendi.
“Hallo, ren”
“Hallo manja, tumben telfon”.
“Emm... ren aku mau minta maaf”.
“Minta maaf buat apa?”
“Aku kemungkinan tidak bisa datang untuk malam nanti di ultah mu karena aku ada acara juga”.
“Kemarin kan kamu juga udah janji nda?”
“Iya maaf banget ya, tapi sebelumnya aku ucapin selamat ulang tahun ya, semoga makin berkah semuanya dan menjadi pribadi yang lebih baik”.
“Heem.... makasih”. *Tut*tut*tut. Rendi langsung mematikan ponselnya sebelum aku menutup dengan kata-kata ku, mungkin dia marah dengan ku karena sudah ingkar janji padanya.
****
Malam pun tiba, tapi tidak seperti biasanya bintang tertutup dengan awan hitam, air turun tiada henti. Mungkin lebih tepatnya ini seperti perasaan ku dan perasaan rendi.
Aku sudah siap kalau sewaktu-waktu hujan reda aku berangkat. Aku duduk di ruang tamu dan menunggu balasan dari mama, dimana tempat acaranya
Ponsel di tanganku bergetar tanda pesan masuk. “Ai, ini tempatnya di hotel Teratai Indah, di ruang Lotus”.
“Iya ma, maaf ma mungkin Ai agak telat soalnya masih nunggu hujan reda”.
“Iya Ai gapapa yang penting datang, ini acaranya udah di mulai, mama tunggu lo”.
Waktu berlaku begitu cepat tak terasa udah satu ja aku menunggu hujan reda, akupun berangkat dengan di antar kak gio, walaupun pakai mobil tapi kak gio paling anti kalau hujan harus mengendarai mobil jadi mau tidak mau harus nunggu hujan reda.
Aku berangkat mengenakan dres crem dengan campuran warna pink dan fantofel pink. Aku akhirnya sampai di hotel yang di maksud mama. Aku masuk sendiri tanpa ada orang yang aku kenal.
“Maaf, ada yang bisa saya bantu”. Salah pelayan hotel
“iya ini saya dapat undangan ultah, atas nama rere”.
“Oh...mari saya antarkan”. Aku pun di antarkan menuju ruangan tersebut. di depan ruangan itu terlihat mama yang lagi berdiri seperti orang yang kebingungan. Akupun langsung menyapanya.
“mama”.
“Ai, akhirnya kamu datang juga”.
“Maaf ma Ai telat banget, mama ngapain di luar kok ga di dalam, emang acaranya sudah selesai ya”.
“Acara intinya udah selesai Ai, ini di dalam tinggal acara makan-makan, Ai mau masuk?”
“Kalau mama di sini ngapain Ai masuk, kan Ai kesini buat mama, mama kok murung gitu kenapa, mana anak mama”.
“Gimana mama ga murung Ai, Rere marah karena temennya yang di tunggu-tunggu tidak dateng, setelah acara inti dia langsung keluar entah kemana”.
“Mama yang sabar, mungkin itu orang spesialnya rere”.
“Kamu panggilnya kak rere ya Ai, kan mama udah nganggep kamu anak mama sendiri”
“Iya ma, kita cari kak rere aja yuk ma, mungkin masih di sekitar sini”.
Tak lama kemudian pelayan hotel pun datang dan ia berkata “Maaf bu, tadi saya melihat anak ibu di taman belakang bu”.
“Iya udah saya akan kesana makasih ya”.
Akhirnya aku dan mama menuju ke taman belakang dan membujuk rere untuk kembali keruangan tersebut.
Terlihat di taman rere yang membelakangi aku dan mama nampak diam dia hanya berdiri di dekat pohon.
“Re, kamu kenapa sih kok sampai seperti ini”. rere tetap tidak mau menoleh ke belakang ke arah mama, dia hanya diam.
“re coba kamu hadap sini dong sayang, ini mama mau ngenalin Ai, yang udah mama ceriatain kemarin, dia jauh-jauh datang kesini buat ultah kamu lo”. Dia tetap diam.
Dalam hati aku merasa bingung dan penuh tanda tanya, padahal dia bukan anak kecil lagi yang suka ngambek, aku berfikiran semua orang yang sudah bekerja mempunyai pikiran dewasa ternyata banyanganku salah, rere yang sudah bekerja ini seperti anak kecil. Aku mencoba membantu mama untuk membujuk rere.
“Kak rere, kenalin aku Ai”. aku kenalan dari jarak yang cukup jauh dari rere.
Mama menunggu ku di kejauhan, Akupun mendekati rere untuk berkenalan langsung, ku ulangi perkenalanku tadi. “Kak re, kenalin aku Ai, kak rere tolong kembali ke ruangan itu ya, ga enak tamunya di tinggal”.
Dia langsung berkata dengan nada keras., “Kalau aku tidak mau ya tidak, kamu jangan ikut cam.....” dia langsung menoleh kearahku, perkataanya langsung terhenti setelah melihatku.
Aku pun dengan rasa kaget setelah melihatnya dan kita berbicara bersamaan, akupun berkata“Rendi”. “Nda” kata dia.
Mama melihat kita berdua merasa kebingungan dan penuh dengan tanda tanya.
“Kalian berdua udah saling kenal?”.
Aku dan rendi masih terdiam, tidak percaya. Akupun duduk di taman bersama mama dan rendi.
“coba jelasin ke mama re, kamu kok bisa kenal sama Ai?”. rendi masih terdiam dan akhirnya menjawab.
“Iya ma, aku udah kenal lama sama Nda”.
“terus kamu Ai, sejak kapan kamu kenal sama rere?”
“Udah lama ma, sejak SMA”.
“terus kalau sudah saling kenal kenapa waktu mama bilang tentang rere ke Ai dan sebaliknya kalian ga bilang”
Rendi langsung menjawabnya, “Kan aku juga ga tau ma, kalau yang mama maksud Ai itu Nda”
Aku pun menguatkan argumen nya rendi, “Maaf ma, Aku juga ga tau kalau rendi itu rere”.
“Aduh,.... mama pusing mikirnya, lebih baik kalian berdua masuk keruangan dulu, untuk jelasinya besok aja”.
“ENGGAK”. Kataku bersamaan dengan rendi.
“kompak banget jawabnya, emang kenapa, ga enak masak tuan rumahnya ga ada”
“emm...plissss ma, jangan suruh kita masuk”. Kata rendi memohon pada mama.
Untuk saat ini aku harus berdamai dengan rendi karena demi keselamatan bersama, apa kata yang lain kalau aku dan rendi masuk, pasti akan jadi trending topik, apalagi semua orang yang di undang rendi orang yang kebanyakan udah kenal baik dengan ku. Pasti rendi juga punya pikiran yang sama dengan ku.
Akupun menguatkan argumennya rendi untuk saat ini, aku harus bekerja sama denganny, “Iya ma, Ai mohon jangan suruh kita masuk”.
Mama hanya terdiam dan akhirnya .....

&&&&
coba tebak rendi sama nda akan masuk apa tidak ??
selamat membaca 😊😊
Tunggu lanjutan ceritanya ya. 😊

Me Vs DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang