Sembilan Belas : HNY 2017

3.3K 104 1
                                    

Welcome to 2017.
Indahnya bintang di pergantian tahun ini membuat kenangan tersendiri,
Ku koreksi semua lembaran 2016 dan ku siapkan lembar baru untuk tahun 2017.
Ku kan memulai dengan hal baik dari tahun sebelumnya.
Tok*tok*tok
“Assalamualaikum.”
Terdengar suara dari luar rumah, seperti laki-laki dan suaranya tidak asing di telinga ku.
“Iya waalaikum salam”. Jawab ibu sambil membuka pintu,
Terlihat tampat dengan balutan kaos putih dengan jaket dan sepatu ket. Sopan dan ramah. Mencium tangan ibu.
“eh... Nak rendi, silahkan masuk”. Kata ibu penuh senyum.
“Makasih tante”. Sambil masuk rumah.
“Nak rendi duduk dulu, biar tante panggilin Nda”. Sambil pergi menuju kamar ku.
Setelah lama menunggu rendi pun di temani kak gio.
“Hei, oh kamu ya yang namanya rendi, pembinanya Nda”. Sambil menjabat tangan.
“Iya, oh ini ya kakak nya Nda,” sambil bertanya balik.
“Kok ga asing ya, apa kita pernah ketemu ya Sob”. Biar tambah akrab.
“Iya lah kita satu Univ, Cuma beda jurusan”. Jelasnya.
“Jangan bilang yang Nda temuin pas aku wisuda itu kamu”. Muka penasaran.
“Iya itu aku bro”. Sambil tertawa girang.
Mereka berdua seperti teman yang deket dia mengobrol sambil tertawa-tawa menggelegar. Tanpa melihatku kalau aku udah di belakangnya kak gio saking asyiknya.
“Woii... kalian berdua itu kaya reuni aja ya”. Kata ku mengagetkan mereka berdua.
“Eh, Nda ternyata aku se angkatan lho sama rendi”. Kata kak gio memberitahuku.
“Basi kak, aku udah tau dari dulu, weekkk”. Kata ku sambil julurin lidah.
Kita berlima, aku, kak gio, ayah, ibu dan rendi menikmati BBQ dan api unggunan di halaman rumah, memang jarang aku ngerasaain seperti ini setelah di tinggal ayah ku kerja di luar kota dan kak gio yang kuliah di luar kota, mungkin ini sederhana tapi bahagianya istimewa.
“Nda ni sosis bakar buat kamu, spesial bakaran ku sendiri nih”. Rendi Menjulurkan sosis bakar ke samping mukaku.
Terdengar suara dari belakang yang membuat ku malu dan kesal.
“Cie-ciee.... lanjutkan Sob”. Kata kak gio dengan suara keras.
“Apaan sih kak, nih rasaain”. Ku lepas sandal ku terbangkan dan mendarat pas di pinggul kak gio.
“Auchhh.... gitu aja marah, buas kamu Nda”. Sambil cengar-cengir kesakitan.
“Makasih Ren, sosisnya”. Sambil menikmati sosis bakar di suasana malam yang dingin.
Aku dan rendi duduk berdampingan menikmati indahnya malam dan bertaburan bintang di depan api unggun. Entah apa yang kubicarakan dengan rendi yang kadang-kadang menjengkelkan tapi juga membuatku tertawa, entah kenapa aku selalu tenang di sampingnya, melupakan masalah walaupun sejenak, dia seperti kak gio, dia hangat seperti halnya seorang kakak.
“Nda, besok aku ada acara sama temen-temen RS, ke pantai kamu mau ikut enggak?”. Tanya rendi sambil meniup coklat panas di tangannya.
“wihh... seru tuh, lama juga ga piknik, bentar tapi aku emang di bolehin sama ibu?”. Habis senyuman ku lontarkan dahi ku pun mulai mengkerut.
“Ya, nanti aku minta izin ke tante”. Sambil menyeruput minumannya.
“kenapa kamu ngajak aku, jangan-jangan kamu ga punya temen ya”. Akupun menggodanya.
“siapa bilang aku ga punya temen, aku ngajak kamu soalnya kamu kasian ga pernah piknik, weekk”. Membalas.
“Oh... kamu ngajak perang lagi nih, ceritanya, aku ladenin”. Kataku sambil berdiri.
“Kalian berdua ini kenapa sih, tadi tertawa-tertawa sekarang berantem, bosen aku lihatnya”. Kata kak gio sambil pergi ninggalin aku dan rendi.
“Tuh kan kakak mu jadi males”.
“Itu salah kamu bukan aku.”
“Udah-udah, aku aja yang ngalah. Aku ngajak kamu soalnya temen ku pada bawa pacarnya sendiri-sendiri, kan otomatis nanti aku di sana jadi obat nyamuk, ga ada temen ngobrolnya, jadi gimana nih kamu deal ga ikut aku”.
“Emh.... oke deh kamu kan emang perlu di kasiani”. Kataku sambil tertawa.
“Wah.... ngajak berantem nih anak”. Diapun menggapai tanganku namun kelewat.
Akupun berlari kesana kemari agar aku tidak tertangkap rendi, setiap kali aku tertangkap aku selalu menjerit di telinganya, itu jurus yang paling ampuh dari ku. memang sih seperti anak kecil tapi ini seru banget.
Tak terasa waktu pergantian tahun pun segera di nikmati oleh seluruh dunia.
Hitung mundur “3...2...1”
DOR*DOR*DOR
Kita semua menghitung bersamaan dan menikmati indahnya kembang api yang berwarna-warni di gelapnya malam. Suasana sepi menjadi rame dan penuh kegembiraan.
“Tante rendi mau minta izinnya”. Sambil menemani ibu duduk.
“Minta izin apa nak rendi”. Ibu bertanya
“Besok saya mau ngajak Nda berlibur ke pantai satu hari, tante ga usah kawatir kita kepantai bersama-sama temen-temen kerja, mumpung besok hari libur juga”. Rendi menjelaskan.
“Iya kalau tante sih ngijinin selama Nda emang bener-bener di jagain, kan Nda juga masih labil.”
“Iya tante Rendi jaga Nda dengan baik, oh iya tante Rendi mau pamit dulu”. Rendi menjabat tangan ibu dan di antarkan ibu keluar rumah.
Dia melihatu dari mobil dan tersenyum. Aku melihatnya dan memberikan jempol kepadanya.
****
Keesokan hari
“Bu, nih tasku berat amat sih, emang ibu isi apaan sih?” kata ku sambil menenteng tas ku yang gendut.
“itu baju sama topi dan perlengkapan lainya, kan besok pagi kamu baru pulang”. kata ibu.
“Tapi ga seberat ini juga kali bu”. Kata ku.
“Nda kamu makan dulu, itu udah ibu siapin di meja”.
“Ga laper bu”. Sambil membereskan pakaian.
Tok*tok*tok
“Ibu lihat dulu ya”.
Ibu turun dan membuka pintunya.
“Nda ini Nak Rendi udah datang cepet turun”. Teriak ibu.
“Ayo masuk dulu”. Mempersilahkan masuk.
“Aku udah siap, yuk berangkat”. Kata ku dengan penuh semangat dengan kaos pendek dan Topi pantai yang ku kenakan.
Akupun akhirnya berangkat dan menikmati perjalanan. seperti pawai semua temennya rendi membawa mobil sendiri dan ada juga yang membawa sepeda motor.  Akupun berempat di dalam mobilnya rendi bersama temen-temennya.
“Ren kelihatanya serasi nih”. Celetuk romi temen rendi dari kursi belakang.
“Apaan sih kamu rom, oh iya kenalin ini Nda dia murid PMR yang ku ajar”. Ngenalin aku pada kedua temennya yang couple.
“Salam kenal ya kak, aku Nda”. Sambil menjabat tangannya yang ada di belakang kursiku.
“Aku Reva, salam kenal juga, kalau orang di sampingku ini Romi, yang kebanyakan makan”. Sambil tertawa.
Akupun tertawa melihat mereka berdua yang ada di belakang mereka berdua lucu dan membuat geli di perut.
Setengah perjalanan aku merasakan aneh di tubuh ku, aku hanya diam, seperti ada yang salah di perutku. Aku menekan perutku agar tidak merasakan sakit.
“Nda kamu kenapa, apa kamu mabuk perjalanan?” kata rendi yang ternyata memperhatikanku.
“Enggak kok, mungkin hanya ngantuk aja”.
“Tumben diam eh ternyata ngantuk, tidur gih, ntar aku bangunin kalau udah sampek”.
Aku membalasnya dengan senyuman, aku sudah tak tahan sebenarnya dengan perutku yang seperti ini, aku pun memaksakan diri untuk tidur di perjalanan.

&&&&
Happy New Year 2017 buat semua readerku😚 . Semoga makin berkah dan bisa lebih baik dari tahun yang sebelumnya ya.
Makasih udah sabar nungguin update yang labil ini. 😊

Me Vs DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang