Tiga Puluh Dua : Dunia Itu Sempit

3.1K 98 7
                                    

Akhirnya aku dan rendi pergi membeli ice cream di cafe biasa dan mengingatkan ku tentang hal kemarin, aku mengingat hal itu dan menahanya dalam hati. Sore itu aku nikmati jalan bersama rendi sebagai tanda maaf.
***
Ospek sudah tiba, almamater sudah menunggu ku, jurusan yang aku inginkan akan segera ku nikmati di tempat ini. ospek hari pertama akan ku jalani. Kuawali dengan senyuman dan kegembiraan.
“Hai nda, gimana udah siap ospek?”. Tanya riri penuh semangat dan penuh kegembiraan.
“Udah dong, kita di suruh ngapain ya sama senior kita?”.
“Palingan suruh kayak orang gila, haha”. Riri tertawa penuh kenyakinan kalo ospek bakalan seru.
Aku masuk di dalam Sport Center untuk mengikuti upacara pembukaan. Dan di lanjut kegiatan di graha univ.
Awal Ospek di awali dengan tata tertib dan di lanjut dengan kegiatan per jurusan. Untuk jurusan ekonomi agak ribet dan perlakuanya sangat ketat.
“Untuk adik-adik tingkat jurusan Ekonomi, besok di haruskan memakai ID card berukuran 15 cm, memakai pakaian hitam putih dan memakai topi dari kardus bertuliskan jurusan ekonomi.” Suara keras dari kakak senior.
“Iya kak”. Semua serempak menjawab. Setelah itu kegiatan di lanjut dan jam makan siang semua mahasiswa baru di istirahatkan.
“Hei, boleh aku duduk di sini”. Kata laki-laki yang sejurusan dengan ku.
“Em... iya boleh kok, duduk aja”.
“makasih, kenalin aku Andre, kamu siapa”. Dia mengulurkan tangannya untuk berkenalan.
“Aku Ainda, panggil aja Nda”. Aku menjulurkan tangan ku dan bersalaman. Kita berdua mengibrol bersama dan menikmati makanan yang kita pesan, walaupun kita baru bertemu rasanya seperti sudah lama kenal.
Waktu istirahat sudah selesai, dan waktunya di lanjut untuk kegiatan.
***
Setelah selesai ospek hari pertama aku menyiapkan untuk ospek hari kedua besok. Tugas yang di berikan.
“Nda kamu buat apaan, kok berserakan?”. Ibu melihatku di balik pintu kamarku, yang penuh dengan potongan kardus .
“Eh ibu, ini bu buat tugas, disuruh buat topi sama Id card”.
“Ini kan sudah malam nda, kamu istirahat dulu aja”. Ibu sambil membersihkan kardus yang berserakan.
“Iya bu abis ini aku istirahat, biar kelar dulu”.
“Ya udah, ibu tidur dulu ya”. Ibu pergi dan menutup pintu kamarku.
Pukul 01.00, tugas ku baru selesai dan aku mulai tidur menikmati malam ku.
***
Pagi yang cerah, mentari pagi menemaniku untuk memulai ospek hari kedua ini.
“Bu aku berangkat dulu ya?”. Sambil membawa tugas yang agak ribet ini.
“Nda makan dulu, ini ibu sudah siapin”. Sambil berteriak kepadaku yang secepat kilat keluar dari rumah.
“udah mepet bu, aku berangkat dulu, Asslamaualaikum”. Aku mengenakan sepeda motor dan langsung berangkat.
Sesampainya di kampus aku, langsung mengikuti upacara di lapangan bersama seluruh mahasiswa baru.
Rasa panas tak tertahankan, lemas dan lesu sudah mulai menyambarku. Rasanya aku sudah tidak kuat lagi untuk berdiri di tempat ini, badanku seperti melayang.
“Aku di mana.” Aku melihat di sekelilingku ruangan yang dingin, rapi putih dan bersih, di sampingku banyak orang yang di atas ranjang tak sadarkan diri. Tak lama kemuadian ada seorang laki-laki yang membawa stetoskop dan membawa beberapa obat di tangannya.
Aku melihatnya tidak begitu jelas.
“Nda kamu sudah sadar juga akhirnya”. Dia menyapaku ketika aku melihat ke arahnya.
“Rendi, ngapain kamu di sini”. Aku melihatnya penuh dengan tanda tanya di kepalaku, rasanya tambah pusing.
“Seharusnya aku yang tanya, ngapain kamu kok bisa disini, pasti tadi pagi kamu belum makan, makanya kamu sampek pingsan disini”.
“kamu kayak para normal aja, kamu mau ngapain”. Dia berusaha meraih tangan ku tapi aku menghindarinya”.
“Aku mau lihat nadimu masih lemah enggak”. Rendi memaksa tangan ku dan meraba dengan dua jarinya ke nadi ku.
“Kamu harus jawab dulu, kenapa kamu kok sampek disini”. Penyakit kepo ku sudah mulai kumat lagi.
“Dasar kepo, aku di tugaskan membantu tim kesehatan di sini, pasti kalau ospek begini kan banyak yang tumbang”.
Dengan kekepoanku aku melanjutkan pertanyaan lagi. “bukanya kamu hurus kerja di rs ya?”.
“Iya karena Rumah sakit yang aku tempatin itu punyanya univ ini, jadi setiap mahasiswa semester akhir magangnya di sana, dan kalau kompeten bisa di angkat di RS itu”.
“Tapi bukanya kamu bukan lulusan dari sini”.
“Emang, tapi aku di angkat di RS itu”.
“Kamu mujur banget sih, langsung di angkat di sana, kamu pinter juga kelihatanny”.
“Hello.... emang aku pinter sejak lahir kali”.
“dasar dokter lebay”. aku mulai berantem walaupun sikonya tidak mendukung. Dia merawatku dengan penuh kehati-hatian dan kesabaran menghadapi ke kepoanku.
Mahasiswa di sekelilingku yang sedang sakit pun melihatku karena tingkahku bersama rendi.
“dok aku minta obat, soalnya pusing banget”. Suara perempuan se ospek dengan ku,  yang ada di dekatku.
“Iya, biar aku periksa dulu ya”. Dengan sabar rendi langsung menuju ranjang sebelahku. Rendi memeriksa dengan sabar dan memberi obat.
Karena aku sudah merasa enakan aku pun beranjak dari tidurku dan melanjutkan untuk mengikuti kegiatan.
“Ren aku kembali ya, makasih”.
Rendi menjawabnya tapi tetap fokus memeriksa “Iya nda hati-hati, eh nda jangan lupa makan jangan sampek kayak tadi lagi”.
“Oke, Dokter leb... maksudku dokter rendi”. Aku hampir keceplosan di hadapan mahasiswa lain. aku keluar dari poliklinik dan menuju ruang kegiatan ospek.
Rendi dengan cekatan akhirnya selesai juga memeriksanya.
“Udah selesai, ini obatnya setelah makan di minum ya”. Rendi memberikan obat itu.
“Makasih dok, itu pacarnya dokter ya, kok kelihatnya perhatian banget”.
“Emm..... Doakan aja”. Wajahnya rendi  me merah seperti tomat karena malu.
“Ow.. jadi dokter masih PDKT nih ceritanya, emang baru kenal ya dok kok ”. Sambil tertawa.
“udah lama kok, sejak dia SMA, tapi masih belum di satukan”.
“Sabar dok, pasti indah pada waktunya”.
“Makasih saranya, mending kalo kamu masih pusing tiduran aja di sini, aku mau memeriksa yang lain dulu. rendi meninggalkannya dan menuju mahasiswa sakit yang lain.

&&&&
Mkasih udah baca. Nantikan lanjutan ceritanya ya.😊😊😊
Yuk baca ceritaku yg lain ya "Macaron Love Story"

Me Vs DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang